3 Aturan dalam Kencan yang Bisa Kamu Terapkan Saat Interview

Jessica Pratiwi
Qasir
Published in
3 min readFeb 11, 2022
Kencan dan interview memiliki persamaan

Menurutmu, apa persamaan kencan dan interview?

Pada saat kencan dan interview, kita sama-sama berdandan serta berpakaian rapi, berhati-hati dalam perkataan, dan juga merasa nervous saat melakukannya. Baik saat wawancara kerja maupun kencan, seringkali kita berusaha menunjukkan sisi unik dari diri kita dan mencoba meyakinkan si dia kalau kita adalah kandidat yang terbaik.

Bahkan, setelah kencan maupun interview kita juga sering memikirkan hal yang sama seperti, “Haruskah aku follow up?” atau, “Ini arahnya bakal ke mana, ya?”

Melihat kesamaan ini, aku terinspirasi untuk membuat beberapa aturan sederhana yang sebenarnya biasanya diterapkan untuk kencan, tetapi bisa juga kamu aplikasikan di karirmu. Penasaran? Lanjut baca sampai habis, ya!

Aturan 1: Jadilah gigih tapi jangan annoying

Setelah berhasil interview di perusahaan impianmu, mungkin kamu tergoda untuk bertanya tentang kelanjutan proses recruitment ini. Kamu mungkin penasaran apakah dia menerima atau menolak lamaranmu, membutuhkan referensi tambahan, atau memiliki pertanyaan tambahan tentang kamu. Hal ini tentu sangat baik karena kamu menunjukkan ketertarikan untuk bekerja di perusahaan itu.

Namun, jangan mengirim email tanpa henti untuk menanyakan tentang tawaran tersebut. Ini seperti berkencan. Kamu tidak mau dibombardir gebetan dengan chat tanpa henti bukan? Tunjukkan bahwa kamu menghargai si dia dengan memberikan waktu dan ruang.

Daripada kamu overthinking dengan doi, lebih baik kamu mengalihkan waktu tersebut untuk hal-hal yang produktif seperti berolahraga atau mengambil course online untuk mengembangkan skill-mu.

Jangan galau karena belum dibalas si doi yah hihi

Aturan 2: Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan

Sama seperti kencan, setelah melakukan interview kamu mungkin merasa bahwa inilah tempat yang kamu cari selama ini. Interview-nya berjalan sangat lancar, kamu menemukan kesukaan yang sama dengan recruiter, bahkan suasana terasa sangat menyenangkan hingga kalian malah lebih banyak membahas tentang hal pribadi dibanding pekerjaan.

Rasanya seperti jatuh cinta di pandangan pertama. Dan kamu sangat percaya diri bahwa kamu akan diterima.

Namun, setelah itu, tiga hari berlalu, tanpa panggilan telepon, tanpa tindak lanjut, dan hal terakhir yang kamu sadari adalah kamu di-ghosting. Well, jangan berkecil hati dulu, kamu bisa mengirimkan email sederhana yang mengungkapkan bahwa kamu masih memiliki minat terhadap tawaran tersebut (tanpa nada agresif tentunya).

Apabila si dia tetap tidak menghubungi tak apa, kamu sudah berusaha yang terbaik. Segeralah move on dan cari lowongan lain. Seperti juga kencan, there’s plenty fish in the sea.

Photo by Ann H from Pexels

Aturan 3: Hard-to-get bisa jadi bumerang

Ide playing hard-to-get mungkin terdengar bagus di awal. Salah satu contoh hard-to-get misalnya sengaja tidak segera membalas email atau chat. Kelihatannya sih, seperti yang mengontrol situasi. Namun, tahukah kamu? Meskipun kamu telah mendapat tawaran, tentu saja ada kemungkinan bahwa ada orang lain yang sebenarnya juga telah memenuhi kualifikasi dan punya kelebihan yang mungkin tidak kamu punya.

Menerapkan hard-to-get terlalu lama malah bisa membuat offering yang tadinya untukmu dibatalkan. Alih-alih bermain mind game seperti itu, lebih baik kamu berfokus pada apa yang bisa kamu kontribusikan ke perusahaan dan seberapa banyak kompensasi yang kamu butuhkan untuk mewujudkannya.

Seperti kencan, semua akan lebih baik apabila dimusyawarahkan bersama.

Don’t be like this poor girl yahh :)

Jadi, apakah kamu sudah siap menaklukkan hati recruiter-mu? Pilih posisi yang ingin kamu lamar di sini. Follow Qasir untuk tips-tips menarik lainnya!

--

--

Jessica Pratiwi
Qasir
Writer for

I’m extremely good at one thing. And that’s learning new things. But it didn’t stop there, I use it to improve myself and inspire people through writings