Peran Persona terhadap Keputusan Development

Yudistira Hanifmuti
PPL Teman Bisnis
Published in
4 min readApr 30, 2019

Bertemu kembali dengan saya, Yudistira. Pada kesempatan kali ini, saya ingin berbagi cerita mengenai pemahaman saya soal persona dan persona seperti apa yang diterima kelompok kami. Saya juga akan membahas bagaimana persona mempengaruhi keputusan-keputusan dalam mengembangkan aplikasi.

Persona

Yup, gambar di atas merupakan screenshot dari game Persona 3 Portable, game pertama yang saya mainkan dari seluruh seri Persona. Ada konsep menarik pada game tersebut yaitu setiap orang/karakter memiliki persona (semacam makhluk astral?) masing-masing yang akan bertarung. Setiap persona memiliki kemampuan yang berbeda-beda yang ditentukan berdasarkan kepribadian masing-masing karakter. Cukup sampai di sini, mari kita kembali ke topik sebenarnya.

Apa itu Persona?

Persona adalah sebuah representasi dari pengguna dalam bentuk individu yang sebenarnya tidak ada (khayalan). Persona memuat rangkuman singkat mengenai karakteristik, pengalaman, tujuan dan hal lain yang menunjukkan kondisi pengguna.

Persona dibuat berdasarkan analisis terhadap data pengguna. Tidak jarang bahwa untuk sebuah aplikasi, terdapat lebih dari satu persona karena target pengguna aplikasi bisa jadi memang mencakup banyak kategori pengguna.

Mengapa butuh Persona?

Image result for image of too many choices

Ya, tim membutuhkan persona. Terkadang dalam mengembangkan aplikasi, terutama dalam mendesain sesuatu seperti sebuah tampak depan halaman web (UI) atau sebuah workflow, kita dihadapkan kepada beberapa pilihan. Tim tidak bisa begitu saja improvisasi sesuka mereka. Tim harus mengambil keputusan berdasarkan suatu dasar karena yang menggunakan aplikasi bukan mereka, tapi pengguna.

Di titik itulah Persona berperan. Dengan mengacu pada persona, tim dapat menentukan suatu desain dengan alasan-alasan yang masuk akal dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Mari kita lihat persona yang ada di kelompok kami PPL A1

Persona di A1

Saya akan bercerita sedikit mengenai kelompok kami. Aplikasi yang kami kerjakan adalah dashboard untuk mencatat kegiatan pengguna aplikasi Teman Bisnis (Android App). Pengguna aplikasi kami adalah developer dari Teman Bisnis itu sendiri. Pada awalnya, Product Owner kami sudah membuat persona untuk aplikasi yang akan kami buat. Namun, ternyata terdapat kesalahan yaitu Product Owner salah membuat persona. PO membuat persona untuk pengguna aplikasi mereka (Android App), sementara yang dibutuhkan adalah persona tentang developer mereka. Pada akhirnya, kami membuat persona sendiri berdasarkan analisis kami terhadap deskripsi PO.

Persona A1

Persona di atas adalah hasil analisis kelompok kami yang dikerjakan oleh teman saya Reza Ramadhansyah. Berikut analisis yang ia berikan :

Deni merupakan anggota Teman Bisnis. Ia ingin sekali membuat laporan untuk pendataan user dalam aplikasi yang ia buat. Kesulitan yang ia hadapi yaitu tidak teratur dalam mencatat data-data yang diperoleh dari user yang menggunakan aplikasinya.

Kalau sudah ada persona, sekarang apa?

Pengaruh pada Desain

Saya akan membahas sedikit saja soal desain karena yang saya tidak berperan banyak dalam tahap ini.

Berdasarkan deskripsi di atas, kami menyimpulkan bahwa Deni, sebagai anggota Teman Bisnis, membutuhkan aplikasi yang dapat menampilkan data yang tidak hanya informatif, namun juga rapi dan teratur.

Kesimpulan di atas ditunjukkan dengan membuat mockup design yang sudah dibuatkan oleh hipster kami sekali lagi (Terima kasih, teman). Berikut contoh halaman dari aplikasi kami.

Mockup Aplikasi Web

Mari kita coba kaitkan dengan persona yang dimiliki oleh kelompok A1.

Bio
‘… ia belum bisa untuk memantau aktivitas user yang menggunakan aplikasi mereka. …’

Desain dashboard di atas sudah dibuat dengan mencontoh beberapa dashboard data analytics yang sudah ada. Dengan membuat detail untuk setiap event yang ada pada aplikasi Teman Bisnis, Deni (di Persona) dapat memantau aktivitas yang dilakukan user, terpisah untuk setiap jenis aktivitas. Hal ini dapat menjadi analisis lebih lanjut untuk keperluan bisnis.

Frustration
‘Ketidakrapihan data yang dikumpulkannya’

Data yang dikumpulkan akan menjadi percuma jika tidak digunakan. Cara untuk menampilkan data pun menjadi pembahasan yang tak kalah penting. Keputusan dari kelompok kami, yang tentunya sudah disetujui oleh klien, adalah menggunakan tabel dan bar chart untuk menampilkan data aktivitas pengguna. Harapannya, dengan menggunakan bantuan visualisasi seperti tabel akan menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh si Deni.

Pengaruh pada Bagian Lain?

Secara tidak langsung, dari persona tersebut juga menjelaskan kebutuhan dari developer Teman Bisnis untuk mengumpulkan data. Ya, mereka membutuhkan API untuk mengumpulkan data. API tersebut juga harus bisa digunakan oleh tim developer mengingat setiap anggota tidak semuanya menggunakan teknologi/bahasa pemrograman yang sama.

Sehingga, kami memutuskan untuk menggunakan Django REST dengan url/router sederhana yang dapat digunakan oleh developer dengan mudah. Berikut contoh penggunaan API (ceritanya masih mengawang-awang, walaupun sebenarnya sudah jadi) :

POST domain-backend/user-events/?=parameter

Kesimpulan

Persona merupakan salah satu instrumen yang dibutuhkan dalam requirements gathering. Dengan adanya persona, tim developer memiliki dasar atau alasan untuk menentukan atau mengambil keputusan saat melakukan desain atau implementasi kode.

Saya rasa tulisan ini sudah cukup. Sampai jumpa di tulisan saya yang berikutnya. Semoga bermanfaat. Terima kasih.

Bye

— Muhammad Yudistira Hanifmuti

--

--