Profesi Profiler. Seolah Ambau tapi Bergerak Secara Nyenyat

Mr. I
kasta
Published in
5 min readDec 15, 2017

Makassar, Irsyad — Aduh!! Biasanya jam segini udah ada satu artikel tapi baru bisa nulis di jam segini. Btw judulnya ada dua istilah aneh tuh, “Ambau” dan “Nyenyat” artinya apa sih? Menurut KBBI yang saya akses daring, kata Ambau berarti terjun;menyerah. Sedangkan kata Nyenyat menurut KKBI adalah sunyi senyap;hening. Dalam IT ada istilah definis operasional nah definisi operasional dari judul saya kali ini adalah profiler pekerjaan yang bekerja secara diam — diam dan publik tidak tahu apakah suatu kasus hanya diselediki dari segi kejadian tanpa melihat sisi personallity penggugat, tergugat, dan orang — orang yang menjadi saksi. Eh ini bahasannya tentang hukum yah? Bukan tentang hukum sih sebenarnya tapi profesi ini berhubungan dengan pengungkapan suatu kasus. Saya tidak tertarik dengan hukum, tapi tertarik dengan profesi ini. Karena relate dengan IT, as simple as that. 😄😄

Bagi yang baru dengar profiler sebenarnya ada banyak penerapannya tapi terkadang orang mengaitkan profiler dengan kasus hukum dan terkenalnya pun dengan istirlah Offender Profiling a.k.a Criminal Profiling. Kayaknya orang — orang dengan background hukum sangat tidak asing dengan istilah ini. Jadi profler a.k.a offender profiling a.k.a criminal profiling adalah adalah alat investigasi yang digunakan oleh lembaga penegak hukum untuk mengidentifikasi kemungkinan tersangka (profil pelaku deskriptif) dan menganalisis pola yang dapat memprediksi tindak pidana dan korban di masa depan (profil pelaku yang prediktif). Tujuannya adalah penegakan hukum dengan penilaian sosial dan psikologis pelaku, memberikan evaluasi psikologis atas barang — barang yang ditemukan dalam kepemilikan pelaku dan menawarkan saran dan strategi untuk proses wawancara. Lima langkah dalam pembuatan profil mencakup menganalisis tindak pidana dan membandingkannya dengan kejahatan serupa di masa lalu (ITnya menerapkan Big Data yang bersumber dari data warehousing), sebuah analisis mendalam tentang TKP yang sebenarnya, mengingat latar belakang dan aktivitas korban untuk kemungkinan motif dan koneksi (ITnya adalaha SNA — Social Network Analysis), dengan mempertimbangkan motif lain yang mungkin, dan mengembangkan sebuah deskripsi kemungkinan pelaku yang bisa dibandingkan dengan kasus sebelumnya. Nah kalau kita analisis singkat lima langkah tersebut dunia “aing” sangat membantu kan. Terapkan big data yang sumber datanya dari data warehousing, penerapan social network analysis, penerapan metode penelitian dengan teori yang sesuai, analisis data dari berbagai metode, dan bantuan dari ilmu matematika seperti statistik, fuzzy logic dan lain — lain.

Kita bahas mengenai step — step dari profiler yang saya sudah bahas sedikit dari segi ITnya kemarin (read before article). Untuk praktikal secara teknis ITnya sudah saya bahas sedikit juga dan akan dilanjutkan di kesempatan lain (read about tweet analysis). Step yang saya jelaskan berikut saya kutip dari hasil baca tentang profiler yang dijelaskan Behavioural Analysis Unit (BAU) dan Federal Bureau of Investigation (FBI). Main stepnya adalah Profiling Input, Decision Process Models, Crime Assessment, Criminal Profiling, Investigation, dan Apprehension. Bahas satu — satu aja biar lebih jelas. Simak baik — baik ya dan review penggunaan bahasa serta penjelasannya. Gak bisa menjelaskan dengan sangat jelas, sekali lagi background saya bukan hukum dan saya tidak terlalu tertarik dengan dunia ini. Sekedar iseng — iseng yang berhubungan dengan IT, kali bisa diterapkan untuk dunia perbankan atau yang lain.

Profiling Input

Profiling input mempelajari semua bukti atau informasi yang terkait dengan kejahatan itu sendiri, namun tidak mencakup informasi tentang tersangka karena hal ini dapat menyebabkan prasangka dalam profil. BAU dan FBI mengambil analisis dari empat tahap pembuatan profil yang berbeda.

  1. Antecedent: Fase ini berkaitan dengan tindakan awal pembunuhan terhadap si pembunuh. Apa rencana dan motivasi yang dimiliki pelaku?
  2. Method and Manner: Ini termasuk demografi korban dan juga metode pembunuhan mereka.
  3. Body Disposal: Tahap ini memeriksa konsistensi dan metode pembuangan.
  4. Post-offense behaviour: Ini adalah ulasan tanggapan pembunuh terhadap penyelidikan dan media.

Kejahatan seksual dianalisis dengan cara yang sama namun dilengkapi dengan informasi tambahan yang berasal dari korban hidup.

Tahap usulan tambahan pembuatan profil pidana adalah hubungan kasus. Keterkaitan kasus mengacu pada proses untuk menentukan ada tidaknya hubungan diskrit antara dua atau lebih kasus yang sebelumnya tidak terkait melalui analisis TKP. Ini melibatkan penetapan dan perbandingan bukti fisik, karakteristik korban, karakteristik TKP, modus operandi (MO), dan perilaku tanda tangan di antara masing-masing kasus yang ditinjau. Ini bertujuan membantu mengarahkan sumber daya investigasi sekaligus membantu membangun hubungan hukum antara kejahatan.

Decision Process Models

Tahap ini mengambil masukan profiling dari tahap 1 dan mempelajarinya serta mengaturnya menjadi urutan tertentu, untuk menemukan pola. Rincian kejahatan seperti jenis, korban, motivasi pelaku, dan risiko pelaku tertangkap juga dianalisis pada tahap ini. Nah kan menemukan pola atau pattern, crawling bisa loh dengan cara ini.

Crime Assessment

Kejahatan diciptakan kembali untuk menentukan urutan kejadian yang terjadi dan interaksi antara mereka yang terlibat. Apakah kejahatan itu terorganisir atau tidak terorganisir juga ditentukan.

Criminal Profiling

Pada tahap ini, latar belakang pelaku, karakteristik fisik, kebiasaan, kepercayaan, nilai, dan perilaku sebelumnya dianalisis berdasarkan pada saat menganalisis TKP. Rekomendasi dari para profiler dibuat mengenai bagaimana untuk terus menyelidiki kejahatan dengan cara yang akan menyebabkan penangkapan pelaku. Ainsworth (2001) mengidentifikasi bahwa ada empat pendekatan utama terhadap profil pelaku. Pendekatan geografis adalah ketika pola dianalisis sehubungan dengan waktu dan lokasi TKP untuk menentukan di mana pelaku tinggal dan bekerja. Psikologi investigasi adalah pendekatan yang berfokus pada penggunaan teori analisis psikologis untuk menentukan karakteristik pelaku dengan melihat perilaku dan gaya pelanggaran yang dipancarkan. Pendekatan tipologis melihat karakteristik khusus dari TKP untuk mengkategorikan pelaku sesuai dengan berbagai ciri khasnya. Pendekatan klinis terhadap profil pelaku adalah ketika pemahaman psikiatri dan psikologi klinis digunakan untuk menentukan apakah pelaku menderita penyakit jiwa dari berbagai kelainan psikologis.

Investigation

Menerapkan profil untuk penyelidikan. Ini bisa termasuk penggunaan profil prediktif. Prediktif profil mencakup memprediksi kapan dan di mana pelaku serial mungkin melakukan kejahatan berikutnya, atau yang mana dari kumpulan tersangka yang paling mungkin melakukan pelanggaran tambahan. Dalam kasus penyerangan seksual, perilaku korban dan ingatan terhadap kata-kata penyerang, bau, tingkah laku, dan sifat pengenal lainnya dapat membantu polisi dengan identifikasi tersangka. Dan hubungan kasus menggunakan teknik pembuatan profil untuk menghubungkan kejahatan yang tampaknya tidak terkait dengan satu tersangka atau kelompok tersangka.

Apprehension

Tahap akhir ini melihat seberapa akurat dan berhasilnya profil tersebut dalam menangkap pelaku.

Nah itulah step — step untuk melakukan profiling. Sebenarnya cara ini juga biasa digunakan oleh aktor dan aktris untuk mendalami suatu karakter. Teringat salah satu maestro tari Pakarena. Saya dulu sempat bertanya, “Bagaimana itu menari?”. Terus beliau menjawab, “Coba jalan dan rasakan setiap napas, gerakan alam, keadaan sekitar, rasakan setiap gerakan kaki yang melangkah, tatapan mata, otak yang berpikir, desiran darah, serta semua yang terjadi”. Saya lanjut lagi bertanya, “Berarti semua orang bisa jadi maetro tari tradisi?”. Lumayan mengagetkan jawaban beliau, “Kalau tarian itu dari daerahnya sangat memungkinkan. Tapi kalau beda daerah sangat susah. Karena menari adalah kebudayaan, kebiasaan dan adat istiadat. Untuk jadi maestro tarian daerah lain, kamu harus menjiwai daerahnya, pelajari karakteristik penduduknya, dan bagaimana pola pikir serta pandangan hidup mereka”. OMG, kurang lebih langkahnya seperti profiler kan. BTW beliau sudah wafat, Alfatihah buat beliau. Beliau adalah Andi Ummu Tunru atau yang biasa dipanggil dengan Mama Ummu. Jadi pengen bahas Tari Pakarena. Tari yang menggambarkan siapa sebenarnya perempuan Sulawesi Selatan.

Featured image adalah hasil jepretan sendiri. Ceritanya lagi belajar fotografer dan kebetulan ada event Japanese di kampus (Nihon no Matsuri di Telkom University).

--

--

Mr. I
kasta
Editor for

Code using various programming language commonly based on JVM (Java, Scala, Groovy) with DBMS (Oracle, PostgreSQL & MySQL)