Mengenal Voice User Interface (VUI)

Rihan Rizaldy Wibowo
purwadhikaconnect
Published in
4 min readFeb 3, 2020

Suara: Antarmuka yang tak tampak

Bayangkan kita kembali ke 20 tahun lalu di awal millenium. Sudah menjadi hal yang biasa bagi manusia pada masa itu untuk saling bertukar informasi melalui suara. Berdiskusi tentang berita terbaru, bertukar pikiran tentang cuaca hari itu, hingga berdialog tentang berbagai film atau musik baru yang sedang hangat-hangatnya.

Tak pernah terbayangkan pada masa itu, hanya dalam dua dekade interaksi manusia menggunakan suara ternyata tidak hanya akan terbatas antar sesama manusia saja. Hari ini sudah menjadi hal yang wajar, manusia kini bisa berinteraksi dengan mesin melalui suara.

Any sufficiently advanced technology is indistinguishable from magic.

- Arthur C. Clarke

Yes, Google Duplex can help you (Google I/0 2018)

Pada Google I/0 2018, Sundar Pichai memperkenalkan Google Duplex. Teknologi ini menggunakan kecerdasan buatan untuk membantu manusia melakukan berbagai pekerjaan melalui panggilan telepon. Program kecerdasan buatan ini didesain untuk bisa membantu manusia dalam melakukan tugas-tugas tertentu seperti membuat jadwal, ataupun memesan sebuah tempat.

Pada demo yang dipresentasikan oleh Google, Sundar Pichai mendemonstrasikan bagaimana Google Duplex dapat berkomunikasi dengan salah satu pemilik salon untuk membuat janji dengan penata rambut di salon tersebut. Selain itu, Google Duplex juga dapat memesan tempat di sebuah restoran dalam sebuah percakapan yang cukup rumit.

How far is too far? (Google I/0 2018)

Setelah selesai melakukan tugasnya, Google Duplex akan melakukan sinkronisasi dengan Google Assistant. Jadwal salon yang sudah dipesan maupun tempat duduk di restoran yang telah direservasi dapat langsung masuk ke kalender kita dan Google Assistant akan membuat pengingat secara otomatis.

Google Duplex dan Google Assistant merupakan beberapa contoh dari penerapan Voice User Interface (VUI) pada sebuah produk digital. Jika kita menambahkan VUI dalam sebuah produk, interaksi antara manusia dengan produk digital dapat terjadi secara lebih natural. VUI dapat mempersingkan waktu kita dalam melakukan sebuah tugas hanya dengan mengucapkan beberapa kata atau beberapa kalimat saja.

Tamplian antarmuka Google Assistant

Penggunaan VUI memang berfokus pada bagaimana cara manusia berkomunikasi dengan mesin, namun aspek Graphical User Interface (GUI) pada berbagai macam desain eksisting produk digital tidak boleh dilupakan begitu saja. Sebuah visual feedback terkadang penting untuk tetap ada agar pengguna mengerti bahwa mesin sedang mendengarkan dan mencoba memproses informasi yang didapatkan melalui suara pengguna.

Selain visual feedback, adanya informasi tentang bagaimana sebuah produk berbasis VUI bekerja merupakan sebuah hal yang harus diperhatikan. Memberikan opsi serta contoh beberapa interaksi yang bisa diproses oleh sistem akan mempermudah pengguna dalam mencerna bagaimana produk berbasis VUI dapat bekerja.

Are we smarter than ‘them’?

Pada hari ini, terdapat tiga produk terdepan dalam pengembangan Voice User Interface dan telah mempermudah manusia dalam melakukan banyak tugasnya. Selain Google Assistant, terdapat pula Siri yang dikembangkan oleh Apple serta Alexa yang dikembangkan oleh Amazon. Asisten-asisten virtual ini menerima update setiap beberapa bulan sekali hingga memungkinkan mereka untuk terus berevolusi dan menjadi lebih pintar dari waktu ke waktu, selayaknya manusia.

Ketiga asisten virtual yang telah disebutkan di atas unggul dalam menanggapi berbagai basic needs. Masing-masing dari mereka dapat memberi tahu tentang kondisi cuaca, membantu untuk menemukan tempat makan yang cocok, dan mencari berbagai jenis informasi secara online. Setiap asisten virtual ini tentu memiliki kelebihan serta kekurangannya masing-masing.

Her (2013)

Kita tak pernah tahu bagaimana perkembangan Voice User Interface kedepannya. Mungkin film Her (2013) dapat menjadi gambaran bagaimana masa depan VUI. Kedepannya mungki kita tidak hanya bisa melakukan interaksi dengan sebuah mesin namun bisa juga dapat memiliki ‘hubungan’ dengan mesin yang berbasis VUI.

Spike Jonze dengan apik menceritakan bagaimana seorang pria introvert bernama Theodore Twombly (Joaquin Phoenix) yang juga berprofesi sebagai penulis dapat jatuh cinta pada sebuah program komputer bernama Samantha (Scarlett Johansson). Skenario yang elok ini bahkan diganjar Oscar untuk kategori naskah asli terbaik.

Tentu mengembangkan Voice User Intrerface (VUI) memiliki lebih banyak tantangan dalam berbagai aspek daripada sistem berbasis Graphical User Interface (GUI). Namun demikian, di masa depan sangat dimungkinkan bahwa penggunaan interaksi melalui suara akan menjadi hal yang lebih lazim karena banyak sekali aspek kehidupan sehari-hari manusia menggunakan interaksi yang dikontrol suara.

--

--