Mengapa Kita Tidak Suka Jalan Kaki?

Faktor-faktor yang menyebabkan orang Indonesia tidak suka jalan kaki

Fahmi Salman
Point of You
4 min readOct 30, 2023

--

Photo by Ernest Ojeh on Unsplash

Jalan kaki adalah salah satu bentuk transportasi paling sederhana dan sekaligus ramah lingkungan. Selain itu, jalan kaki juga mempunyai manfaat lain seperti mengurangi stres, meningkatkan kinerja otak, memperbaiki imun, meningkatkan kesehatan, dan masih banyak lagi.

Namun, di Indonesia, jalan kaki bukan merupakan sesuatu yang populer di kalangan masyarakat. Masyarakat lebih memilih untuk menggunakan kendaraan bermotor meskipun jaraknya dekat sekalipun.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Universitas Stanford seperti yang dilansir The Jakarta Post (sorry couldn’t find the original article), Indonesia menempati urutan terakhir berdasarkan jumlah rata-rata langkah per hari yang hanya ada di angka 3513 langkah per hari. Saya tidak akan berfokus untuk mendebatkan data tersebut, saya hanya akan berfokus terhadap apa yang saya lihat sehari-hari bahwa saya tidak banyak melihat pejalan kaki di Indonesia, khususnya Jakarta dan sekitarnya (karena saya tinggal disini).

Berikut adalah beberapa faktor yang saya anggap berpengaruh terhadap budaya jalan kaki di Indonesia.

Iklim

Photo by Eka Sariwati on Unsplash

Alasan pertama karena masalah iklim. Indonesia beriklim tropis yang membuat suhu yang cukup panas sepanjang tahun. Ditambah dengan tingkat kelembaban yang tinggi semakin membuat orang enggan untuk berlama-lama di luar ruangan.

Misalnya, jika kita pergi ke cafe yang jaraknya sekitar 10 menit dari rumah dengan jalan kaki di siang hari. Sudah pasti ketika sampai tujuan, tubuh kita akan berkeringat dan terkadang menimbulkan bau badan, sehingga membuat kita tidak nyaman. Apalagi jika mungkin kita janjian bertemu dengan seseorang dengan keadaan tersebut, pasti bukan sesuatu yang menyenangkan.

Infrastruktur

Photo by Yulia Agnis on Unsplash

Selain cuaca, salah satu faktor lain yang menyebabkan malas jalan kaki adalah infrastruktur yang kurang memadai. Seringkali trotoar di jalan-jalan yang saya lewati tidak memadai atau rusak, bahkan terkadang tidak ada trotoar sama sekali.

Padahal, infrastruktur tentu mendorong masyarakat untuk berjalan kaki agar merasa aman dan nyaman. Apabila infrastruktur tidak memadai, tentu akan berpengaruh kepada kebiasaan berjalan kaki masyarakat.

Bukan rahasia umum lagi jika banyak trotoar sering dijadikan tempat berjualan, parkir motor, digunakan sebagai jalur alternatif bagi pengendara motor jika jalan utama sedang macet, dll. Bahkan seringkali kita harus turun ke jalan utama karena trotoarnya penuh oleh orang parkir atau berjualan.

Selain itu, beberapa orang juga terkadang mendapat perilaku tidak menyenangkan, seperti cat-calling, copet, dan jambret. Sehingga membuat pejalan kaki harus ekstra waspada dengan keadaan sekitar.

Transportasi Umum

Photo by Adrian Pranata on Unsplash

Salah satu syarat agar orang mau berjalan kaki adalah transportasi publik yang terintegrasi. Mengapa? Karena tidak mungkin kita berjalan kaki ke segala tempat. Masalahnya adalah seringkali kita mendapati transportasi publik tidak saling terintegrasi. Hal ini tentu sangat menghabiskan waktu karena kita mesti berjalan cukup jauh dari satu titik ke titik lain untuk menggunakan transportasi publik.

Masalah lainnya adalah transportasi publik yang nyaman masih sangat terbatas dan tidak mencakup banyak wilayah. Sehingga banyak orang yang kesulitan mengakses transportasi publik dan karena jumlahnya terbatas sering terjadi penuh sesak dalam transportasi publik. Sehingga menyebabkan banyak orang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, selain lebih nyaman juga lebih efisien.

Dengan banyaknya orang yang mulai menggunakan kendaraan pribadi, menyebabkan penumpukan kendaraan yang lebih tinggi, sehingga menyebabkan kemacetan dimana-mana. Selain itu, dengan semakin mudahnya masyarakat mencicil untuk mempunyai kendaraan pribadi menyebabkan kemacetan semakin parah.

Kemajuan Teknologi

Photo by Afif Ramdhasuma on Unsplash

Teknologi mempunyai dampak signifikan terhadap kebiasaan berjalan masyarakat. Kita ambil contoh, dengan adanya aplikasi ride-hailing seperti Go-jek, Grab, dll. Menyebabkan masyarakat tidak perlu lagi berjalan ke halte, atau stasiun. Kita cukup memesan tumpangan di aplikasi, dan kita cukup menunggu di depan rumah kita sehingga kita tidak perlu berjalan jauh.

Selain itu, semakin maraknya e-commerce di Indonesia semakin memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi, sekarang ini bukan hanya barang tersier saja yang dijual, namun juga bahan kebutuhan sehari — hari, sehingga masyarakat tidak perlu lagi keluar rumah.

Meskipun ada beberapa faktor yang menyebabkan jalan kaki kurang populer di Indonesia, penting untuk diingat bahwa jalan kaki mempunyai banyak manfaat, seperti menjaga kesehatan, mengurangi polusi, dan bisa mengurangi kemacetan lalu lintas.

Untuk meningkatkan jumlah langkah kita mungkin kita bisa jalan kaki 30 menit di pagi hari sebelum bekerja atau 30 menit di sore hari, atau bisa keduanya. Usahakan juga jika kita pergi ke tempat yang cukup dekat seperti ke mini market dan sebagainya, tidak usah menggunakan kendaraan bermotor, selain menyehatkan juga kita tidak perlu membayar uang parkir :).

Sekian yang bisa saya sampaikan, jika kamu mempunyai pendapat lain tentang budaya jalan kaki di Indonesia, silahkan tulis di kolom komentar.

--

--