Startup : Untung atau Buntung?

Purwadhika Digital Technology School
purwadhikaconnect
Published in
5 min readApr 10, 2019

--

Digital skills yang dimiliki setiap orang berbeda-beda. Ada yang ahli di Coding, Data Science, Digital Marketing, Startup, UX Design, dan masih banyak lagi. Purwadhika mengajak anak muda Indonesia atau yang dapat disebut #generasipintardigital untuk membagikan pengalaman, ilmu, tips, skill di dunia digital melalui #PurwadhikaWritingContest. Berikut adalah salah satu kiriman yang telah masuk ke email kami.

Sekilas judul yang tertulis mungkin dirasa terlalu klise jika dibandingkan dengan hype atau heboh nya topik pembahasan mengenai startup. Pengertian dari startup pun juga bagi beberapa kalangan sudah seperti santapan gurih di pagi hari; sudah tahu artinya apa, pembahasannya apa, dan sudah cukup paham seluk-beluknya. Yah, tetapi setiap pembaca pasti memiliki motivasi, harapan, dan haus akan lautan wawasan dalam setiap tulisan yang dibaca. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk pengagum dan penikmat dunia startup.

Banyak ulasan baik dalam bentuk artikel, blog, dan tulisan lainnya dalam menanggapi pengertian startup. Dilansir dari berbagai sumber, startup merupakan istilah yang diberikan kepada sebuah bisnis atau perusahaan yang baru dirintis, dengan kriteria nya ; masih dalam tahap pengembangan, belum lebih selama lima tahun, umumnya berbasis teknologi, dan dengan berbagai kriteria lainnya. Sejatinya bukan hanya untuk perusahaan berbasis teknologi, akan tetapi istilah startup sudah terlanjut disematkan kepada perusahaan yang menggunakan teknologi dan berwujud teknologi.

PEMAIN BARU, WAJAH LAMA

Bagi penulis yang tergolong sebagai warga 90-an, dahulu mengenal istilah “globalisasi”. Bukan globalisasi ini yang menjadi titik fokus, akan tetapi dulu globalisasi diartikan sebagai budaya, ilmu, kajian, dan pengaruh yang berasal dari luar negara yang memiliki pengaruh baik positif maupun negatif. Salah satu contoh yang menjadi polemik adalah dengan kemajuan teknologi, memiliki dampak baik jika digunakan dalam hal yang bermanfaat untuk manusia maupun lingkungan sekitar, akan tetapi bisa jadi merupakan sebuah bencana yang memiliki dampak sangat luas dalam mempengaruhi lingkungan sekitarnya.

Startup dalam suatu kondisi atau dampak nya, memiliki kondisi yang mirip dengan isu globalisasi yang dengan kehadirannya menimbulkan pro-kontra ditengah-tengah masyarakat. Sebagai contoh juga bagaimana kita masih sama-sama ingat bagaimana salah satu startup bidang tranportasi online yang sudah tidak perlu dibahas polemik apa saja dan bagaimana yang ditimbulkan menjadi headline berita selama beberapa pekan. Dikenal dengan istilah “disruptive technology / innovation”, mungkin tidak salah jika kita bisa mengatakan sebagai istilah baru, yaitu “Globalisasi 2.0”.

LEGAL PERSPECTIVE

Pro dan kontra yang dihasilkan dari perkembangan, dan muncul nya startup khususnya di Indonesia, bahkan sudah menjadi topik dan isu di pemerintah. Bagi yang kekeuh atau ngeyel dengan menolak untuk menghadapi “bidang” startup, silahkan gigit jari. Saat tulisan ini dibuat juga startup merupakan bidang atau bahasan yang telah didukung hampir secara penuh oleh pemerintah. Telah dirancang dan disahkannya berbagai UU Pemerintah terkait regulasi yang wajib dijalankan oleh pelaku startup menjadi salah satu dasar kuat sebagai simbol telah didukung nya perkembangan startup di Indonesia. Jadi, jika mengadu ini “Globalisasi 2.0”, atau “disruptive innovation”, kita sudah hampir tidak bisa menahan nya lagi, bukan?

IT IS FOR PROGRAMMER ONLY, ISN’T IT?

Hubungannya dengan teknologi, seperti coding, programming, dan sejenis nya dengan latar belakang dunia IT, sangat wajar jika banyak pihak yang ogah untuk membahas. Menurut pribadi penulis, masih banyak yang menggantungkan atau menyerah dalam persaingan atau dunia startup karena “Kita sih gak ada latar belakang IT, bukan dunia kita, deh!”. Jika diperbolehkan berpendapat, sebagai seseorang yang juga merasa sangat awam terkait dunia startup, dan penulis juga memiliki background sebagai mahasiswa Teknik (non-IT/Informatika/Sistem Informasi / sejenisnya) memiliki pemahaman bahwa STARTUP TIDAK SEMERTA-MERTA HANYA UNTUK MEREKA YANG BERKECIMPUNGAN DI DUNIA IT, LOH! Jika dipahami, startup juga merupakan sebuah industri, sebuah bisnis, dan sebuah wadah terbaru untuk menyempurnakan kehidupan di dunia yang penuh deraian masalah. Selayaknya dunia bisnis dengan teori yang sudah tidak asing di perekonomian, startup juga memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan dengan meminimalisir pengeluaran, memaksimalkan sumber daya, tetapi untuk startup menggunakan teknologi terkini yang tidak hanya merupakan hak mereka yang memiliki keahlian IT tersebut.

Sebagai contoh, beberapa startup “unicorn” di Indonesia, CEO atau Founder bukan seseorang yang basically memiliki background IT. Fenomena ini mungkin bisa dikaitkan dengan filosfi yang masih menjadi perdebatan ; “Tahu banyak dalam Sedikit hal VS Tahu sedikit dalam Banyak hal”. Atau yang penulis maksud, jika startup bisa dimanfaatkan oleh orang yang tidak memiliki background IT, berarti bagi kita yang menguasai bidang lainnya, juga memiliki kesempatan untuk mempelajari IT dan memiliki penguasaan ilmu lebih banyak, bukan?

THE POINT IS…

Startup menjadi salah satu wadah berkarya, menorehkan tinta sejarah melalui kreativitas, intelektual, passion, dan realitas kehidupan. Era baru telah dimulai dan kita tidak bisa menolak. Manfaat? Telah banyak menyerap ribuan tenaga kerja ahli, para seniman di bidang nya masing-masing, dan meningkatkan perekonomian negara, startup menjadi salah satu hal yang sudah tidak bisa lepas dari kehidupan kita. Dengan berbagai peluang yang dimiliki, dengan berbagai media yang tersedia zaman sekarang, dengan kemajuan teknologi yang tak terbendung, kreaitivitas, intelektual, dan karya-karya yang telah dinantikan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan bersama, kemakmuran bersama, sudah ada didepan mata. Mungkin bahasan kali ini tidak menyentuh bagaimana implementasi berbagai bidang yang termasuk didalamnya, seperti programming, technical aspect, dan lainnya. Akan tetapi point yang dituju adalah untuk membuka mata dan pemicu semangat agar fenomena dan industri yang baru ini dapat dimanfaatkan dan menjadi batu loncatan, seperti karir dan masa depan yang lebih baik. Tentunya hal ini tidak lepas dari dampak yang dihasilkan dari sebuah startup, seperti budaya kerja dalam sebuah industri, teknologi yang diimplementasikan, hingga hype yang dirasakan.

WORLD ECONOMIC FORUM, WAYS TO GO!

Dengan munculnya industri jenis baru (baca: startup), tentunya memunculkan sebuah GAP. Sebuah mata kuliah yang penulis pernah dapatkan membahas terkait “Pemodelan Sistem”, didalamnya terdapat bahasan mengenai the Power of Perspective Level. Hubungannya adalah, permasalahan atau gap yang dihasilkan dari munculnya isu startup menjadi bincangan dan bahasan oleh banyak kalangan. Hal ini dikarenakan sebuah startup membutuhkan pihak-pihak dan alat terbarukan yang bisa mendorong dan menghasilkan kaya terbaik. Namun, gap ini mampu diatasi dengan berbagai media pembelajaran yang sudah bermunculan disekitar kita, bisa dikatakan banyak sekolah startup yang menjadi media untuk batu loncatan atau pijakan pertama untuk masuk ke dunia startup dengan arahan dan bimibingan yang tepat. Dari media ini bisa menjadi salah satu langkah untuk menjadi bagian dari startup.

Last… WEF pada akhir tahun 2018 lalu memberikan gambaran yang mungkin bisa menjadi motivasi bagi penulis dan juga para pembaca yang terhormat. Bahwa 3 skills teratas yang dibutuhkan dari seorang pekerja pada tahun 2022 adalah ; 1. Daya piker analistis dan inovatif, ; 2. Pembelajar yang aktif dan strategis ; 3. Kreativitas, organilitas, dan inisiatif. Maka dari itu, startup adalah peluang bagi kita semua, wadah untuk kita semua, dan bersiaplah untuk pembahasan, dan karya terbaru yang akan datang!

Untuk kamu yang ingin membangun startup milikmu sendiri Purwadhika Startup & Coding School memiliki program Startup Incubation yang dapat kamu lihat di sini.

By: Vicki Ismi Caneca

--

--