QA Lean Coffee #1

Mozaze Sanora Putra
QA Malang
Published in
4 min readDec 24, 2019
Photo by Nathan Dumlao on Unsplash

Sebagai komunitas yang produktif dan aktif dalam mengadakan acara-acara meetup dan sharing. Kali ini komunitas QA Malang memiliki satu acara baru, yaitu lean coffee. Sebuah agenda sharing santai dengan topik pembahasan yang bebas berdasarkan keinginan peserta. Dalam lean coffe memungkinkan materi pembahasan yang beragam, menggunakan format vote (pemilihan) masing-masing peserta bebas memberikan topik permasalahan yang nantinya akan di bahas bersama. Menghadirkan beberapa guest star seperti Mas Himma Ramadhan dari DOT Indonesia dan mbak Richa Purbinawati dari Mobayar acara yang di gelar pada malam tanggal 10 desember itu berlangsung meriah dan dengan pembahasan yang seru-seru.

Di fasilitatori oleh mas Ahmad Fatoni selaku Pembina II di komunitas QA Malang acara lean coffee malam itu di mulai. Masing-masing peserta mulai menulis pembahasan yang mereka inginkan dalam sebuah sticky note sebelum nanti akhirnya di vote.

Topik yang di bahas adalah topik yang mendapatkan vote paling banyak dari semua peserta. Pembahasan dalam lean coffee akan berlangsung selama 8 menit sebelum nanti akan di konfirmasi oleh fasilitator apakah perlu pembahasan tersebut di lanjutkan atau tidak. Apabila peserta menginginkan pembahasan di lanjutkan maka akan ada tambahan waktu 3 menit untuk melanjutkan pembahasan.

Pembahasan pertama adalah mengenai QA Scope: Range waktu kerja sorang QA. Posisi Quality Assurance adalah posisi penting dan tidak dapat di hilangkan, namun pertanyaannya adalah sampai batas mana seorang QA bekerja. Pada tahapan apa QA mulai kerja dan pada fase apa seorang QA dinyatakan selesai dari tugasnya. Sebuah topik yang menyenangkan untuk awal pembahasan, beberapa tanggapan mulai di berikan oleh para peserta dan juga guest star. Tanggapan pertama dalam topik ini adalah tentang mengetahui sejauh apa gathering requirement. Seorang QA di nyatakan selesai dalam tugasnya apabila semua aspek dalam gathering requirement telah terpenuhi, tanggapan lain dari peserta juga menyebutkan bahwa dalam proses testing seorang QA bisa memperhatikan quadrant dalam proses testing. Berbeda dengan pendapat yang lain, salah satu guest star dari Majoo Teknologi Indonesia. Beliau memberikan gambaran sesuai dengan apa yang terjadi di perusahaan nya bahwa, seorang tester atau QA akan bekerja secara continue apabila yang di hadapi adalah product development. Seorang QA untuk porsi product development harus siap menerima report testing dari pengguna yang menggunakan produk tersebut.

Menjadi topik paling menarik kedua malam itu, topik ini berbicara mengenai: Bagaimana seorang QA berkolaborasi dengan developer yang memiliki pemikiran bahwa ‘QA itu TIDAK PENTING ?’ Semua peserta antusias dalam membahas topik ini, tidak hanya dari sudut pandang orang-orang QA tp juga dari para developer yang menyempatkan hadir dalam acara tersebut. Pendapat pertama menyebutkan bahwa seorang developer harus punya sudut pandang bahwa QA itu penting, keberadaan QA dalam sebuah tim pada dasarnya membantu tim developer dalam meringankan pekerjaannya. Pendapat lain menyebutkan bahwa pendekatan personal kepada developer dan membangun pengertian yang sama antara tim developer dan tim QA dapat menghilangkan persepsi ‘tidak penting’ dalam pikiran developer.

Satu pendapat yang cukup menarik dan pernah di coba oleh salah satu guest star adalah membiarkan sebuah tim tanpa QA. Menurut beliau dengan begitu tim developer akan mengetahui pentingnya peran QA dalam tim dan poin penting yang beliau sampaikan adalah pentingnya untuk membangun kemauan dan keterbukaan dalam lingkup tim baik itu tim developer maupun dengan QA.

Topik ketiga membahas mengenai automation test: less coding, untuk rest API, pararel asynchronous dan CI/CD. Sebuah topik pembahasan yang muncul berdasarkan dari pengalaman salah satu peserta yang menginginkan proses testing yang komplit. Banyak peserta yang memberikan tanggapan, namun sacara umum mereka mengatakan belum pernah mencoba atau menemui konsep testing se-lengkap itu. Beberapa peserta menyebutkan bahwa ada tools yang dapat melakukan sebagian task tersebut namun tidak dapat menjalankan semua task secara komplit.

Pembahasan berikutnya adalah tentang ilmu dasar yang perlu di miliki seorang QA. Banyak orang yang mencoba untuk mengenal Quality Assurance dan masuk ke dalam dunianya, tapi tidak mengerti langkah awal apa yang harus di lakukan. Apa-apa saja yang harus di pelajari dalam QA dan kemampuan apa saja yang harus di miliki seorang QA. Pendapat pertama yang di sebutkan oleh peserta malam itu adalah, bahwa seorang QA harus punya pemikiran kritis. Orang yang memiliki pemikiran kritis dapat melihat segala model kemungkinan yang tidak sesuai alur atau aturan (mampu membedakan benar dan salah), selain itu untuk QA pemula sikap dasar yang harus di miliki adalah teliti. Untuk kemampuan teknis, seorang QA harus mengetahui tentang STLC (Software Testing Life Cycle) dan tahapan-tahapan dalam testing.

Dua topik pembahasan terahir pada malam itu adalah mengenai bagaimana merancang quick testing dan QA for bot. Pendapat pertama tentang merancang quick testing adalah melakukan pengkategorian terhadap scenario test dengan melakukan ini seorang QA dapat mengetahui prioritas testing dalam proses testing sebuah perangkat lunak. Pendapat lain menyebutkan jika seorang QA walaupun di hadapkan dengan waktu yang ‘mepet’ dengan jadwal release harus tetap memperhatikan tiga aspek: time, scope, and budged. Peserta lain memberikan pendapat bahwa dalam product base prioritas seorang QA adalah report error dari user atau pengguna.

Untuk topik QA for bot, pendapat yang di lontarkan oleh para peserta sangat beragam. Kebanyakan dari peserta mengatakan bahwa QA untuk bot adalah hal baru. Selain itu, peserta lain juga memberikan sudut pandangnya bahwa sangat mungkin di masa mendatang akan ada QA untuk bot. Beberapa pendapat dalam topik ini adalah tentang membuat manual testing dengan membuat scenario test seperti biasa. Pendapat lain juga menyebutkan jika menentukan end point dari bot (chatbot) merupakan metode terkini yang dapat di terapkan, selain itu menentukan dan mengkategorikan data training juga dapat mempersingkat proses testing.

Acara malam itu di akhiri oleh waktu yang terbatas, menyisakan beberapa materi yang belum sempat di bahas dalam forum dan menyisakan keseruan dalam diskusi bebas dan santai. Komunitas QA Malang akan terus mengadakan agenda-agenda yang seru, sebagai tempat berbagi informasi dan pengetahuan baru dalam dunia Quality Assurance. Jadi untuk kalian semua para pembaca, jangan sampai ketinggalan informasi-informasi meetup dan agenda lain yang akan datang ya. Terimakasih telah membaca.

--

--