Design Thinking — Helps You to Answer User Needs

vika tan
purwadhikaconnect
Published in
3 min readNov 12, 2019

Pesan makanan? lewat aplikasi. Belanja kebutuhan pribadi? lewat aplikasi. Pesan tiket pesawat? lewat aplikasi. Melakukan transaksi pembayaran? lewat aplikasi. Hingga investasi juga dapat dilakukan lewat aplikasi.

Di era digital seperti sekarang ini, segala aktivitas dan kebutuhan kita dapat langsung terpenuhi melalui sebuah aplikasi atau dikenal dengan nama Super Apps. Aplikasi yang bermunculan saat ini bersesuaian dengan kebiasaan dan perilaku masyarakat Indonesia. Lalu, bagaimana sebuah aplikasi dapat dirancang sedemikian rupa hingga mampu memahami perilaku kita begitu detail? Jawabannya terletak pada metode design thinking.

Design Thinking merupakan metode yang berusaha memahami kebutuhan user secara mendalam, kemudian menciptakan ide yang berasal dari data-data terkait dengan kebutuhan user lalu dilanjutkan dengan pembuatan prototype dan dilakukan pengujian kepada user.

Tidak hanya sekadar memecahkan permasalahan ide untuk produk baru, metode ini juga dapat menjawab permasalahan sosial hingga proses bisnis. Metode design thinking sendiri biasanya digunakan untuk meningkatkan kualitas dari User Experience. Setiap langkah dari proses design thinking bersifat iteratif artinya dalam setiap tahapan akan ada feedback dari user sehingga designer bisa saja kembali ke tahap awal berulang kali hingga akhirnya mendapatkan feedback yang sesuai. Adapun beberapa tahapan dari design thinking,

  1. Empathize
    Pada tahap ini seorang designer akan berusaha memahami permasalahan yang dihadapi oleh user dengan cara menempatkan diri sebagai user. Pada tahap ini designer akan mengumpulkan informasi terkait dengan permasalahan dan kebutuhan user sebelum akhirnya dapat menciptakan sebuah produk.
  2. Define
    Informasi yang telah dikumpulkan pada tahap empathize kemudian di analisa untuk menentukan permasalahan yang dialami oleh user. Pada tahap ini, designer akan menentukan bagaimana cara menghasilkan aplikasi yang efektif. Oleh karena itu, pada tahap ini fitur, fungsi dan komponen dari sebuah aplikasi mulai ditentukan.
  3. Ideate
    Memasuki tahap ketiga, designer telah menemukan akar dari permasalahan dan menjadikannya sebagai landasan untuk mendesain. Pada tahap ini, designer akan melakukan pengumpulan ide seperti brainstorming, mindmapping dan juga sketching.
  4. Prototype
    Pada tahap ini, designer mulai menghasilkan produk dalam bentuk yang sederhana untuk diujikan pada user. Tujuan dari pembuatan prototype produk adalah untuk mengetahui respon konsumen terhadap produk, solusi baru untuk menyelesaikan masalah dan apakah metode yang diterapkan telah berhasil memberikan solusi.
  5. Test
    Prototype yang telah dihasilkan sebelumnya kemudian diujikan kepada user. Sehingga, pada tahap ini designer dapat mengetahui bagaimana respon user terhadap produk dan apakah produk dianggap telah mampu memberikan solusi bagi user. Untuk menentukan tingkat kesuksesan sebuah produk, terdapat beberapa variabel yang perlu diperhatikan seperti,kualitas prototype, tingkat pemahaman user dalam menggunakan produk, interaksi antara user dengan produk serta feedback yang diberikan oleh user. Meskipun tahap ini merupakan langkah terakhir, tahapan dari design thinking tidak bersifat linear, sehingga designer bisa saja kembali ke tahap sebelumnya hingga akhirnya dapat menghasilkan solusi yang efektif bagi user.

Metode Design Thinking dianggap lebih efektif dalam menjawab kebutuhan market, karena sebuah produk dirancang berdasarkan riset yang mendalam dan juga telah melewati tahap pengujian. Sehingga metode design thinking akan menghasilkan produk yang tidak hanya kreatif tetapi juga memberikan solusi yang efektif bagi user.

--

--