Inilah Teknik Membuka Presentasi Favorit Saya — Sederhana tapi Berdaya

Surja Wahjudianto
PresentasiKu
Published in
3 min readMay 27, 2020
Photo by Marvin Meyer on Unsplash

Pembukaan presentasi adalah tahapan krusial bagi kesuksesan kita berpresentasi. Menurut Craig Valentine, juara dunia public speaking 1999, 30 detik pertama adalah saat paling penting. Di 30 detik pertama ini pembicara bisa mengangkat mood peserta atau malah menjatuhkannya. Inilah detik-detik yang membentuk bagaimana audiens akan merespons dan bersikap terhadap presentasi kita selanjutnya.

Karenanya kita mesti cepat-cepat membangun kedekatan dan keakraban dengan audiens sejak awal. Kedekatan dan keakraban ini penting agar pesan-pesan dalam presentasi kita mudah diterima oleh audiens.

Ada banyak teknik membuka presentasi yang bagus di luar sana. Tapi kali ini saya akan membagikan satu teknik yang berbeda. Teknik yang sering saya pakai saat saya membawakan training atau seminar. Teknik ini efektif untuk membangun keakraban dan keterhubungan dengan audiens dengan cepat.

Sebut saja teknik ini ‘Teknik M’. Caranya begini:

Di awal presentasi saya akan mengenalkan diri saya dengan mengatakan:

“Sebelumnya perkenalkan nama saya Surya Wahyudianto. Tapi ejaannya Surja Wahjudianto. Pakai J, bukan Y. Pakai ejaan lama, karena ini produk lama.” (audiens tertawa).

“Jika melihat dari nama saya, bisakah bapak/ibu menebak saya berasal dari mana? Yang jawabannya betul nanti akan mendapatkan… pahala.” (audiens tertawa)

Biasanya jawabannya langsung mengalir lancar. Ada yang menjawab Surabaya, Bandung, Malang, Jogja, Jombang, Semarang, Jakarta, Bogor, Solo, Banyuwangi, dan sebagainya.

Seperti yang sudah saya perkirakan sebelumnya, jawaban-jawaban mereka tidak ada yang tepat. Jadi saya katakan,“Luar biasa… jawabannya… salah semua!” (audiens tertawa)

“Biar tidak salah semua, sekarang saya kasih petunjuk ya. Petunjuknya adalah kota ini berawalan dengan huruf M.”

Karena ada petunjuk audiens jadi tambah semangat menjawab: Malang (padahal sudah salah), Madiun, Magetan, Makassar, Medan, Majalengka, Mojokerto, Maumere, Manokwari, Manado, bahkan Madura (padahal Madura bukan kota), dan lain-lain.

Karena masih belum ada yang benar, akhirnya saya katakan: “Maaf, jawabannya tetap belum ada yang benar.”

Karena dari sekian banyak jawaban ternyata tidak ada yang benar, audiens jadi penasaran. Akhirnya saya ungkap:

“Yang benar adalaaah…(sengaja saya tahan biar audiens tambah penasaran)saya berasal dari… mBangil.” (audiens meledak tawanya).

Mengapa ini lucu?

Berikut penjelasannya:

1. Salah satu cara membuat audiens tertawa adalah membuat mereka kecele atau terkecoh. Saya memberi petunjuk bahwa kota dimana saya berasal adalah berawalan dengan huruf M, padahal saya berasal dari Bangil, hanya pengucapannya yang seolah-olah nama kota itu berawalan huruf M. Inilah yang membuat audiens terkecoh, ini yang membuat mereka tertawa.

Catatan: Orang Jawa umumnya mengucapkan kata-kata yang berawalan dengan huruf B menjadi mB. Misalnya: Bali menjadi mBali, Bogor menjadi mBogor, Bandung menjadi mBandung, bahkan bulan menjadi mbulan. Seolah-olah itu berawalan dengan huruf M.

2. Demikian juga ketika saya mengatakan: “Yang jawabannya benar nanti akan mendapatkan…” audiens berharap mendengar kata ‘hadiah’ atau semacamnya. Tapi ketika ternyata mereka mendengar kata ‘pahala’ mereka merasa terkecoh, mereka kecele. Dan tertawalah mereka.

Mengapa ini saya rekomendasikan sebagai pembukaan presentasi?

Ini penjelasannya:

1. Mengajukan pertanyaan adalah salah satu cara efektif untuk membuat audiensberpartisipasi dan memperhatikan. Apalagi kalau pertanyaan itu adalah pertanyaan yang mudah untuk dijawab. Pertanyaan saya: ‘Jika melihat dari nama saya, bisakah bapak/ibu menebak saya berasal dari mana?’ adalah pertanyaan mudah dan tidak mengandung risiko. Karenanya audiens antusias untuk menjawab, sehingga suasana jadi hidup.

2. Membuat audiens tertawa adalah cara efektif untuk menjadikan Anda cepat dekat dan akrab dengan mereka. Hebatnya lagi, saat Anda berhasil membuat audiens tertawa, ini memberi Anda energi yang luar biasa. Anda jadi lebih merasa diterima dan jadi lebih percaya diri di hadapan mereka.

Mungkin cara ini tidak sepenuhnya bisa Anda terapkan dalam presentasi Anda. Tapi paling tidak ide-idenya bisa Anda ambil dan Anda sesuaikan dengan situasi Anda.

Semoga tulisan ini bisa membantu Anda untuk mengejutkan diri Anda sendiri dengan kemampuan presentasi Anda yang meningkat dramatis.

Join my email list with other people for more helpful insights.

--

--

Surja Wahjudianto
PresentasiKu

Shares content related to English learning, public speaking, and personal stories only for YOU.