Rekaman Podcast di Kafe, Emang Bisa?

Aditya Hadi Pratama
Podcast Buku Kutu
Published in
9 min readFeb 20, 2020

Merekam podcast idealnya memang dilakukan di lokasi yang sepi dan tertutup, seperti studio atau kamar. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada suara asing yang ikut terekam dan berpotensi mengganggu pendengar. Selain itu, merekam podcast di sebuah tempat khusus memungkinkan kita untuk mempunyai pengaturan posisi alat rekaman yang standar, sehingga kualitas suara yang direkam pun akan terjaga.

Namun, realitanya hal ini terkadang sulit dilakukan, terutama bagi podcaster yang ingin merekam obrolan dengan seorang atau lebih narasumber.

Apalagi kalau narasumber tersebut belum mengenal kita secara dekat, mereka mungkin akan enggan untuk berduaan di tempat tertutup bersama orang asing. Mereka biasanya akan meminta wawancara dilakukan di tempat terbuka yang lokasinya dekat dengan kantor atau rumah mereka.

Kita bisa saja mengajak mereka bertemu di tempat privat seperti coworking space atau studio musik yang tersebar di berbagai lokasi di Jakarta dan kota besar lainnya, tapi biasanya pengelola coworking space atau studio musik tersebut tidak akan menyediakan tempat secara gratis.

Lalu bagaimana solusinya, agar kita tetap bisa melakukan wawancara tanpa harus membayar tempat?

Salah satu hal yang bisa kita lakukan adalah mengajak mereka bertemu di tempat umum, seperti restoran atau kafe. Tapi bukankah kalau di restoran atau kafe kita tetap harus membayar untuk membeli makan atau minum? Memang betul, tapi setidaknya uang yang kita keluarkan tidak sebanyak yang biasanya harus kita bayar untuk tempat privat seperti coworking space, dan lokasi restoran atau kafe juga biasanya lebih strategis.

Faktanya, sudah banyak podcaster yang melakukan hal tersebut. Namun, memang banyak hal yang harus kita pertimbangkan sebelum melakukan rekaman di tempat umum, mulai dari teknik perekaman, hingga lokasi mana yang paling tepat untuk digunakan.

Di artikel ini, kami berusaha menjelaskan hal-hal tersebut berdasarkan pengalaman kami.

Teknik perekaman di tempat umum

Photo credit: Idha Umamah

Berbeda dengan studio atau tempat privat lain yang bisa kita gunakan untuk merekam podcast, tempat umum seperti restoran atau kafe mempunyai beberapa keterbatasan. Contohnya, kita tidak bisa memasang rig untuk mikrofon dan membawa terlalu banyak peralatan. Namun kita tetap harus menyiapkan beberapa alternatif, untuk mengantisipasi hal-hal tak terduga yang mungkin terjadi saat perekaman.

Kami sadar bahwa para podcaster menggunakan alat perekam yang berbeda-beda untuk membuat podcast mereka. Karena itu, di artikel ini kami berusaha menjelaskan teknik perekaman untuk berbagai alat perekam.

Menggunakan smartphone

Photo by Ron McClenny on Unsplash

Bagi kamu yang terbiasa merekam podcast dengan smartphone, jangan berkecil hati. Kamu tetap bisa menggunakan smartphone untuk merekam podcast di tempat umum. Faktanya, Podcast Pojokan melakukan ini selama puluhan episode di sebuah gerai CFC di daerah Depok.

Caranya, kamu harus mengarahkan ujung smartphone di mana mikrofon berada ke mulut kamu apabila kamu sedang berbicara, dan arahkan ke mulut narasumber kamu ketika dia sedang berbicara. Apabila kamu mempunyai uang lebih, kamu juga bisa membeli mikrofon lavalier (jepit) dengan dua input seperti Boya M1DM dan menghubungkannya dengan smartphone kamu.

Tips:

  • Sebelum merekam obrolan yang sebenarnya, coba lakukan tes perekaman untuk mengecek posisi seperti apa yang memungkinkan suara kamu dan narasumber tetap terdengar dengan baik.
  • Matikan koneksi internet saat merekam, agar tidak ada panggilan yang masuk dan mengganggu proses merekam.
  • Pastikan baterai smartphone kamu dalam kondisi cukup.

Menggunakan alat perekam suara tanpa mixer

Photo by Oscar Ivan Esquivel Arteaga on Unsplash

Apabila kamu menggunakan alat perekam suara seperti Zoom atau Tascam, hal ini akan lebih baik ketika melakukan rekaman di tempat umum. Mengapa? Karena biasanya alat perekam suara tersebut mempunyai Output Line yang memungkinkan kamu untuk memonitor kualitas suara yang terekam.

Apabila kualitas suara memburuk, banyak suara asing yang masuk atau suara narasumber terlalu pelan, kamu bisa langsung mengubah posisi alat agar suara yang terekam kembali membaik.

Dengan alat perekam suara, kamu sudah bisa mengontrol kualitas suara ‘on-the-go’.

Serupa dengan merekam dengan smartphone, kamu bisa mengarahkan bagian mikrofon dari alat perekam suara secara berpindah-pindah antara mulut kamu dan mulut narasumber. Apabila kamu mempunyai uang lebih, kamu juga bisa menggunakan mikrofon tambahan yang dihubungkan dengan alat perekam suara tersebut.

Tip:

  • Pastikan baterai dan kapasitas memori dari alat perekam tersebut cukup untuk melakukan rekaman.
  • Pastikan gain (ukuran seberapa luas jangkauan alat rekaman untuk merekam suara sekitar) alat perekam yang kamu gunakan tidak terlalu besar. Semakin besar angka gain, semakin luas pula suara sekitar yang akan direkam, dan akan semakin banyak noise yang akan tertangkap.
  • Apabila kamu menggunakan mikrofon lavalier seperti Boya M1DM, pastikan baterai mikrofon tersebut masih cukup.
  • Jika alat perekam suara milikmu mempunyai lubang input untuk mikrofon 3,5 mm (contohnya Zoom H4N), coba gunakan mikrofon dynamic agar suara yang terekam lebih fokus ke suara podcaster. Jangkauan suara yang terekam melalui mikrofon dynamic lebih terbatas, sehingga suara ambience dari kafe pun bisa diminimalisir.

Menggunakan mixer dan laptop

Photo credit: Idha Umamah

Kalau kamu memutuskan untuk merekam podcast dengan mixer dan laptop, salah satu kekurangan yang akan kamu temui adalah beban bawaan yang lebih berat dibandingkan hanya menggunakan smartphone dan alat perekam suara tanpa mixer. Sebab, dengan membawa mixer, otomatis kamu harus membawa mikrofon dynamic untuk media rekaman, serta laptop sebagai media monitoring.

Namun, banyak keuntungan yang juga bisa didapat dengan metode rekaman ini, antara lain:

  • Suara yang akan kamu dapatkan bisa lebih jernih karena peralatan sudah sangat memadai. Terlebih jika pengaturan gain pada mixer sudah diatur sedemikian rupa agar hanya fokus ke suara podcaster dan narasumber.
  • Rekaman dengan laptop berarti kamu tidak perlu lagi memindahkan data dari microSD atau sejenisnya, sebab data rekaman kamu langsung tersimpan di harddisk laptop.

Tip:

  • Lakukan setting peralatan sebelumnya di rumah, serta periksa apakah semuanya masih berfungsi dan baterai laptop masih cukup.
  • Datangi tempat rekaman sebelumnya agar kamu bisa memastikan apakah ada stop kontak yang bisa kamu gunakan di sana.

Strategi memilih lokasi rekaman

Satu-satunya hal yang harus kita lakukan untuk memastikan apakah lokasi rekaman yang kita pilih cocok atau tidak, adalah datang langsung ke lokasi tersebut sebelum hari H perekaman. Coba cek ambience di lokasi tersebut, seramai apa lokasi tersebut, lalu coba lakukan rekaman dengan alat perekam kamu.

Kalau bisa, datanglah ke lokasi tersebut satu minggu sebelumnya, di jam yang sama dengan jadwal rekaman kamu. Mengapa? Karena tingkat keramaian sebuah lokasi di jam atau hari yang berbeda akan berbeda pula.

Setelah menemukan tempat yang dirasa sesuai, tentukan posisi mana yang tepat untuk melakukan rekaman. Cari meja yang terpisah cukup jauh dari meja lain, sebagai antisipasi kalau ada orang lain yang nantinya akan menempati meja di sebelah kamu dan mengobrol dengan suara keras.

Tip:

  • Pilih lokasi di dalam kafe atau warung dengan atmosfer suara yang cenderung datar dan tidak dekat dengan sumber “ledakan-ledakan” suara yang mengejutkan seperti suara mesin kopi yang kencang, barista yang suka meneriakkan pesanan, tamu kafe yang ngobrol dengan suara keras, atau bahkan suara mobil dan motor pengunjung apalagi jika dekat tempat parkir.
  • Hindari area outdoor, karena biasanya ada hembusan angin yang cukup kencang, yang bisa tertangkap mikrofon. Apabila terpaksa, kamu bisa mengatasinya dengan menggunakan penutup mikrofon jenis windscreen, mikrofon muff, atau dead-cat (disebut begitu karena bentuknya berbulu seperti bulu kucing).
  • Hindari jam makan siang atau makan malam. Kalau kamu dan narasumber punya fleksibilitas waktu, usahakan cari waktu di pertengahan waktu-waktu tersebut, seperti pukul 10 pagi atau pukul 2 siang.
  • Cari lokasi yang tidak memutar musik dengan suara kencang. Apabila mereka memutar musik dengan volume pelan, itu justru baik karena bisa menjadi backsound.
  • Selalu siapkan stop kontak/steker tambahan di setiap sesi rekaman.

Ketika Ambience Dianggap Perlu

Photo by Danielle MacInnes on Unsplash

Tempat rekaman yang sepi memang ideal. Tapi ada kalanya suara latar atau ambience bisa menjadi komponen penting dari podcast karena memberikan nuansa tersendiri yang menarik. Bayangkan misalnya sebuah episode podcast yang direkam sambil ngobrol ditemani segelas kopi di sebuah kafe.

Suasana tersebut akan terasa lebih natural jika terdengar suara pengunjung kafe, suara denting gelas ketika diaduk, atau suara orang menyeruput kopi.

Berikut beberapa saran jika kamu termasuk yang suka menggunakan unsur ambience dan memberikan kesan natural dalam podcast:

  • Upayakan jarak mikrofon lebih dekat dengan mulut. Idealnya, supaya obrolan terasa lebih natural, gunakan mikrofon lavalier dan pasang di posisi sedikit lebih tinggi, sekitar kerah baju. Mikrofon lavalier banyak menggunakan jenis omnidirectional yang akan menangkap suara sekitar tapi lebih sensitif dengan sumber suara yang paling dekat. Selain itu, dengan mikrofon lavalier, teman yang diajak berbincang akan merasa lebih santai. Tidak sedikit orang yang langsung berubah gaya bicara dan suaranya ketika di hadapannya ada mikrofon.
  • Jika kamu termasuk orang yang suka mengedit hasil rekaman, kamu juga bisa merekam berbagai efek suara terlebih dahulu. Letakkan mikrofon di meja dan biarkan ia merekam beberapa menit untuk menangkap suara ambience suasana di kafe. Kalau perlu tambahkan rekaman suara denting gelas atau sendok atau suara orang menyeruput kopi. Setelah itu, sisipkan rekaman suara ambience tersebut di sela-sela rekaman saat proses editing.

Pentingnya Tes Merekam Suara

Tes merekam suara adalah satu unsur penting yang kerap terlewatkan saat membuat podcast, apalagi jika alat rekam kamu memiliki line out sehingga merasa aman karena bisa memonitor suara secara langsung saat rekaman berlangsung.

Apa saja yang harus diperhatikan saat melakukan tes merekam suara?

  • Rekam dengan posisi mikrofon saat ngobrol. Jangan melakukan tes merekam dengan cara meletakkan mikrofon di depan mulut apalagi ditiup-tiup atau diketuk-ketuk.
  • Bandingkan level gain rekaman agar suara kamu dan tamu yang diajak bicara bisa seimbang.
  • Perhatikan pula apakah ada suara-suara mengganggu seperti desisan atau suara dengungan listrik statis yang terkadang tipis saja dan nyaris tidak terdengar, tetapi lumayan mengganggu pendengar. Suara listrik statis ini seringkali dipicu oleh AC, radio, televisi, kulkas, hingga beberapa jenis lampu neon dan ponsel. Tak jarang ketika ponsel, alat rekam, atau laptop dalam posisi terpasang ke sumber listrik, juga akan memicu suara listrik statis.
  • Tes merekam ini juga bisa menjadi ice breaker atau pencair suasana, terutama jika tamu yang diundang baru kamu kenal atau merupakan orang yang cenderung kaku. Sebelum datang, pastikan posisi mikrofon sudah sesuai dan langsung nyalakan tanpa sepengetahuan mereka. Ajak mereka mengobrol santai terlebih dahulu dan pada saat yang sama kita bisa tahu level gain mikrofon saat si tamu berbicara dengan suara normal.
  • Jangan menghapus hasil tes rekaman. Seringkali kita bisa mendapatkan hasil rekaman yang menarik untuk tambahan, misalnya rekaman saat berkenalan yang bisa kita gunakan untuk pembukaan atau materi obrolan lain. Terkadang, saat tidak merasa sedang direkam, narasumber kita cenderung lebih bebas bicara. Namun untuk yang terakhir ini, jika kita memutuskan untuk menggunakan hasilnya, etikanya adalah harus meminta izin terlebih dahulu dari si tamu atau narasumber.

Rekomendasi restoran dan kafe yang cocok untuk rekaman podcast

Podcast Buku Kutu

Photo credit: Aditya Hadi Pratama
  • Caribou Coffee, Senopati (Kursi di pojok lantai dua, dekat toilet)
  • Cafe Thirty Three by Mirasari, Kemang (Cari meja yang paling jauh dari kasir)
  • Aroma Gelato, Grand Indonesia (Ambil posisi di pojok, yang jauh dari kasir dan mesin kopi)
  • Liberte, Pacific Place (Ambil posisi pojok dekat jendela)

Podstalgia

Photo credit: Novia Riani Putri
  • Caribou Coffee, Gran Rubina
  • Caribou Coffee, Sarinah
  • Anomali Coffee, Senopati
  • Mister Donut, fX Sudirman

Podcast I Think I Wanna Date You

Photo credit: Idha Umamah
  • Kopi Kecil, Pasar Minggu (Di dalam Salihara)
  • Tjikini, Cikini (Lantai 2, dekat jendela/etalase buku)
  • Kopi Kalyan, Jl. Barito II, Kebayoran Baru (Lantai 2)
  • Burger King, Sarinah (Area dalam yang jauh dari kasir)
  • Coffee Toffee, Margonda, Depok (Lantai 2, nonsmoking room)
  • Diskusi Kopi & Ruang Berbagi Bangka Kemang, Mampang (Lantai 2)

Podcast Main Mata

Photo credit: Patricia Wulandari
  • Kinosaurus, Jl Kemang Raya No 8B (Kalau bisa rekaman di weekdays, lokasinya sepi dan lumayan tertutup, tidak ada lagu sehingga apabila sepi bisa lumayan hening)
  • Kedai Kopi 89, Jl Kemang Raya No 89 (Tempatnya luas banget sehingga pasti ada tempat kosong, suasananya juga cakep. Pilih lokasi yang dekat pintu depan saja, area self-service yang kalau mau pesan harus langsung ke kasir, biasanya lebih sepi dan mejanya tinggi jadi enak)
  • Goat Coffee Roaster, Jl Benda No 10, Kemang (Ada ruang meeting kecil yang bisa dipakai, bisa book via DM di Instagram. Terakhir ke sana sedang direnovasi)

Maripadabaca

  • Mood Cafe, Blok M
  • F/5, Fatmawati
  • Cengkrama, Bintaro (Area dalam)
  • Stetoskop, Bintaro
  • Arborea Cafe, Senayan (Area indoor)

Artikel ini ditulis secara bersama-sama oleh Aditya Hadi Pratama (Podcast Buku Kutu), Rane Hafied (Suarane Podcast), Novia Riani Putri (Podstalgia), Idha Umamah (I Think I Wanna Date You), Patricia Wulandari (Podcast Main Mata), dan Ilham Fahreza (Mari Pada Baca).

Apabila kamu mempunyai masukan tentang artikel ini, atau ingin menambahkan rekomendasi tempat umum lain yang cocok digunakan untuk merekam podcast, langsung saja hubungi saya di akun Instagram (at) podcastbukukutu

--

--