Tim Dinamik

Benny William Pardede
PPL D7 — Fasilkom UI
5 min readMay 22, 2019
Nasi Tim

Mohon restu pindah haluan dari hacker sebentar.

Apa yang mendefinisikan sebuah tim? Apa bedanya dengan sekumpulan orang-orang — alias kelompok? Sebuah kelompok atau group dalam bahasa inggris didefinisikan sebagai komunitas sosial yang memiliki kesamaan terutama dalam ciri-ciri yang definitif, sedangkan sebuah tim atau team adalah variasi dari sebuah kelompok di mana anggotanya memiliki kesamaan merupakan tujuan/target/goal bersama yang dikerjakan bersama (Myers, 2013).

Kata tim juga lazim dideskripsikan dengan pernyataan seperti, ‘sekumpulan orang’, ‘kooperasi’, ‘sinergi’, ‘melapor ke satu bos’, ‘bekerja bersama’, dll. Faktanya bahwa tim merupakan sekumpulan orang dengan kesamaan tujuan menciptakan dinamika di antara anggota tim karena mereka saling bergantung satu sama lain untuk sukses. Misalnya, tim olahraga menang atau kalah secara keseluruhan. Walaupun pernyataan ‘melapor kepada satu bos’ dapat menjadi pernyataan yang menyesatkan karena satu orang dapat berada di banyak tim.

Kata “tim” kadang-kadang digunakan untuk merujuk sebuah kelompok walaupun sebenarnya salah. Misalnya, seringkali disebut “tim” penjualan padahal seharusnya kelompok penjualan karena tiap pegawai sales diberi insentif secara individual. Seorang pegawai sales mendapat komisi berdasarkan tingkat penjualannya masing-masing dan tidak terpengaruh oleh kinerja pegawai sales lainnya.

Jadi sebenarnya kumpulan orang dalam satu topik yang sama di PPL itu sebuah kelompok atau sebuah tim? Kalau kita melihatnya sebagai sebuah kelompok, berarti kita menganggap tiap anggota di kelompok PPL hanya sekumpulan orang yang kebetulan memiliki kesamaan misalnya sama-sama programmer, sama-sama mengambil PPL, dan sama-sama memilih topik yang sama. Namun jika kita melihatnya sebagai sebuah tim, berarti kita menganggap bahwa kelompok PPL tersebut memiliki tujuan bersama yang ingin dicapai di akhir mata kuliah PPL dengan topik yang dibawakan. Entah itu dapat nilai bagus, produk yang bermanfaat, mengesankan product owner, dan lain-lain.

Lebih cocok mana, kelompok PPL atau tim PPL? Menurut saya, akan lebih cocok disebut tim PPL karena kalau kelompok PPL berarti setiap anggota di dalam kelompok akan memiliki kinerja kerja yang tidak dipengaruhi oleh kinerja koleganya, sama seperti analogi tim penjulan sebelumnya. Namun hal itu tidak mungkin terjadi dalam programming kolaboratif karena semua anggota akan mengerjakan di satu software yang sama. Kalau tujuan/goal tidak ditanam di masing-masing mindset anggota, semua akan sebebas-bebasnya saja ngoding di softwarenya, yang tentu saja akan menciptakan kekacauan produk akhir.

Mahasiswa ilmu komputer (kami) sering mengalami kesulitan dalam bekerja dalam tim karena selama proses perkuliahan, kami jarang ditugaskan untuk bekerja dalam tim. Akibatnya, tim mungkin tidak bekerja seefektif yang seharusnya. Padahal, pada akhirnya setiap mahasiswa ilmu komputer harus ngoding berkelompok di mata kuliah PPL. Oleh karena itu, dinamika tim perlu dikenalkan untuk mahasiswa ilmu komputer untuk mengetahui cara memprediksi dan membangun kinerja tim.

Dinamika Tim (Team Dynamics)

Dinamika tim adalah kekuatan psikologis yang tidak disadari dan memengaruhi arah perilaku dan kinerja tim. Bisa dikatakan bahwa dinamika inilah yang menjadikan sebuah kelompok bermetamorfosis menjadi sebuah tim. Dinamika tim diciptakan oleh sifat kerja tim, kepribadian anggota tim, hubungan kerja mereka dengan orang lain, dan lingkungan di mana tim bekerja. Faktor-faktor tersebut lah yang akan menciptakan sebuah dinamika tim. Dan jika berhasil, apakah tim tersebut akan bekerja secara optimal? Belum tentu.

Dinamika tim dapat berdampak positif. Misalnya, ketika dinamika tim meningkatkan kinerja tim secara keseluruhan dan/atau mengeluarkan yang terbaik dari tiap anggota. Dinamika tim juga bisa berdampak buruk. Misalnya, ketika mereka menyebabkan konflik yang tidak produktif, demotivasi, dan mencegah tim mencapai tujuannya.

Dan jangan pikir bahwa kapasitas yang cukup/tinggi di setiap individu akan menciptakan dinamika tim yang bagus. The Appolo Syndrome berbunyi bahwa tim yang tiap individunya yang sangat kompeten dapat berkinerja buruk secara kolektif. Ini ditunjukkan dengan ciri-ciri tim yang menghabiskan waktu yang berlebihan dalam debat yang destruktif, mencoba membujuk anggota tim lain untuk mengadopsi pandangan mereka sendiri, dan menunjukkan tabiat untuk menemukan kelemahan dalam argumen orang lain. Sedangkan anggota tim lain cenderung untuk bertindak menurut alur favorit mereka sendiri tanpa memperhitungkan apa yang dilakukan sesama anggota. Intinya, dalam tim yang seperti ini, tidak ada sense of belonging dan bisa jadi pemimpinnya tidak bisa mengayomi dan memastikan seluruh anggotanya memiliki relasi yang baik.

Untuk menjadi pemimpin sebuah tim, perlu disadari bahwa jikalau sebuah pemimpin yang kita inginkan adalah seseorang yang hanya menyuruh-menyuruh anggota tim lain saja, akan terjadi sindrom Appolo itu lagi karena jelas-jelas ketuanya tidak ingin pandangan anggota lain diterapkan dalam alur kerja tim. Istilah servant leader muncul karena diperlukannya seorang pemimpin dalam setiap tim untuk untuk menegur anggotanya yang dianggap kurang bekerja secara maksimal namun pemimpin tersebut juga harus selalu ada untuk tim apabila anggota tim memiliki kesulitan atau memerlukan bantuan. Servant leader dalam setiap tim akan menjaga keutuhan relasi antar anggota namun tetap menjaga alur hirarki saat pengambilan keputusan.

Bagaimana dengan persoalan membangun dinamika tim yang positif? Cara yang paling sering diterapkan adalah dengan team building. Apakah itu team building? Tim adalah sekelompok orang yang bekerja menuju tujuan bersama. Team Building adalah proses yang memungkinkan sekelompok orang untuk mencapai tujuan mereka. Jadi, dibanding peningkatan kompetensi dan kecakapan kerja anggota, team building lebih mencakup persoalan manajemen; pada dunia kerja. Kegiatan team building selalu tidak berhubungan dengan pekerjaan tim itu sendiri. Malah, team building sering dianggap sebagai pelarian sejenak dari pekerjaan karena contoh-contoh kegiatan team building ada bowling, makan-makan, piknik, rekreasi, dan masih banyak lagi.

Dynamics & Team Building di Koneg Liquid

Bagaimana penerapan semua ini di tim PPL kami? Well, sebagai intro, tim ini bisa dibilang sudah terbentuk semenjak kami semua duduk di semester 2. Semua berawal dari sebuah kebetulan dimana kami semua duduk sekelas di (hampir) setiap mata kuliah, yang akhirnya membentuk kelompok dimana saya berada sekarang dan tim yang memiliki goal mendapat nilai bagus di PPL. Jadi, dinamika tim kami? Biasa aja. Tapi yang jelas kami sudah team building sejak 2 tahun yang lalu dan karena setiap hari kelas bersama terus jadi tiap hari rasanya adalah team building bagi kami. Intinya tidak ada lagi kecanggungan awal-mula-berkenalan itu di setiap anggota tim sehingga tidak perlu lagi mengalokasikan waktu ekstra untuk team building khusus PPL.

Selama perjalanan 2 tahun itu kami sudah mengerti bidang ilmu komputer apa yang masing-masing dalami/minati, dan hal tersebut lah yang menjadi faktor kami menentukan hacker, hustler, hipster, dan turunan hacker seperti devops, data scientist, dll. Semua saling pengertian dan saling mengenal ini membuat pekerjaan lebih optimal karena tidak ada waktu yang terbuang untuk mengurusi relasi antar anggota yang kacau. Untungnya juga tidak ada anggota Koneg Liquid yang ingin dominan dalam kegiatan software development life cycle seperti scrum meeting atau sprint planning, dsb. Kalau ada, nanti akan terjadi sindrom Appolo tadi di tengah tim dan menghancurkan pengerjaan software yang ingin dibuat dan apa yang sudah dibangun 2 tahun terakhir.

Blurry as we say goodbye

Benny William Pardede
Koneg Liquid

--

--