Sprint 2 — Fall Down & Rise Up

Yusuf Sholeh
PPL A-4 YUK RECYCLE
2 min readMar 20, 2019

Dibandingkan dengan hasil sprint 1, sprint 2 merupakan sebuah kegagalan bagi kami. Mengapa begitu?

Ketika sprint planning, kami melakukan beberapa kesalahan sebagai berikut:

  1. Kami terlalu banyak mengambil user story. Terdapat 8 user story dan total poin yang kami ambil mencapai 34.
  2. Kami tidak mempertimbangkan waktu yang tersedia pada sprint 2 ini.

Pada saat itu, kelompok kami menganggap bahwa task-task tersebut dapat diselesaikan hampir semuanya. Namun seiring berjalannya daily scrum meeting, kami semakin sadar. Task dari setiap user story yang kami ambil hanya terkikis sebagian dan tidak ada yang benar-benar habis.

Kesalahan saat Sprint

Berikut adalah letak kesalahan kami selama pengembangan:

  1. Kami sudah tahu bahwa kami mengambil banyak user story pada sprint kali ini, namun tetap mengerjakan task sendiri-sendiri dan tidak fokus terhadap satu user story untuk diselesaikan terlebih dahulu.
  2. Kurangnya interaksi ketika merasa kesulitan. Hal ini mengakibatkan kurangnya kerja sama antar kelompok.

Kami terlambat menyadari kedua hal tersebut, sehingga pada akhirnya satu user story pun tidak ada yang selesai.

Tiba Saatnya Sprint Review

Baik dosen maupun Product Owner tidak ada yang merasa puas akan hasil kami. Pada saat itulah kami baru menyadari bahwa kami tidak melakukan secara agile. Mengingat kembali pada empat agile manifesto:

  1. Individuals and interactions over processes and tools
  2. Working software over comprehensive documentation
  3. Customer collaboration over contract negotiation
  4. Responding to change over following a plan

Untuk kasus kurangnya interaksi ketika merasa kesulitan, kami tidak menerapkan manifesto yang pertama. Harapan kami kedepannya yaitu kami akan lebih berinteraksi sesama anggota kelompok agar kami dapat saling membantu ketika terjadi kesulitan.

Disamping itu, terdapat efek yang ditimbulkan, yaitu tidak ada satupun user story yang terselesaikan. Hal ini jelas melanggar prinsip agile, karena pada dasarnya untuk setiap sprint cycle harus terdapat sebuah deliverable product untuk ditunjukkan kepada customer. Mengingat pada prinsip pertama dari 12 agile principles:

“Agile first priority is to fulfill the customer need from beginning to end and continuous improvement to ad into valuable software.”

Strategi dan Harapan untuk Sprint 3

Setelah instropeksi dan peer-review antar anggota, kami berencana memfokuskan kepada beberapa user story terlebih dahulu untuk diselesaikan. Kami menyadari bahwa strategi ini sangat penting dan berkaitan erat dengan agile principles, karena:

  1. Produk dapat cepat dievaluasi dan diberikan feedback oleh customer, sehingga apabila terdapat requirement yang berubah, kami dapat segera memperbaikinya.
  2. Kami dapat mengetahui progress dan kemampuan individu maupun kelompok, agar kedepannya lebih baik dalam menentukan task ataupun user story yang akan dikerjakan.

Sekian dari blog saya, semoga bermanfaat.

--

--