Coding: Bahasa Mesin yang Saya Sukai

Purwadhika Digital Technology School
purwadhikaconnect
Published in
3 min readFeb 20, 2019

Digital skills yang dimiliki setiap orang berbeda-beda. Ada yang ahli di Coding, Data Science, Digital Marketing, Startup, UX Design, dan masih banyak lagi. Purwadhika mengajak anak muda Indonesia atau yang dapat disebut #generasipintardigital untuk membagikan pengalaman, ilmu, tips, skill di dunia digital melalui #PurwadhikaWritingContest. Berikut adalah salah satu kiriman yang telah masuk ke email kami.

Perkenalkan nama saya Jeremy Yohanes. Saya sudah mengetahui coding sejak duduk di bangku SMP. Terutama saat duduk di kelas 7 SMP, ada ekstrakurikuler yang bernama IT CLUB atau klub computer. Di situ istilah yang paling dasar dalam bahasa pemograman diajarkan. Apa itu coding? Apakah itu sejenis makanan? Oh, itu bukan makanan, melainkan istilah dalam bahasa inggris untuk pemograman dalam dunia informatika atau computer.

Bahasa C adalah bahasa yang wajib diketahui dan perkembangannya seperti C+, C++, C+++, dan seterusnya. #include<stdio.h> adalah istilah yang pertama kali saya dengar saat kelas 7, tahun 2009. Kemudian saat duduk di kelas 8 dan 9, Saya mulai belajar tentang HTML atau Hypertext Markup Language. Ujian praktek computer saat kelas 9 SMP adalah membuat website menggunakan HTML.

Saat kelas 11, Saya mulai belajar mySQL, PHP, dan mengulang lagi HTML. Di situ juga belajar sedikit mengenai menginput benda-benda atau nama-nama orang dalam program yang dibuat dengan mySQL, PHP, dan HTML.

Setelah lulus dari SMA, saya memasuki dunia pemograman lebih dalam mengenai bahasa pemograman C++, saya juga mempelajari sejarahnya lebih dalam lagi. Walaupun di Teknik Informatika hanya selama dua semester, Saya sudah mendapat banyak hal tentang C++ , Java dan Microsoft Visual Studio. Hal lain yang saya temukan adalah coding merupakan sarana komunikasi antara manusia dengan mesin.

Ternyata setiap mesin memiliki bahasanya sendiri-sendiri seperti manusia di setiap daerah memiliki bahasa yang berbeda-beda. Coding itu sebenernya sangat menyenangkan hingga membuat kita lupa waktu kalau seru membuat sebuah program. Pertama kali mendengar Purwadhika Startup & Coding School dari Ibu saya. Ibu saya memang sosok yang maju dalam dunia teknologi melebihi saya. Bahkan Ibu saya juga memperkenalkan digital marketing pada saya.

Coding bagi saya sangat sulit karena saya tidak memiliki minat dalam hal itu dari Sekolah Dasar. Sehingga saat memasuki bangku kuliah, saya tidak sanggup untuk membuat program dengan coding. Padahal jika kita bisa coding, akan sangat bermanfaat untuk masa depan karena semuanya menggunakan digital dengan Big Data.

Coding sangat membantu untuk mengembangkan program yang lebih cepat dari sebelumnya dan lebih ampuh. Pengetahuan saya mengenai Coding tidak dalam jadi perlu dicari sumber-sumber yang benar, bukan dari Internet, melainkan dari buku dari perpustakaan dan dari orang-orang yang ahli.

Usia Saya tahun ini 22, yang bisa dibilang usia seseorang yang seharusnya sudah memiliki ijazah sarjana dan pekerjaan yang tetap. Namun kenyataannya masih belajar Sastra Inggris di semester lima. Semua orang dari Negara manapun, kaya, miskin, pintar atau bukan sudah selayaknya belajar coding. Karena secara tidak langsung kita juga belajar bahasa mesin. Coding bisa memiliki potensi yang sangat besar jika dimanfaatkan untuk menolong sesama, misalnya membuat program untuk mencari pekerjaan part time job bagi mahasiswa atau orang awam yang ingin mendapatkan pekerjaan ataupun mencari universitas di luar negeri. Sekali lagi terima kasih kepada Purwadhika Startup and Coding School sudah memberi kesempatan kepada Saya untuk menulis di sini.

By Jeremy Yohanes

Punya passion untuk belajar coding tapi ingin sambil kuliah seperti Jeremy Yohanes? Atau sudah bekerja dan ingin belajar di waktu luang? Purwadhika Startup & Coding School menyediakan pilihan Part Time Training program yang dapat kamu lihat di sini.

--

--