Bagaimana Pelatihan OKR untuk Manajer Membentuk Pendekatan yang Realistis dalam Proses Belajar

RDK
Product Narrative Publication
4 min readOct 3, 2019

Artikel ini adalah translasi dari artikel orisinal dalam bahasa Inggris, yang diterbitkan di e27.co: How OKR Training for Managers can Create a More Realistic Approach to Learning

Mengapa pendekatan yang representatif terhadap pelatihan manajer lebih efektif?

Beberapa pekan yang lalu, saya menghadiri pelatihan empat hari di Singapura mengenai cara memfasilitasi pembicaraan yang bermakna. Kunjungan singkat yang dihadiri kami berdua ini merupakan bagian dari program pengembangan personal untuk tim Product Narrative.

Tema dari pelatihan ini seputar ontological coaching. Banyak pembahasan mengenai tubuh, bahasa, dan emosi. Namun, satu hal yang paling membuat saya tercengang ialah bagaimana pelatihan tersebut disiapkan dan dibawa. Tampak jelas bahwa banyak upaya dilakukan demi menciptakan lingkungan atau situasi yang mendukung proses belajar dalam keadaan yang sesungguhnya, selain dari materi pembelajarannya sendiri. Maka dari itu, misalnya selama diskusi tentang kesedihan atau rasa iba, situasi yang mendukung berhasil membangkitkan emosi-emosi tersebut bagi banyak peserta. Hal ini merupakan salah satu contoh bentuk pengalaman yang nyata.

Lingkungan belajar yang menitikberatkan pengalaman ini membuat peserta belajar dan mengerti materi dalam konteks aslinya.

Artikel singkat ini tidak bertujuan untuk menyimpulkan konten atau pengalaman pelatihan empat hari tersebut. Seandainya saya berusaha untuk menulisnya pun, saya akan meragukan kualitasnya. Akan tetapi, saya hendak menyampaikan persamaan antara persiapan yang dilakukan di pelatihan itu dan lingkungan belajar yang terbentuk dari OKR (Objectives Key Results).

Memahami sulitnya mempelajari emosi hanya dengan membaca, analogi yang sama juga berlaku pada proses belajar menjadi manajer yang andal jika hanya dengan membaca atau menghadiri pelatihan: cara ini tidak utuh. Keduanya perlu melibatkan pengalaman sebagai bagian dari proses belajar. Merasakan keadaan yang sesungguhnya sangat dibutuhkan untuk mendukung proses belajar menjadi manajer yang andal.

Kami akan menggali bagaimana penerapan OKR di organisasi Anda pada dasarnya menciptakan keadaan nyata untuk melatih manajer Anda menjadi pemimpin yang lebih baik.

“Keberadaan manajer sangat penting dan dapat memiliki dampak signifikan pada kinerja karyawan.” — Google re:Work

Ketika belajar tidak melibatkan lingkungan yang nyata

Pernahkah Anda membaca artikel tipikal bagaimana cara menjadi manajer yang baik? Artikel serupa itu umumnya menyebutkan beberapa saran seperti ‘belajar untuk delegasi’ atau ‘jangan mengontrol berlebihan (micromanage)’. Atau mungkin, Anda pernah mengikuti program pelatihan yang hanya membahas daftar panjang tentang keterampilan yang harus dimiliki seorang manajer? Pencarian Google secara singkat menghasilkan banyak contoh seperti keterampilan dasar untuk manajer, bootcamp bagi manajer baru, atau cara mengawasi dan mengelola tim Anda secara efektif.

Jika Anda menjawab ‘iya’ untuk salah satu pertanyaan ini, maka Anda tahu cara-cara tersebut memberikan pengetahuan yang bermanfaat. Selain itu, Anda juga mungkin akan setuju materi yang ditawarkan dibangun dari intensi yang tulus: menjadikan manajer lebih bermutu. Meskipun begitu, mengapa rasanya sulit untuk menindaklanjuti dan mempraktikkan pengetahuan yang diperoleh ke dunia nyata, misalnya di kantor Anda?

Wendy Palmer dalam bukunya yang berjudul Embodied Leadership membagi sebuah petunjuk berharga:

“Ketika saya membaca buku tentang pengembangan personal, saya berada di posisi yang membuat saya merasa aman, biasanya di atas ranjang atau kursi kesukaan, dan semua rekomendasi [yang dilontarkan] terasa masuk akal. Namun, ketika saya berada di luar zona nyaman yang membuat tertekan, semua ide bagus tentang bagaimana cara mengatasi stres tidak lagi berarti.”

Ia membicarakan lingkungan pendukung belajar.

OKR memfasilitasi lingkungan belajar dalam situasi nyata serta latihan terus-menerus

Sewaktu menerapkan OKR di organisasi Anda, sejatinya Anda sekaligus menciptakan lingkungan pendukung belajar untuk melatih keterampilan dasar manajer yang baik.

Mari kita ambil dua hal yang selalu muncul dalam materi bagaimana cara menjadi manajer yang cakap:

  1. Mendelegasikan pekerjaan.
  2. Berkomunikasi dengan tim, termasuk dalam memberikan umpan balik.

Marilah pula kita melihat bagaimana OKR menyediakan kerangka kerja yang secara alami menempatkan Anda untuk mendelegasikan pekerjaan dan berkomunikasi secara berkala:

Kerangka waktu yang tertera dalam tabel (misalnya “… OKR mingguan…”) merupakan sebuah pengandaian bahwa OKR dilakukan mingguan. Dua mingguan juga salah satu bentuk kerangka waktu lainnya untuk menerapkan OKR.

Sesi perencanaan (OKR Setup) dan peninjauan (OKR Review), yang nantinya membentuk ritme pelaksanaan OKR, memungkinkan Anda untuk belajar dan berlatih terus-menerus di lingkungan kerja yang sebenarnya.

Akhir kata

Menjadi manajer yang baik tidak langsung terbentuk seusai Anda merampungkan kursus pelatihan manajemen maupun membaca ratusan artikel yang mencantumkan cara-caranya. Dibutuhkan konteks pembelajaran yang nyata untuk melatih keterampilan-keterampilan seperti delegasi dan komunikasi, pun pengulangan secara berkala.

Kutipan lain dari buku yang sama oleh Palmer:

“Jika hanya dengan membaca buku dapat mencapai potensi penuh kita, maka kita semua sudah mencapainya sekarang. Sebagian masalah dari hanya membaca dan memahami informasi ialah kita tidak memiliki pengalaman yang mewujudkan teori tersebut.”

OKR memfasilitasi pengalaman yang mewujudkan teori bagaimana menjadi manajer yang andal.

Untuk informasi lebih lanjut…

Kunjungi situs web kami untuk mengetahui cerita kami memulai Product Narrative.

Selamat beraktivitas!

- Tim Product Narrative

****

Jika Anda belum berlangganan, klik ini untuk mendapatkan buletin kami mengenai naratif, manajemen produk, dan sumber daya manusia.

--

--