Sebuah Perspektif: Kapan sih melakukan riset?

Indra A.
Point of You
Published in
4 min readJul 18, 2020

Riset? Beberapa orang pasti sudah familiar dengan suatu hal yang dinamakan riset, tapi tidak menutup kemungkinan ada beberapa orang lainnya yang masih belum familiar dengan kata tersebut.

Photo by Daria Nepriakhina on Unsplash

Apa sih riset itu?

Menurut KBBI, riset merupakan penyelidikan (penelitian) suatu masalah secara bersistem, kritis, dan ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan dan pengertian, mendapatkan fakta yang baru, atau melakukan penafsiran yang lebih baik. Selain itu, menurut sebuah artikel yang dimuat oleh Hampshire College, riset adalah proses penyelidikan sistematis yang melibatkan pengumpulan data, dokumentasi informasi, dan analisis serta interpretasi data/informasi tersebut, sesuai dengan metodologi yang sesuai yang ditetapkan oleh bidang profesional tertentu dan disiplin akademik.

Research is a process of systematic inquiry that entails collection of data; documentation of critical information; and analysis and interpretation of that data/information, in accordance with suitable methodologies set by specific professional fields and academic disciplines.

Berdasarkan beberapa pengertian dan pemahaman tentang riset, gampangnya, kita dapat mengartikan bahwa riset dilakukan untuk menemukan jawaban dari suatu masalah berdasarkan fakta-fakta dan data valid yang telah diolah dengan kritis dan logis.

Riset untuk sehari-hari

Istilah riset mungkin sering digunakan secara formal pada suatu bidang profesional tertentu maupun dunia pendidikan. Namun pernahkah membayangkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari riset itu juga bisa dilakukan? Terkadang secara tidak langsung, orang-orang melakukan riset informal dalam kehidupannya sehari-hari, misalnya sebelum mulai memasak beberapa orang akan mencari informasi tentang resep dari masakan tersebut, atau saat ingin mengetahui cara diet yang ideal dan sehat. Masalah dari kedua contoh tersebut adalah tidak tau cara memasak makanan yang diinginkan, dan belum menemukan cara diet yang sesuai. Kemudian dari masalah tersebut, kita berusaha mengumpulkan fakta -fakta dan juga data hingga kita dapat menarik kesimpulan untuk menjawab permasalahan tersebut.

The research cycle from Practical Research book

The Research Cycle

Contoh di atas juga menunjukan secara singkat tahapan melakukan riset berawal dari adanya masalah, pengumpulan data dan informasi hingga adanya jawaban atau kesimpulan dari data tersebut. Namun, secara lengkap ada beberapa tahapan dalam riset seperti yang termuat di buku Practical Research oleh Paul D. Leedy & Jeanne Ellis Ormrod, yaitu.

1. The researcher begins with a problem — an unanswered question; riset berawal dari sebuah masalah. Dari suatu masalah akan muncul rasa keingintahuan. Rasa keingintahuan itu biasanya diawali dari pertanyaan seperti, seperti apa situasi tersebut? bagaimana hal itu bisa terjadi? mengapa hal itu terjadi? dan pertanyaan kritis lainnya.

2. The researcher clearly and specifically articulates the goal of the research endeavor; permasalahan yang dirasakan dan ingin dipecahkan harus tertuang menjadi tujuan yang jelas. Tujuan ini harus dapat menjawab kenapa riset dilakukan, dan akan menjadi goal dari suatu riset. Hal yang ingin dicapai harus tertuang dalam kalimat yang jelas dengan tata bahasa yang benar sehingga tidak menimbulkan suatu ambiguitas.

3. The researcher often divides the principal problem into more manageable subproblems; memecah masalah menjadi beberapa bagian juga dapat dilakukan untuk dapat memecahkan masalah tersebut menjadi lebih mudah. Suatu permasalahan utama yang besar, perlu dipecah dalam beberapa bagian untuk dijawab yang mana dengan menjawab semua dari bagian permasalahan tersebut maka permasalahan utama dapat terjawab.

4. The researcher identifies hypotheses and assumptions that underlie the research effort; hipotesis adalah awal dari jawaban sebuah permasalahan. Hipotesis merupakan sebuah dugaan yang logis dan biasanya mengarah ke informasi yang akan digunakan untuk menjawab permasalahan tersebut. Hipotesis juga dapat dikatakan sebagai prediksi yang diambil dari informasi yang sebelumnya sudah diketahui. Selain hipotesis, beberapa riset juga perlu adanya asumsi. Asumsi adalah hal dan kondisi yang “diterima” atau tidak termasuk dalam objek riset.

5. The researcher develops a specific plan for addressing the problem and its subproblems; setiap permasalahan perlu cara yang berbeda untuk menemukan jawabannya. Pada tahap ini biasanya mulai menentukan rencana untuk melakukan riset. Rencana tersebut dibuat dengan spesifik termasuk didalamnya pencarian data, cara mengolah data, metode atau pendekatan yang digunakan dan lainnya yang termasuk ke dalam sebuah perencanaan sehingga saat riset dilakukan sudah terarah dan tidak buta.

6. The researcher collects, organizes, and analyzes data related to the problem and its subproblems; setelah tujuan, sub-problem, hipotesis, asumsi dan metode atau desain riset ditentukan, selanjutnya data mulai diambil untuk dapat diolah dan dianalisis. Data yang diambil tentunya harus yang berhubungan dan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan serta valid. Data yang dibutuhkan bisa yang bersifat kuantitatif, kualitatif maupun keduanya.

7. The researcher interprets the meaning of the data as they relate to the problem and its subproblems; data saja tidak dapat menjawab pertanyaan yang muncul dan membawa kita hingga mencapai tujuan akhir dari sebuah riset. Kumpulan data perlu dianalisis dan diinterpretasikan sehingga dapat menggabungkan antara masalah, asumsi, data valid, dan metode yang logis menjadi sebuah jawaban akan pertanyaan atau permasalahan.

Riset harus dibiasakan

Tahapan riset tersebut mencerminkan bahwa sebuah penelitian perlu data valid dan metode yang logis untuk dapat menyelesaikannya. Riset dapat dilakukan kapanpun, oleh siapapun, untuk menjawab pertanyaan yang ada dengan logis. Bayangkan jika setiap hal tersebut diterapkan pada kehidupan sehari-hari akan banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan. Selain kepuasan terhadap diri sendiri dapat mengetahui jawaban dari hal yang dipertanyakan, hal ini dapat menghindarkan adanya hoax atau pembodohan yang mungkin saja terjadi. Manusia sudah dibekali dengan hal yang dapat menunjang riset, salah satunya adalah critical thinking. Dengan memanfaatkan hal tersebut, segala permasalahan, segala pertanyaan akan dapat dijawab dengan baik melalui pengumpulan data dan fakta yang ada serta tidak menarik kesimpulan yang tidak logis.

--

--