Writing a Succesfull Test Scenario

Shoimatul_Mubarokah
QA Malang
Published in
4 min readFeb 25, 2020

--

photo by
photo by : testim.io

Seorang Quality Assurance (QA) memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa produk yang dibuat, telah memenuhi standar yang ditetapkan baik dari segi keandalan, kegunaan, kinerja, dan standar kualitas umum yang ditetapkan oleh perusahaan.

Oleh karena itu sebelum produk diberikan kepada client, terlebih dahulu seorang QA harus memastikan bahwa aplikasi telah sesuai dengan requirement yang telah ditentukan, hal ini dapat dicapai dengan cara melakukan testing sesuai dengan flow yang telah ditentukan untuk memastikan tidak adanya bug yang terdapat pada aplikasi tersebut.

Scenario test merupakan solusi yang dapat kita gunakan dalam mendokumentasikan proses uji yang akan kita lakukan terhadap aplikasi yang dibuat. Sehingga akan memudahkan kita untuk melakukan pengujian sesuai flow tanpa melewatkan tahapan uji.

Pasti yang ada dibenak kalian saat ini kayak gini

Scenario test ?
Apa sih scenario test itu ?
Trus gimana cara buatnya ?

Nggak usah panik teman teman, stay tune aja disini.

Jadi pada tanggal 15 Februari kemaren, Malang Quality Assurance (MQA) mengadakan workshop#4 yang membahas tentang “Writing a Succesfull Test Scenario”, nah pada kesempatan kali ini kita akan share ke kalian kira kira apa aja sih yang dibahas dalam kegiatan workshop tersebut.

Scenario Test

Scenario test merupakan sebuah dokumen yang berisi sekumpulan langkah-langkah sistematis yang disusun oleh seorang Quality Assurance / tester agar sistem yang akan dites dapat memenuhi ketentuan yang diinginkan oleh user, memenuhi standar tertentu, serta dapat berfungsi dengan baik.

Proses Pembuatan Scenario Tes

  1. User Requirement
    Mengumpulkan spesifikasi kebutuhan dalam membangun sebuah aplikasi.
  2. User Story
    Sebelum menyusun scenario test terlebih dahulu kita harus membuat user story untuk mendefinisikan kebutuhan client terhadap aplikasi. User story akan dijadikan sebagai acuan ketika menyusun Acceptance Criteria.
  3. Scenario Test
    Kumpulan test case yang berisi rangkaian mengenai tindakan yang dilakukan oleh user untuk melakukan verifikasi terhadap fitur atau fungsi tertentu.

Berikut merupakan contoh user story dan scenario test :

Contoh User Story

Note :
Acceptance Criteria merupakan Daftar ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi untuk mencapai kebutuhan bisnis atau kebutuhan pengguna yang telah didefinisikan di User Story.

Contoh Scenario Test

Setiap perusahan memiliki standar yang berbeda beda, sehingga untuk membuat scenario test, kalian bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing perusahan. Standartnya dalam pembuatan scenario test harus ada beberapa komponen seperti :

  1. Test case id
  2. Feature (what to be verified)
  3. User Story.
  4. Data test (Variables and values)
  5. Steps to be executed
  6. Expected result
  7. Result : pass/fail
  8. Actual result
  9. Comments

Tujuan Membuat Scenario Test

  1. Memudahkan developer dan tester untuk melakukan testing.
  2. Menjadi dasar pengembangan bagi pengerjaan project.
  3. Sebagai dasar Client / Product Owner menyesuaikan dengan System Requirement.

Tools yang Bisa Digunakan untuk Membuat Scenario Test

  1. Google Spreadsheet
  2. TestRail
  3. Testlink
  4. Qase.io

Good Criteria Scenario Test

  • Inline with System RequirementSystem Requirement is the key, sehingga kita dapat menyusun scenario test sesuai flow yang telah ditentukan.
  • Give ContextUser bersikap seolah-olah perlu melakukan hal tersebut.
  • Give DetailMemberikan rincian secara spesifik hal-hal yang perlu diketahui oleh user.
  • Crystals clear, easy to understand Berikan penjelasan secara detail terkait test step dan spesifikasi expected results, sehingga akan memudahkan kita dalam melakukan proses testing.
  • CompleteUser dapat melakukan apapun sesuai dengan system requirement yang telah diberikan.
  • CoherentAntara scenario satu dengan yang lain, antara step satu dengan yang lain saling berkesinambungan.
  • ProofsLengkapi dengan hasil yang didapatkan dari scenario yang telah dilakukan (Result : pass/fail).
  • Consistentpenggunaan kata haruslah secara konsisten, jika ingin menggunakan kata field email maka kata pada test step selanjutnya harus sesuai dengan kata yang ditulis di awal.
  • End user mind, Don’t assume contohnya, dalam pembuatan notifikasi, kita harus memastikan kalau client menginginkan notifikasi berupa pop up message atau alert message.
  • Don’t forget cover negative testTidak semua step yang dilakukan dalam kondisi positif, think outside of the box dan tulis semua kemungkinan yang ada.
  • UpdatePerubahan itu pasti, catat perubahannya dan perbarui versi pembuatannya.

Kesimpulan

Scenario test membantu kita untuk mendokumentasikan proses testing, sehingga akan memudahkan kita dalam melakukan testing tanpa melewatkan test step. Tidak hanya positif test saja yang dicantumkan dalam scenario test, kita juga harus mencantumkan kemungkinan negatif test apa aja yang bisa saja terjadi. Hasil testing yang telah dilakukan bisa kita cantumkan di scenario test yang bisa kita gunakan untuk mengetahui test step mana saja yang telah lolos uji dan belum lolos uji.

--

--