Siasat Kita Mengembalikan Apa yang Baru Saja Kita Anggap Penting

Nilai dari Sesuatu yang Hilang

Arthur Von
positivibes
2 min readJun 17, 2021

--

Gambar oleh 愚木混株 dari Pixabay

Susan kehilangan kucingnya yang sudah dirawat 2 tahun.

Ariq kehilangan ayahnya ketika sedang bersenang-senang dengan temannya.

Umar yang kehilangan kehidupan mewah karena seluruh tokonya terpaksa tutup.

Rian yang pergi merantau dari tempat tinggal yang dicintanya.

Susan yang kehilangan kucingnya menyadari bahwa tidak ada lagi yang menghiburnya ketika jenuh mengerjakan tugas, tidak ada lagi tingkah lucu kucingnya yang membuat susan tertawa.

Untuk Ariq, tidak akan pernah ada sosok ayah yang memarahinya, pria yang tegas dengannya namun selalu membeli nasi goreng kesukaannya.

Umar tidak akan tau lagi rasanya minum kopi di kedai kopi mahal di pusat kota. Tidak bisa merasakan betapa murahnya harga tersebut seperti dahulu, fokusnya adalah mencukupi nasi untuk keluarga minggu depan.

Rian harus pergi menjauhi tanah yang dulu ditinggalinya sejak kecil, tempat dia dan temannya membeli bir murahan setelah kerja lepas. Rian juga harus melepas kenangannya dengan perempuan yang diciumnya dengan tidak benar, untuk pertama kalinya di taman dekat rumahnya.

Berpikir tentang sebuah hal yang entah pergi kemana, menghilang, dihilangkan, atau yang sengaja kita tinggalkan.

Melalui kepergian, kita akan merasakan sebuah perbedaan, hal tersebut lantas menjadi pengingat bagaimana keseharian sebelumnya berbeda, rasanya hari ini sangat aneh daripada hari yang kemarin.

Kebanyakan dari kita suka dan terbiasa dengan hal-hal yang nyaman. Jika ada sesuatu yang rasanya berubah dari keseharian maka biasanya kita akan menyelidiki, menyadari, membandingkan dan menimbang-nimbang bagaimana nilai dari keseharian (kehilangan) yang sebelumnya.

Jika sebelumnya adalah waktu yang lebih baik (berharga) artinya kita sedang memberi tahu ke diri sendiri bahwa sistem kehidupan kita saat ini sedang kacau atau salah. Setelah menyadarinya kemudian akan timbul perasaan segera untuk mensiasati bagaimana perasaan seperti sistem hari ini tidak salah, atau bisa kembali seperti yang kemarin.

Bagi orang dengan segudang api semangat di dalam hatinya, mereka akan merebut perasaan nyaman tersebut untuk kembali ke dirinya yang lama. Terobsesi untuk kembali ke posisi yang dikira semestinya, berputar akal agar kekacaunnya secepat mungkin berakhir.

Di lain sisi ada juga orang-orang yang berusaha menyudahi pikirannya berandai-andai. Memerintahkan hatinya untuk tegar, meski melankolis, baginya bukankah hidup memang penuh dengan jebakan penyesalan di akhir.

Pada akhirnya seringkali kita ingat pentingnya sesuatu setelah kehilangan. Seandainya bisa menghargai waktu yang tersisa dan sesuatu yang berharga saat ini, tapi sepertinya kita suka kesulitan, habisnya kita suka tidak sadar kan (?)

--

--

Arthur Von
positivibes

A man who would like to share his self-discovery, harmony and desire. I'm also an insect enthusiast.