PERILAKU-PERILAKU AJAIB DI JALANAN (PENGENDARA MOTOR)

Masdab Ali
SUDUT PANDANG
Published in
4 min readDec 7, 2015

Sempat menetap beberapa tahun di Negara maju ( so they called) selama beberapa tahun, membuat saya sering membandingkan dengan keadaan yang terjadi di negeri tercinta saya sendiri. Dari hal remeh temeh, hingga hal yang serius. Mulai dari perbedaan cara mengurus sampah, hingga perbedaan ecommerce. Mulai dari sedikitnya tempat sampah, hingga pengaturan jadwal transportasi umum.

Mental, mental, dan mental.

Kebanyakan orang yang saya temui berpendapat bahwa hal yang dibutuhkan untuk menjadi Negara maju adalah melalui mentalitas. Saya sependapat dengan hal itu, namun perlu dipahami juga bahwa sebenarnya mentalitas tersebut tidak semata-mata terbentuk secara mandiri, namun juga memiliki alur yang bertingkat dan juga sistem pendukung yang memadai (bahasan yang bakal panjang lebar dan tinggi kalau ditulis disini). Menurut saya mentalitas sendiri setidaknya memiliki beberapa rumus sederhana, yang disesuaikan dengan kondisi serta konteks dari situasi yang melingkupinya. Kita ambil contoh misalnya mentalitas dalam berkendara di jalan raya. Satu rumus sederhana yang harus dipenuhi adalah, “hormati orang lain seperti menyayangi diri sendiri”.

Perilaku-perilaku menyebalkan

Kebanyakan dari kita sering menemui kejadian-kejadian unik bin lucu di jalanan. Terkadang (hanya sekadar) berkendara tidak menggunakan helm pengaman, atau yang paling parah sampai atraksi di jalan umum. Yang saya sebutkan terakhir memang sangat jarang terjadi (kecuali saat ada pawai kampanye parpol atau ormas). Berikut adalah perilaku-perilaku ajaib yang paling membuat saya jengkel.

Menggunakan perangkat teknologi

Telepon seluler adalah perangkat yang paling membuat saya muak. Terutama bagi mereka yang menggunakannya saat sedang berkendara di jalan raya. Maaf saja, manusia secara fisiologis tidak didesain untuk berkonsentrasi lebih dari satu hal. Dan percayalah, mereka yang mengagung-agungkan kemampuan multitasking itu sebenarnya tidak pernah terbukti dalam penelitian ilmiah. Melakukan dua hal bersamaan berbeda dengan berkonsentrasi dengan dua hal bersamaan.

Those things are simply impossible

Coba deh, kalian yang berkendara sambil membalas pesan. Waktu kalian bakal lebih efektif kalau kalian, idupin lampu sein, menepi ke kiri jalan kemudian balas pesan yang kurang dari 20 detik, trus jalan lagi. Jauh lebih efektif daripada nulis pesan saat berkendara, karena yang kalian lakukan akhirnya hanya berjalan sangat pelan dan menulis pesan juga kewalahan.

Oh iya, satu lagi mendengarkan musik saat berkendara juga berbahaya. Tolong dihindari perilaku semacam itu.

Pelan-pelan di tengah jalan

Buat kalian yang merasa memiliki SIM (Surat Ijin Mengemudi), coba diingat kembali saat kalian ujian SIM dulu (jangan-jangan nembak sama pak polisi lagi). Di Indonesia menggunakan sistem Left-Road System (Pengendara menggunakan sisi sebelah kiri jalan, mirip di UK deh kayaknya). Jadi yang harus kita pahami adalah saat kita ingin pelan-pelan di jalan, gunakanlah sisi kiri dari jalan tersebut. Jika ingin cepat, gunakanlah sisi kanan jalan tersebut. Jangan pelan-pelan ditengah Jalan.

Makan jalan pas mau belok

Hal ini sering terjadi saat ada motor yang ingin belok ke kanan, atau ingin putar balik ke arah berlawanan. Alih-alih menunggu dengan tenang di sisi jalan, biasanya mereka dengan sengaja memoncongkan badan kendaraan mereka supaya bisa segera memotong arus jalan. Padahal akhirnya hanya bikin jalan makin sempit.

Lampu sein kemana, beloknya kemana

Ini yang kayaknya lagi happening banget di Indonesia. Sampai-sampai ada meme yang mengatakan bahwa hanya Tuhan yang tahu Ibu-ibu pake motor matic mau belok kemana. Mungkin banyak dari kalian yang berfikir bahwa lampu sein itu lampu yang digunakan untuk mengetahui kemana arah si pengendara motor berikutnya. Saya pernah mengalami hampir menabrak ibu-ibu pembawa motor matic tersebut dengan santainya belok ke kanan, padahal lampu sein kiri yang nyala. Tepok jidat!.

Negara Maju = Pejalan Kaki

Bagi saya definisi Negara maju di bidang transportasi dan jalan raya itu adalah pejalan kaki. Kenapa demikian? Coba bandingkan Negara maju di sekitar Indonesia, Singapura misalnya. Biaya untuk memiliki kendaraan pribadi sangatlah mahal. Peraturan dibuat sangat ketat untuk menghindari pemilik kendaraan bermotor berperilaku tidak bertanggung jawab di jalanan. Hal ini juga dilakukan untuk menekan kepemilikan kendaraan pribadi supaya jalanan jadi tidak terlalu macet.

Tapi kan disana transportasi umum udah banyak banget ,nyaman lagi. Lagian Singapura itu Negara kecil kan?

Untuk urusan ukuran Negara, memang menjadi salah satu parameter keberhasilan transportasi dan lalu lintas sebuah Negara (terutama infrastrukturnya). Kalau ingin membandingkan secara langsung satu Negara dengan Negara lain tentunya adalah hal yang mustahil. Hal yang harus dilakukan sekarang adalah dengan membangun mentalitas pribadi dulu. Lakukan hal-hal kecil, sekarang.

Indonesia sangat beragam. Coba perhatikan jalanan di Papua, Sulawesi atau Kalimantan dengan di daerah Jawa. Tentu akan sangat berbeda. Akhirnya yang menjadi acuan adalah mentalitas untuk menghormati pengguna jalan raya lainnya. Sebagai contoh misalnya di daerah yang masih sedikit dan belum terlalu padat penduduknya, tentunya ada kecenderungan untuk menerobos lampu merah misalnya. Saya bukan membenarkan apa yang dilakukan, tapi coba dipikirkan dan diresapi kembali aturan-aturan yang diberlakukan di jalan raya. Aturan-aturan tersebut adalah supaya pengendara jalan raya bisa lancar , nyaman dan aman. Seandainya masih sedikit sekali orang di perempatan jalan, dan sepi sunyi keadaan, daripada kena begal mending jalan terus kan.

Semoga semakin banyak pejalan kaki di Indonesia, yang artinya semakin bagus juga sistem transportasi di Indonesia. Penataan wilayahnya juga semakin bagus. Dan artinya tentu saja jalanan menjadi lebih aman.

Akhir kata, kalau mau jadi raja jalanan.. buat jalan aja sendiri. Kalu mau ugal-ugalan silakan celakakan diri anda sendiri.

Salam. Salim.

--

--

Masdab Ali
SUDUT PANDANG

LIFELONG LEARNING | ENTREPRENEUR | MOTIVATION | SELF | INDONESIA