The Dark Triad : 3 Kepribadian Gelap Kaum Toxic

Kaum toxic dibagi dalam 3 tipe kepribadian dasar, yaitu narsisistik, machiavellism, dan psikopatik.

Reza Adetya Tama
Psychepedia Indonesia
5 min readSep 24, 2020

--

Orang-orang toxic dapat dikelompokkan dalam tiga jenis kepribadian, yaitu (1) Narsisisme, (2) Machiavelisme, dan (3) Psikopati. Ketiga kepribadian itu disebut dengan The Dark Triad. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh Delroy Paulhus dan Kevin M. Williams pada tahun 2002, dalam jurnal penelitian mereka yang berjudul The Dark Triad of Personality: Narcissism, Machiavellism, and Psychopaty. Berbagai penelitian mengenai dark triad dalam berbagai area, seperti penegakan hukum, psikologi klinis, bisnis dan manajemen menunjukkan bahwa orang yang meraih skor tinggi dalam skala pengukuran dark triad memiliki kecenderungan untuk berbuat kriminal, memicu ketegangan sosial; dan menciptakan masalah-masalah dalam kelompok (terutama ketika mereka menduduki posisi kepemimpinan). Mereka juga kurang memiliki rasa belas kasih, empati, kepuasan hidup (kebersyukuran), kerelaan (menolong orang lain), dan memiliki pandangan yang buruk mengenai orang lain. Karena efek destruktifnya tersebut, maka tak heran tipe-tipe kepribadian ini dianalogikan dengan kegelapan.

Ketiga tipe kepribadian tersebut secara konseptual memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain, namun secara empiris menunjukan bahwa ketiganya tumpang tindih satu sama lain. Berikut ini penjelasan dari masing-masing tipe kepribadian tersebut:

1. Narsisme

https://www.sheknows.com/

Kata narsisme, berasal dari mitologi Yunani, yaitu kisah Narcissus. Dikisahkan, ia adalah seorang pemburu yang jatuh cinta pada pantulan bayangannya sendiri di sebuah kolam. Ia berusaha mengejar “orang yang dicintainya” tersebut, yang tak lain adalah bayangannya sendiri, hingga akhirnya mati tenggelam. Seorang narsis adalah seorang yang memuja dan mengagumi dirinya sendiri, dan berharap, orang lain pun akan mengaguminya. Seorang narsis adalah seorang yang mementingkan dirinya sendiri, membanggakan dan meninggikan dirinya, arogan, kurang memiliki empati, dan hipersesnsitif terhadap kritik.

2. Machiavellisme

wikipedia

Machiavellisme berasal dari nama filosof politik Italia abad 16 yaitu Nicollo Machiavelli. Pada tahun 1513 ia menulis sebuah buku yang amat masyhur berjudul Il Principe (Sang Pangeran). Dalam buku tersebut, ia memberikan panduan pada para penguasa atau calon penguasa tentang bagaimana meraih dan melestarikan kekuasaan, baik dengan kecurangan, tipu daya, dan kekejaman. Intinya, prinsip menghalalkan segala cara untuk meraih tujuan. Individu dengan kepribadian Machiavellis adalah orang yang bermuka dua, suka memanipulasi & memanfaatkan orang lain, mementingkan diri sendiri, dan memiliki tingkat emosi dan moralitas yang lemah.

3. Psikopati

Psychopati, atau psikopat ditandai dengan:

  • Terus-menerus melakukan perilaku antisosial, yaitu perilaku-perilaku yang merugikan orang lain seperti perilaku destruktif atau agresif (baik fisik maupun verbal).
  • Impulsivitas, yaitu kecenderungan untuk bertindak terburu-buru, yaitu melakukan hal-hal tanpa dipikirkan masak-masak, dampaknya baik bagi dirinya maupun orang lain, atau pertimbangan-pertimbangan logis lainnya.
  • Memikirkan kepentingan diri sendiri, dan sedikit atau bahkan sama sekali tak peduli dengan kebutuhan orang lain.
  • Minim empati: yaitu melakukan perilaku-perilaku yang mencerminkan ketidakpeduliaannya pada pemikiran atau perasaan orang lain. Mereka seperti manusia tanpa emosi, tak mudah tersentuh dan merasa bersimpati pada kesulitan orang lain.
  • Tidak memiliki rasa menyesal atau kapok dengan hal buruk yang telah mereka perbuat.

Apakah narsisme dan psikopat dalam konteks dark triad sama dengan narsisme dan psikopat sebagai bentuk gangguan kepribadian, sebagaimana dijelaskan dalam DSM atau PPDGJ? Tentu saja tidak. Narsisme dan psikopat dalam konteks dark triad bersifat subklinis. Pada level subklinis ini, seseorang menunjukkan ciri-ciri perilaku yang mengerah narsisme dan psikopat, namun dengan tingkat yang belum memenuhi syarat untuk didiagnosa sebagai pengidap Gangguan Kepribadian Narsisistik atau Gangguan Kepribadian Antisosial/Psikopat (sebagaimana dijelaskan dalam DSM dan PPDGJ).

Meskipun secara konseptual ketiga kepribadian tersebut memiliki ciri yang berbeda satu sama lain, namun ada beberapa ciri yang memberikan nuansa sama pada ketiga kepribadian tersebut, yaitu:

  • Mereka bisa bertindak secara agresif jika merasa keinginan dan kepentingannya terganggu.
  • Kurangnya empati, rasa bersalah dan penyesalan.
  • Mereka sangat ahli untuk mempermainkan pikiran dan perasaan orang lain, begitu pula mengeksploitasi maupun mengelabuhi orang lain.
  • Dengan ringan mereka akan melanggar nilai-nilai moral, sosial, agama, bahkan jika perlu hukum untuk mencapai keinginan dan tujuan mereka.
  • Menipu, berbohong, dan melakukan bullying adalah kebiasaan mereka sehari-hari.

Di samping itu, seseorang bisa jadi memiliki kombinasi dari ketiga kepribadian tersebut dalam dirinya, walaupun mungkin ada salah satu yang lebih dominan dari yang lain. Kombinasi dan dominasi kepribadian-kepribadian tersebut akan berdampak pada bentuk dan pola perilaku seseorang. Sebagai contoh, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Jonason dkk, dalam jurnal penelitiannya yang berjudul The Dark Triad at work: How toxic employees get their way, menemukan bahwa orang dengan kombinasi antara machiavellism dan psychopaty cenderung menggunakan cara-cara keras, sedangkan seorang dengan kombinasi antara machiavellism dan narcissistic cenderung menggunakan cara-cara lembut. Cara-cara keras seperti: ancaman, kekerasan verbal maupun fisik, pemaksaan, intimidasi, dsb. Sedangkan cara-cara lembut adalah, manipulasi pikiran dan perasaan orang lain, pengelabuhan, menutup-nutupi faktor resiko dan hanya menampilkan keuntungan-keuntngan, dsb, sehingga orang tanpa sadar, terkecoh bahkan secara sukarela mengikuti kemauan orang tersebut. Dari ketiga kepribadian yang membentuk dark triad tersebut, psikopati adalah yang paling “gelap”. Ia memiliki bentuk perilaku yang paling buruk dan efek yang paling destruktif bagi orang lain.

Jika kita menyadari adanya orang-orang yang memiliki kepribadian gelap semacam ini di sekitar kita, maka kita harus segera melindungi diri kita sendiri. Bersikap kritis, tegas dan menjaga jarak adalah hal yang harus dilakukan untuk menghindari dampak buruk yang ditimbulkan oleh para toxic tersebut.

Artikel Terkait :

--

--

Reza Adetya Tama
Psychepedia Indonesia
0 Followers

Seorang pembelajar abadi yang selalu (merasa) bodoh.