Kesepian, Penyesalan, dan Kemenangan di Usia yang Renta

Arthur Von
positivibes
Published in
1 min readJun 7, 2023

Penulis mungkin belum tepat membahas bagaimana menjadi seorang orang tua atau kakek di usia yang bahkan penulis sendiri belum mencapai 30 tahun. Penulis bahkan juga bisa saja tidak punya kesempatan mencapai titik usia renta untuk menulis apa yang penulis pikirkan ketika itu terjadi.

Jadi, inilah sebuah pikiran dari orang lain, yang penulis ketahui.

Mengenai usia tua yang terdiri atas banyak kesepian, tidak berdaya, dan kulit yang kendur.

Mereka, orang-orang usia renta, melakukan perjalanan hidup yang lebih dari 50 tahun lamanya. Tubuh, pikiran, dan prinsip mereka mungkin sudah berubah dan terbentur berkali-kali hingga pada saat mereka mulai kehilangan tenaga sedikit demi sedikit.

Mereka berjalan dengan tegap, meskipun di telinga mereka seringkali terdengar penyesalan. Matanya mungkin mulai rabun, tapi mereka tidak pernah sedikitpun lupa bentuk keinginan yang sering mereka bayangkan.

Mereka bisa jadi kelaparan tidak sanggup mengambil nasi dan seusai mereka sampai pada titik itu mereka tidak pernah percaya diri untuk sembuh. Mereka merelakan dan bersedia pada tuhan dalam hati untuk menyambut ajalnya.

Dalam benaknya yang kita kira lambat dan pelupa, mereka kesepian dan khawatir menjadi beban.

Penyesalan itu juga muncul pada segala hal, bentuk hal itu adalah kebenciannya pada luapan amarah, dosa, dan kemalasan yang mereka harap bisa dihilangkan.

Mereka melihat dunia dengan hati-hati dan seksama. Seperti filosof naturalis di tempo dulu, mereka suka merasakan angin dan sering terdiam memperhatikan ladang atau taman seusai ibadah.

--

--

Arthur Von
positivibes

A man who would like to share his self-discovery, harmony and desire. I'm also an insect enthusiast.