Scrum? Agile? Getting Used to it

Andrew Savero
PPL Teman Bisnis
Published in
4 min readApr 4, 2019

Hai, kembali lagi dengan saya, Andrew, selaku hacker/hipster dari kelompok PPL TemanBisnis! Kali ini saya akan berbagi cerita mengenai metodologi yang dipakai oleh PPL tahun ini untuk mengembangkan software.

2 gambar ikonik scrum. Sumber : http://blog.trello.com/hubfs/Imported_Blog_Media/scrum_agile_feature-1024x512.jpg

Pendahuluan

Sebelum memulai PPL tahun ini, saya mulai menyiapkan diri saya dengan meyakinkan diri saya sendiri, ‘PPL hanya penerapan dari RPL kan ya, aman lah’. Pada proses Scrum PPL ini, saya seringkali berpikir kalau prosesnya tidak berjalan selancar yang saya bayangkan ketika saya mengambil RPL tahun lalu. Kami sering mengalami kesulitan yang tidak terduga, seperti progres User Story terkait Android yang sudah dimulai sejak sprint pertama, nyatanya belum dapat dibilang selesai hingga saat ini. Karena itu kami sepakat bahwa sprint ini kami fokus mengerjakan segala task yang berkaitan dengan penyelesaian User Story terkait Android tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan pendekatan Agile. Berikutnya, saya akan memfokuskan bahasan ke 2 kata kunci, yaitu Agile dan Scrum.

Apa itu Agile?

Jika menggunakan Google Translate, Agile bisa diartikan menjadi tangkas, lincah, ataupun gesit. Konteks Agile yang mau saya bahas tidak jauh juga dari arti — arti tersebut, yaitu kelincahan pengembangan software. Jadi, pengembangan software Agile adalah sekelompok metodologi pengembangan software yang memerlukan adaptasi yang cepat dari pihak pengembang, juga dari klien.

Apa itu Scrum?

Scrum is a framework within which people can address complex adaptive problems, while productively and creatively delivering products of the highest possible value.” — scrum.org

Scrum adalah sebuah metode yang iteratif, yang termasuk salah satu dari metode Agile yang ditetapkan oleh PPL tahun ini untuk diterapkan, dimana kami mau tidak mau harus memakai metode scrum ini untuk mengembangkan software. Tentunya masih ada metode Agile yang lain, tidak harus scrum, disesuaikan saja.

Peran di Scrum, dan kewenangannya?

Peran — peran yang terdapat pada metode Scrum. Source : https://thedigitalprojectmanager.com/wp-content/uploads/2018/06/3-scrum-roles.png

Terdapat 3 role pada metode Scrum, yaitu Product Owner(PO), Scrum Master, dan Development Team atau yang biasa disingkat DevTeam. Saya akan mencoba menjelaskan sambil menyesuaikan dengan kondisi Scrum yang kami terapkan.

Product Owner

Mas Zul. (yang di dalam kotak merah)

Product Owner bisa dianggap orang yang paling penting dari proyek, karena PO lah yang menentukan Product Backlog, dan tentunya yang mengetahui rincian dan requirements dari software yang akan dikembangkan. PO juga yang berhak menentukan apakah sebuah progres dapat diterima atau tidak. Yang di highlight pada foto diatas adalah Product Owner kami, yang akrab dipanggil dengan ‘Mas Zul’, selaku perwakilan dari pihak Teman Bisnis, klien dari PPL kami. Jika ada keraguan atau hal yang ingin ditanya mengenai proyeknya, kami langsung bertanya kepada Mas Zul.

Development Team (DevTeam)

DevTeam PPL Teman Bisnis. (6 Orang)

Development Team adalah tim yang mengerjakan produk, yang harus memenuhi tujuan setiap sprint. Pada setiap sprint review, DevTeam harus menyiapkan dan presentasi hasil pengerjaannya selama satu sprint kepada Product Owner.

Scrum Master

Scrum Master PPL Teman Bisnis. (di dalam kotak merah)

Scrum Master adalah seseorang yang harus memastikan bahwa scrum yang dijalankan oleh DevTeam berjalan dengan lancar. Scrum Master kami, Dimas Saputra, selaku salah satu asisten dosen PPL tahun ini. Scrum Master berbeda dari Project Manager, salah satunya adalah Scrum Master tidak memberikan arahan — arahan secara langsung kepada tim, dan juga tidak memberikan tugas ke DevTeam. Scrum Master juga yang memimpin beberapa acara penting pada Scrum, seperti Sprint Planning, Daily Scrum Meeting, Sprint Review, dan Sprint Retrospective. Mungkin akan dijelaskan secara detail lain waktu.

Dari penjelasan peran Scrum diatas, bisa didapat bahwa setiap individu sudah diatur cara berinteraksi satu sama lain. Hal ini terdapat pada salah satu Agile Manifesto, yaitu ‘Individu dan interaksi ketimbang proses dan sarana perangkat lunak’, dimana produk tidak dihasilkan dari suatu proses dan sarana perangkat lunak, tetapi hasil kolaborasi dari individu — individu yang berinteraksi seperti pada peran Scrum diatas.

Sprint

Ada banyak istilah pada Scrum, dan salah satu istilah tersebut ada Sprint, yang sedang kami jalani sekarang.

Sprint(?) Source : https://i.ytimg.com/vi/Rihx9yScTGM/maxresdefault.jpg

Sprint di Scrum itu ngapain? apakah DevTeam nya harus lari sprint? Benar sih, sprint itu berlari jarak tidak jauh dengan cepat, tapi sprint yang dimaksud di Scrum itu bukan sprint itu, tapi kata ‘Sprint’ ini merepresentasikan batasan waktu untuk mengerjakan sebuah progres/deliverables yang bisa dipresentasikan kepada PO pada saat Sprint Review. DevTeam harus ‘berlari’ menyelesaikan produk yang harus dikerjakan, dengan waktu yang dibataskan tidak begitu lama. Lama Sprint yang ditentukan pada PPL tahun ini sekitar 2 minggu. Dengan adanya deliverables yang harus dipresentasikan pada setiap akhir Sprint, maka hal ini juga terdapat pada salah satu Agile Manifesto, yaitu ‘Perangkat lunak yang bekerja lebih dari dokumentasi yang menyeluruh’. Pada Sprint Review pertama kami, kami mepresentasikan hasil sprint kami, yaitu ‘Halaman untuk menampilkan detail user’. Hasil tersebut merupakan tampilan yang kami buat berdasarkan mock-up dari Mas Zul, yang juga bagian kecil dari keseluruhan produk, tetapi hasil tersebut bisa dianggap sebagai ‘working product’.

Penutup

Demikian dari pengalaman yang saya dapat sharing mengenai apa itu agile dan scrum. Sekian dari saya, jika ada kesalahan pada penulisan, mohon diingatkan dan dikoreksi, karena disini saya juga masih dalam tahap belajar :D. Terimakasih telah membaca artikel ini, dan sampai jumpa!

#PPLFasilkomUI
#PPLMenyenangkan

--

--