MQA Goes to Campus: Universitas Negeri Malang — “Software Testing Life Cycle”

Mozaze Sanora Putra
QA Malang
Published in
4 min readApr 3, 2020
Foto bersama selepas acara

MQA kembali menghadirkan acara seru untuk di nikmati bersama, kali ini bekerja sama dengan salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Malang. Yaitu Universitas Negeri Malang. Acara dengan tajuk MQA Goes to Campus ini menjadi acara yang bukan hanya seru, tapi juga kreatif dan informatif.

Di laksanakan pada 12 Maret 2020, acara ini berlangsung dengan sangat meriah. Kemeriahan yang tidak hanya terasa oleh teman-teman komunitas yang hadir. Melainkan juga teman-teman mahasiswa yang ikut menyimak setiap informasi yang di berikan oleh pemateri saat acara tersebut.

Jauh sebelum acara di helat, MQA telah menyiapkan pemateri-pemateri yang bukan hanya profesional pada bidang software quality namun juga siap untuk berbagi informasi dan pengetahuan yang mereka miliki. Para pemateri tersebut adalah Gradiyanto Radityo Kusumo, berprofesi sebagai profesional QA Engineer di DOT Indonesia. Sedangkan pemateri lain bernama Fransiska Maya Ariana sebagai Sr Quality Engineer pada Alterra.

Masing-masing pemateri memberikan informasi sesuai sesi yang di berikan oleh panitia. Pada sesi pertama materi yang di berikan oleh Mas Gradiyanto membahas seputar STLC (Software Testing Lifecycle) secara umum, selain itu juga tentang requirement analysis dan test planning. Berikut adalah rangkuman materi yang di sampaikan.

STLC (Software Testing Lifecyle)

Merupakan sebuah proses atau rangkaian kegiatan yang di lakukan selama proses testing (pengujian) untuk memastikan kualitas dari sebuah software yang sedang di kembangkan. Kegiatan ini menjadi penting karena, kualitas sebuah perangkat lunak (software) yang sedang di kembangkan perlu untuk di perhatikan.

Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya bahwa software testing tidak hanya sebuah aktifitas tunggal. Melainkan sebuah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang di lakukan secara metodologis.

Requirement Analysis

Tahapan ini merupakan tahapan pertama dalam STLC. Semua kebutuhan software yang telah di dapatkan dari stakeholder kemudian akan di analisa oleh tim QA untuk mendapatkan informasi detil mengenai: software, module, fitur dan fungsi yang akan di bangun pada sebuah perangkat lunak. Apabila masih ada kekurangan dan informasi yang belum valid maka perlu di lakukan validasi terhadap kebutuhan tersebut. Kebutuhan-kebutuhan yang di kumpulkan pada fase ini dapat berupa kebutuhan fungsional dan kebutuhan non-fungsional.

Test Planning

Dalam tahapan ini tim QA akan menentukan estimasi waktu dan biaya yang di butuhkan untuk testing dalam satu fase pengembangan projek. Kemudian, tim akan bersiap untuk menyelesaikan test plan dari sebuah projek. Strategi testing juga di tentukan pada tahapan ini. Pada tahapan ini juga, tim akan menentukan tools apa saja yang akan di gunakan dalam proses testing yang akan berjalan. Beberapa tools yang di bukan untuk testing antara lain:

  1. API Test. Biasanya menggunakan tools seperti postman dan mocha chai.
  2. Mobile Test bisa menggunakan katalon studio, flutter gharkin, appium.
  3. Web End to End (E2E) dapat menggunakan selenium, laravel dusk, codeception.

Test Case Development

Fase ini melibatkan pembuatan, verifikasi, dan pengerjaan ulang test case dan test script. Test data, diidentifikasi atau di buat dan di tinjau kemudian di kerjakan ulang. Pada momen ini, ketika tim dev mengerjakan software maka tim QA akan melakukan test case development.

Test Environment Setup

Tahapan ini digunakan untuk memastikan environment test dapat berjalan dengan baik. Environment test sendiri merupakan tempat yang di gunakan untuk melakukan pengujian. Aktifitas yang di lakukan pada tahapan ini antara lain:

  1. Menyiapkan daftar kebutuhan sistem, baik hardware maupun software.
  2. Setup test environment.
  3. Smoke test untuk memeriksa kesiapan test environment.

Test Execution

Setelah software telah siap di uji dan persiapan untuk pengujian telah siap, tahapan selanjutnya adalah test execution. Dalam tahapan ini, pengujian di lakukan berdasarkan test case dan test plan yang telah di sepakati pada tahapan sebelumnya.

Tahapan ini di lakukan oleh tester. Setiap bug yang berhasil di temukan akan di laporkan ulang kepada tim developer. Berikutnya, tim developer akan melakukan koreksi ulang untuk membenahi bug yang muncul.

Test Cycle Closure

Pada tahapan akhir pengembangan akan di lakukan meeting dan mempertemukan semua anggota tim untuk mengidentifikasi dan menganalisis rencana pada masa depan. Selain itu juga melakukan evaluasi terhadap STLC yang di lakukan saat ini.

Tujuan dari tahapan terahir ini antara lain:

  1. Menghilangkan hambatan proses untuk test cycle pada masa depan.
  2. Berbagi best practice untuk proyek serupa di masa depan.

Kesimpulan nya adalah bahwa tahapan-tahapan pengujian dalam proses pengembangan perangkat lunak sangat penting dan tidak bisa di kesampingkan. Selain itu, untuk memudahkan proses pengujian perlu di perhatikan penggunaan waktu dan sumber daya. Sehingga memungkinkan setiap proses menjadi lebih efektif dan efisien.

. . .

Semua materi yang di sampaikan oleh para pemateri di sambut semangat oleh para peserta acara Goes to Campus tersebut. Di kemudian hari, MQA tetap memiliki komitmen untuk selalu bekerja dan membagikan informasi dalam setiap acara yang di selenggarakan.

--

--