Mendesain Poster Konser Musik dengan Kaidah UX

Purwadhika Digital Technology School
purwadhikaconnect
Published in
4 min readSep 19, 2019

Oleh: Kenneth Mahakim— UX Design Lecturer at Purwadhika Startup School

Akhir-akhir ini saya sering melihat IG story teman-teman saya yang taat mengikuti update konser-konser musik membagikan poster konser. Tiap event menampilkan karakteristik visual yang menunjukkan citra dan reputasi acaranya dalam medium poster. Dari segi desain ada poster yang masuk preferensi saya, dan ada juga yang nggak banget. Sambil memperhatikan poster-poster ini, muncul pertanyaan kecil: Bagaimana ya proses desain dari desainer posternya hingga bisa memunculkan tatanan visual seperti ini?

Menjadi seorang desainer grafis tidak melulu tentang membawa estetika, warna yang cerah, teks dan gambar yang penuh, tapi juga tentang mengomunikasikan pesan dalam visual yang juga mengutamakan tatanan isi yang rapi dan jelas.

Untuk memahami bagaimana komunikasi dapat tersampaikan secara jelas, dibutuhkan pemahaman, pengalaman dalam merangkai tatanan isi/konten secara pas. Karena menurut saya, tantangan sesungguhnya malah lebih ke bagaimana membuat informasi yang berlimpah ke dalam suatu rangkaian informasi yang memenuhi fungsi dan tujuannya secara jelas.

Pertanyaan di atas saya coba jadikan tantangan dengan membuat workshop desain bersama teman-teman peserta Job Connector UX Design Purwadhika.

Workshop desain

Pada workshop ini, peserta saya tantang untuk merancang rangkaian informasi untuk sebuah konser musik fiktif pada medium poster sesuai dengan objektif pembaca membuka website untuk pemesanan tiket.

Workshop ini dilakukan tanpa menggunakan laptop. Tidak berfokus pada faktor estetis dan hanya berfokus pada perancangan susunan hirarki dan pengelompokkan informasi agar menjadi rangkaian informasi yang memenuhi fungsi dan tujuannya secara jelas. Berikut brief informasi yang saya berikan:

Desain dengan kaidah UX

Ada beberapa kaidah dalam UX (Law of UX) yang jadi pertimbangan dalam mendesain poster ini. Kamu bisa juga cari lebih banyak kaidah UX di lawofux.com. Mari kita bedah bagaimana implementasi kaidah UX ke dalam perancangan rangkaian informasi poster ini!

Sesi Workshop

Setelah mendesain, poster dari peserta dipajang di depan dan dinilai bersama-sama. Tujuannya adalah agar peserta tidak hanya dapat memberi tapi juga dapat menerima kritik/saran terhadap karya sesamanya secara objektif dan konstruktif.

Keseluruhan hasil desain poster peserta, tiap karya diletakkan secara acak dan anonim dengan tujuan penilaian dapat dilakukan secara objektif.
Penilaian dilakukan dalam beberapa tahapan: Art Museum, Silent critique, dilanjutkan dengan dot-voting untuk poster dengan rangkaian informasi yang paling tepat.
Gilang, salah satu peserta yang mendapatkan jumlah dot-voting terbanyak, menjabarkan proses desainnya.
Ipin,runner-up peserta dengan jumlah dot-voting terbanyak, menjabarkan proses desainnya.
Khansaa, runner-up peserta dengan jumlah dot-voting terbanyak, menjabarkan proses desainnya.

Bedah Desain

Zaenal Aripin (Ipin)

Medium yang digunakan Ipin adalah poster cetak, Ipin membagi kumpulan informasi dengan aksen grafis zig-zag. Menampilkan hanya bintang tamu yang paling diantisipasikan, dengan call to action mengunjungi IG dan Website PWDFEST. Adapun peletakkan sponsor dan media partner diletakkan di akhir namun tidak mendapat emphasize sebesar call to action.

Khansaa Ziz Fathima

Medium yang digunakan Khansaa adalah IG Story. Melihat timespan satu poster IG Story singkat, Khansa membagi rangkaian informasi menjadi 7 poster dengan fokus informasi yang berbeda-beda. Dengan informasi inti di depan dan pembelian tiket dan kunjungi website di bagian akhir seri poster.

Gilang Ilma

Medium yang digunakan Gilang adalah poster cetak. Gilang memberikan emphasize artist-artist yang paling diantisipasikan lebih besar dibanding artist lainnya. Adapun objektif dari poster ini adalah pembelian tiket dengan informasi harga tiket diiringi call to action menuju link pembelian tiket.

Penutup

Salah satu desainer panutan saya, Massimo Vignelli bilang

‘If you can design one thing, you can design everything’.

Saya setuju banget, menurut saya dengan memahami kaidah UX, kita juga bisa jadikan itu jalan untuk memahami prinsip desain secara universal. Mau itu desain poster, landing page website, mobile app, atau berbagai kebutuhan desain lainnya yang kamu ingin atau sedang kerjakan.

Jadi bagaimana dengan kamu? Tertarik untuk coba terapkan kaidah ini ke project desain terbarumu? Selamat mencoba dan semoga berhasil!

--

--