We Use Git ! — YUK RECYCLE

Hi, it’s Donny !

Pada kali ini saya ingin menceritakan bagaimana kami membagi pekerjaan dan bagaimana menyatukan kerjaan kami.

Ya! jawabannya adalah kami menggunakan Git.

Kami menggunakan gitlab untuk menyatukan hasil kami. Alasan lainnya adalah dengan sistem deployment pada gitlab yang mudah sehingga bisa di automasi langsung ke docker kami.

Git

Pekerjaan yang kami lakukan meliputi front end dan back end. Front end kami menggunakan Flutter dan back end kami menggunakan Go Lang ditambah dengan database menggunakan PosgreSQL.

Kami pada awalnya menyatukan file front end dan back end lalu karena kami harus saling menunggu untuk commitan [RED] [GREEN] [REFACTOR], maka kami memutuskan untuk memisahkan front end dan back end.

Lalu setelahnya, proses pengerjaan berdasarkan kecepatan masing-masing.

Kami juga tidak malu untuk saling bertanya bahkan untuk sekadar membantu melakukan push commit di branch teman, karena mungkin faktor keadaan yang mendesak. Kami juga ketika sebelum ingin merge ke staging dan di deploy ke Docker, akan melakukan review terhadap code atau bagian yang akan di gabungkan tersebut. Hasilnya adalah kami meyakini staging bebas dari bug dan dapat menyalurkan hasil yang optimal.

Git Rebase vs Git Merge

Fasilitas rebase di Git dapat dipakai untuk memodifikasi riwayat commit yang sudah ada. Sebagai contoh, rebase dapat dipakai untuk menggantikan merge. Walaupun memberikan hasil yang sama, keduanya memiliki ‘efek samping’ yang berbeda. Operasi merge akan menghasilkan commit baru sementara rebase tidak. Dengan demikian, rebase menghasilkan riwayat yang lebih rapi tanpa percabangan. Walaupun demikian, rebase sebaiknya tidak dipakai bila branch sudah dipublikasikan dan dipakai oleh orang lain. Operasi rebase biasanya hanya untuk merapikan branch yang masih di komputer lokal dan belum dipublikasikan ke server Git.

Sekian sharing kali ini, semoga bermanfaat. Cheers ! *D*