Lima Sekawan: Mari “Berpetualang” Menembus Berbagai Jalan Rahasia

Aditya Hadi Pratama
Podcast Buku Kutu
Published in
4 min readJun 16, 2019

Di artikel sebelumnya, saya telah menceritakan bagaimana saya mempunyai pengalaman “bertemu” dengan Sidney Sheldon dan buku-buku dari penulis kawakan tersebut ketika tinggal di rumah nenek, yang merupakan orang tua dari ibu saya. Pada waktu itu, kebetulan tante (yang merupakan adik dari ibu saya) mempunyai cukup banyak koleksi buku Sidney Sheldon.

Nah, saya juga mempunyai pengalaman menarik dari berinteraksi dengan keluarga dari sisi ayah. Sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar, saya sering pulang kampung pada saat lebaran ke kota asal ayah saya di Majalengka. Di sana, ada kakak dari ayah saya (biasa dipanggi Uwak), dan istrinya (yang anehnya juga dipanggil Uwak).

Seperti yang biasa saya lakukan di rumah nenek dari pihak ibu, saya pun aktif melihat-lihat setiap barang yang ada di rumah Uwak saya itu. Hingga akhirnya saya menemukan beberapa buku dengan judul yang sama, yaitu Lima Sekawan.

“Hmm, buku macam apa ini? Sampulnya menunjukkan beberapa tokoh anak-anak, dan ukurannya juga tidak terlalu tebal. Bukunya pun sudah cukup tua, sehingga mempunyai bau yang khas,” pikir saya pada saat itu.

Saya pun membaca beberapa buku tersebut dan langsung jatuh hati dengan ceritanya.

Bagi kamu yang belum pernah mendengar tentang Lima Sekawan (atau The Famous Five di bahasa aslinya), kisah ini sebenarnya menceritakan pengalaman dari beberapa anak remaja yang berbeda-beda di setiap bukunya. Hingga saat ini, telah ada 21 buku Lima Sekawan yang diterbitkan oleh penulisnya, Enid Blyton, dan diterjemahkan ke berbagai bahasa di seluruh dunia.

Kisah ini mempunyai beberapa tokoh utama:

  • Julian, tokoh pria yang paling tua di antara anggota Lima Sekawan. Dia mempunyai badan paling besar dan kuat, sehingga biasanya akan memimpin yang lain di setiap petualangan. Di awal cerita, dia baru berusia dua belas tahun.
  • Dick, adik laki-laki dari Julian. Badannya lebih kecil dari sang kakak, namun ia mempunyai otak yang cerdas. Jadi, ketika Julian memimpin teman-temannya, Dick biasanya akan mempunyai ide menarik, atau mendapat tugas yang berbeda karena kecerdikannya.
  • Anne, adik perempuan dari Julian dan Dick. Dia merupakan sosok penakut yang sebenarnya tidak terlalu ingin merasakan bahaya dari petualangan-petualangan mereka. Namun ia tetap tidak mau berpisah dengan yang lain, dan justru mempunyai posisi penting dalam setiap petualangan mereka.
  • George, sepupu perempuan dari Julian, Dick, dan Anne. Nama aslinya adalah Georgina, namun ia lebih ingin dikenal sebagai seorang laki-laki. Karena itu, ia memotong pendek rambutnya, dan hanya mau dipanggil sebagai George. Mempunyai temperamen yang buruk, namun semangat dan kecerdasannya layak untuk diapresiasi.
  • Timmy, anjing yang setia mendampingi George ke manapun. Karena kesetiannya ini, Timmy pun menjadi salah satu anggota Lima Sekawan. Meski merupakan satu-satunya hewan, ia justru mempunyai posisi penting karena bisa melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh para manusia, seperti mengendus penjahat, menemukan jalan keluar dari labirin bawah tanah, hingga menyerang para penjahat dengan postur tubuh yang lebih besar dari Julian, Dick, George, dan Anne.

Selain itu, ada juga tokoh lain seperti Paman Quentin dan Bibi Fanny, yang merupakan ayah dan ibu dari George.

Cerita Lima Sekawan ini sendiri mengambil latar belakang lokasi di sekitar daerah pedesaan di Inggris dan Wales, di mana para tokoh utamanya bisa melakukan berbagai aktivitas outdoor seperti berenang, berkeliling dengan karavan, dan akhirnya, bertemu dengan banyak penjahat.

Salah satu yang menjadi ciri khas dari cerita Lima Sekawan adalah kemunculan jalan-jalan tersembunyi di hampir setiap rumah, pulau, hingga daerah antah berantah yang mereka kunjungi.

Pernah dalam suatu kisah, anggota Lima Sekawan berjalan-jalan dengan karavan dan memutuskan untuk menginap di sebuah ladang. Ternyata, tepat di tempat mereka memarkirkan karavan tersebut ada jalan masuk ke sebuah jalan tersembunyi di bawah tanah, hahaa.

Di setiap kisah, Julian, Dick, Anne, George (dan juga Timmy) harus terus memutar otak mereka untuk menemukan jawaban dari setiap misteri, sekaligus menangkap orang-orang jahat (yang bisanya jauh lebih tua dari mereka), dan menyerahkannya kepada polisi.

Sang pengarang, Enid Blyton, pertama kali menerbitkan buku ini di tahun 1942. Karena itu, kondisi kehidupan yang ada di buku ini juga disesuaikan dengan kondisi pada saat itu. Tidak ada smartphone, bahkan telepon pun hanya ada di tempat-tempat tertentu.

Meski begitu, cerita di buku ini tetap bisa dibaca kapan pun, bahkan hingga saat ini, dan kita tetap merasa bahwa cerita ini begitu seru. Tentu tidak seseru petualangan Robert Langdon di buku-buku karangan Dan Brown, karena buku Lima Sekawan ini sebenarnya ditujukan untuk anak-anak. Namun untuk tingkatan anak-anak sendiri, buku ini terasa begitu menarik.

Jarang sekali ada buku yang begitu kekal zaman seperti Lima Sekawan ini.

Saya sendiri merasa sedikit menyesal, karena sewaktu kecil hanya bisa membaca sekitar lima buku Lima Sekawan. Bahkan saya sudah lupa judul mana saja yang saya baca.

Karena itu, di tahun ini saya mencoba untuk menjalankan sebuah misi, yaitu:

MEMBACA SELURUH BUKU LIMA SEKAWAN !!

Setelah selesai, mungkin saya akan mempunyai hal lain untuk saya bagikan kepada kalian para pembaca. Kalau kalian tertarik untuk mengikuti misi ini juga, kabari ya, sehingga kita bisa melakukannya bersama-sama :)

--

--