7 Tren Software Testing Di Tahun 2020

Shoimatul_Mubarokah
QA Malang
Published in
6 min readJan 3, 2020
photo by infrasofttech.com

Banyaknya permintaan konsumen terhadap produk-produk yang berkualitas tinggi dan dibuat dalam waktu yang singkat, menjadikan sebuah pengujian (testing) sebagai faktor penentu keberhasilan dalam proses pengembangan perangkat lunak. Banyak pendekatan baru kini terus bermunculan, hal ini dikarenakan teknologi yang terus berkembang pesat dan seorang QA (Quality Assurance) yang kompetitif selalu mencari teknik pengujian baru yang relevan, sehingga mereka dapat tetap relevan dan memenuhi permintaan konsumen yang meningkat. Berikut adalah beberapa tren software testing yang paling penting untuk diperhatikan di tahun 2020.

  1. Penerapan Agile Dan DevOps Pada Testing

Dalam sebuah proses pengembangan perangkat lunak diperlukan suatu metode untuk memeriksa apakah produk yang dibuat sesuai dengan spesifikasi atau tidak. Agile dan DevOps kini menjadi hal yang umum dalam software development, testing pun harus berkembang untuk dapat mengimbanginya. Hal ini dikarenakan rilis yang cepat dan continuous deployment hanya menyisakan waktu yang singkat untuk memastikan produk aman dan bebas dari kesalahan.

Dalam dunia pengembangan perangkat lunak yang kompetitif, semakin banyak perusahan yang memilih metodologi populer Agile. Secara khusus, metodologi Agile memastikan bahwa testing menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses pengembangan. Agile testing merupakan proses yang berkelanjutan dan bukannya berurutan yang berarti bukan dijalankan hanya setelah fase pengkodean saja akan tetapi secara terus menerus. Pengujian dimulai pada awal proyek dan ada integrasi yang berkelanjutan antara pengujian dan pengembangan.

Agile testing tidak hanya memfasilitasi deteksi kerusakan secara dini, akan tetapi juga mengurangi biaya bug dengan memperbaikinya lebih awal. Pendekatan ini juga menghasilkan pendekatan yang berpusat pada pelanggan dengan memberikan produk berkualitas tinggi sedini mungkin.

pada saat yang sama, DevOps menerapkan siklus perbaikan berkelanjutan ditujukan untuk mengurangi durasi testing.

Salah satu best practices dalam DevOps yaitu melakukan update produk yang kecil dan cepat, sehingga organisasi/perusahaan dapat melakukan inovasi lebih cepat bagi produknya, juga dapat melakukan rollback dengan mudah jika ditemukan bug yang tidak ter-cover oleh automated testing maupun tim QA.

Sehingga untuk meningkatkan kualitas produk yang dirilis, maka dimasa depan akan semakin banyak perusahan yang mengadopsi filosofi DevOps karena berdampak besar pada proses testing yang dilakukan.

2. Testing Pada Big Data

Big data terus mendapatkan momentum. Menurut laporan Mordor Intelligence, teknologi big data dan pasar layanan akan tumbuh dari $23,1 miliar dolar pada tahun 2018 menjadi $79,5 miliar dolar pada tahun 2024. Sementara banyak perusahaan bekerja menggunakan big data sampai saat ini, mengelola sejumlah besar informasi merupakan tugas yang menantang, demikian pula testing yang dilakukan pada big data. Untuk memastikan big data yang berkualitas tinggi, tidak dapat diuji hanya dengan bantuan teknik tradisional akan tetapi kita memerlukan pendekatan yang harus dipikirkan secara matang. Secara khusus, hal ini menyiratkan penekanan besar pada testing kinerja, testing fungsional aplikasi dan perangkat lunak.

Kualitas data merupakan faktor penting ketika menguji big data, sehingga harus selalu diverifikasi sebelum testing dimulai. Tidak diragukan lagi, kalau testing memainkan peran penting dalam sistem big data, dan implementasi yang tepat strategi pada testing big data dapat memberikan banyak manfaat bagi bisnis, diantaranya yaitu meningkatkan akurasi data, meminimalkan kerugian, memfasilitasi keputusan bisnis dan menyusun strategi. Oleh karena itu layanan big data akan menjadi populer dimasa yang akan datang.

3. Testing IoT

Menurut perkiraan Gartner, akan ada $20,6 miliar perangkat yang terhubung pada tahun 2020 dibandingkan dengan $6,4 miliar pada tahun 2016. Angka ini menggambarkan ekspansi yang signifikan serta perlunya pendekatan pengujian IoT yang bijaksana. World Quality Report 2018–2019 menunjukkan bahwa lebih dari 50% perusahaan IT yang disurvei tidak memiliki strategi khusus untuk menguji perangkat lunak dengan elemen IoT saat ini.

Pada saat yang sama, lebih dari setengahnya berencana untuk mengembangkan strategi dimasa depan. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi dalam konteks IoT, akan tetapi jauh lebih penting kalau bisnis memprioritaskan testing IoT mereka dalam waktu dekat. Sehingga dengan adanya hal ini, kita membutuhkan adopsi teknik-teknik canggih serta peningkatan keterampilan spesialis QA.

4. AI dan Machine Learning

Artificial intelligence berfungsi sebagai pendorong di banyak bidang inovasi teknologi. Potensi penggunaan AI untuk meningkatkan kualitas testing juga kuat, karena mesin mampu mengidentifikasi bug perangkat lunak dengan cara yang sama atau lebih baik dari pada manusia. Misalnya, tidak seperti manusia, AI mampu membandigkan gambar yang ditampilkan dan gambar referensi untuk mendeteksi perbedaan di antara mereka atau menentukan apakah tekstur diberikan dengan benar.

Machine learning juga dapat membuat proses testing jauh lebih efektif. Secara khusus, hal ini dapat membantu kita untuk mempermudah dalam melakukan proses testing, diantaranya yaitu :

  • Optimisasi rangkaian uji (untuk mengidentifikasi test case)
  • Analitik prediktif (untuk memprediksi parameter utama dari proses testing berdasarkan data historis)
  • Log analytics (untuk mengidentifikasi test case yang perlu dilakukan secara otomatis)
  • Analisis defect (mengidentifikasi aplikasi berisiko tinggi untuk memprioritaskan regression test)

5. Pemanfaatan Tools Testing Bersifat Open - Source

Banyak perusahaan kini mulai menggunakan solusi open source untuk workflow dan testing. Karena tools open-source gratis, banyak orang dapat mengaksesnya dan memberikan kontribusi terhadap jaminan kualitas perangkat lunak. Selain itu, penyesuaian dapat dilakukan dengan cukup cepat, sehingga tools jenis ini dapat dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan bisnis testing.

Meskipun ada beberapa tantangan keamanan, tools yang bersifat open source memungkinkan untuk digunakan oleh industri testing perangkat lunak di tahun yang akan datang. Salah satu contoh tools testing yang bersifat open source diantaranya yaitu Selenium, Appium, Cucumber, Katalon Studio, SoapUI dan lain sebagainya.

6. Testing Automation Pada Perangkat Mobile

Menurut GSMA, ada 5,15 miliar orang di dunia yang memiliki perangkat seluler saat ini dan jumlah ini diperkirakan akan bertambah. Waktu yang dihabiskan orang menggunakan ponsel juga meningkat sehingga testing yang dilakukan pada aplikasi mobile menjadi lebih penting. Menguji aplikasi mobile tidaklah mudah, karena berbagai jenis ponsel dan sistem operasi, fungsi yang sama harus diuji beberapa kali sebelum aplikasi sampai pada pasar.

Perangkat dengan koneksi internet diuji lebih teliti untuk mencegah pelanggaran keamanan. Ada aplikasi native, web, dan hybrid, yang masing-masing memiliki spesifikasi sendiri. Untuk mengikuti pembaharuan berkelanjutannya, diperlukan platform untuk testing automation pada aplikasi mobile yang cepat. Automation dapat membantu mempercepat regression test, dan memungkinkan jenis tes yang sebelumnya tidak dapat diakses. Permintaan untuk automation testing mobile juga didorong oleh perlunya waktu yang cepat dalm proses peluncuran kepada pihak pemasaran di era pasar pengembangan perangkat lunak yang sangat kompetitif.

7. Testing Pada Project Blockchain

Blockchain adalah sistem penyimpanan data digital berisikan catatan yang terhubung melalui kriptografi. Blockchain memberi peluang besar kepada perusahaan untuk bekerja sama, melacak aset, dan berbagi data. Sebuah Survei Deloitte baru baru ini mengungkapkan minat kuat bisnis dalam solusi blockchain -53% dari organisasi yang disurvei mengatakan bahwa teknologi telah menjadi prioritas penting untuk bisnis mereka tahun ini.

Pada saat yang sama, sebagian besar perusahaan menyadari resiko yang terkait dengan pengenalan teknologi, seperti masalah keamanan data dan integrasi dengan aplikasi pihak ke tiga. Oleh karena itu mereka memahami perlunya strategi testing pada blockchain yang efektif. Pengembangan lebih lanjut dan adopsi teknologi akan memerlukan peningkatan permintaan untuk spesialis QA yang mampu memastikan kualitas dan keamanan aplikasi blockchain.

Demikianlah rangkuman 7 trend software testing di tahun 2020 yang bisa kalian gunakan dalam membantu meningkatkan kualitas produk. Kalian juga bisa tinggalkan komentar dibawah ini kira-kira apa yang ingin kalian pelajari di tahun 2020 berdasarkan 7 item yang sudah di sebutkan diatas, agar nantinya bisa kita bahas dan gali lebih dalam lagi terkait materi tersebut, dengan pemaparannya akan difasilitasi oleh komunitas MQA di acara meetup yang akan diadakan berikutnya.

Referensi

--

--