Antara Petasan, Cuan, dan Perayaan Imlek

Putri Anggia
Qasir
Published in
3 min readJan 18, 2022

Petasan dan cuan, dua kata yang sering kita dengar dalam suasana Imlek. Tapi tahukah kamu kalau keduanya punya keterikatan yang amat kuat?

Hari raya Imlek selalu identik dengan kemeriahan. Bagaimana tidak? Ornamen serba merah-emas, liong, barongsai, angpao, serta lantunan lagu-lagu ceria dan aneka makanan enak menjadi ciri khas perayaan tahun baru yang dirayakan seluruh warga Cina di seluruh dunia ini.

Bukan hanya warga Cina, siapa pun yang menyaksikan perayaan ini pun tak ayal terbawa dalam kemeriahannya.

Filosofi Petasan

Ada satu hal lagi yang tidak pernah ketinggalan di hari raya Imlek, yaitu petasan. Ternyata, keberadaan petasan di setiap perhelatan perayaan Imlek bukanlah sekadar untuk hura-hura belaka, melainkan ada makna mendalam dan filosofi positif di baliknya.

Mengutip dari China Highlights, kisah penemuan petasan sebenarnya berawal dari sebuah kisah klasik yang tersebar di masyarakat Cina. Konon, di zaman dahulu kala, ada sebuah desa yang kerap diganggu roh jahat bernama Nian, yang mengganggu kelancaran rejeki, kemakmuran, bahkan memangsa penduduk desa.

Mereka pun hendak mengusir roh jahat tersebut. Setelah mencari berbagai cara, akhirnya ditemukan caranya yaitu dengan membakar bambu kering untuk membuat suara ledakan. Suara inilah yang diyakini akhirnya bisa mengusir iblis yang bernama Nian tersebut.

Tradisi Berlanjut

Tidak berhenti sampai di situ, kebiasaan membunyikan ledakan dari bambu kering berlanjut hingga masa Dinasti Tang (618–907). Ketika itu, bubuk mesiu mulai ditemukan. Caranya dengan memasukkan bubuk mesiu ke lubang bambu lalu melemparkannya ke dalam api.

Di era inilah istilah baozhu (bahasa Mandarin petasan) lahir. Baozhu sendiri artinya ledakan bambu.

Tradisi terus berlanjut ke masa Dinasti Song (960–1279). Di masa ini, bambu yang tadinya jadi alat membakar mesiu mulai digantikan dengan tabung yang terbuat dari gulungan kertas menyerupai pipa.

Agar lebih meriah, bubuk mesiu dibungkus dengan kertas merah. Selain itu, warna merah juga dipilih karena dianggap sebagai warna keberuntungan bagi orang Cina.

Pada akhirnya kemeriahan petasan juga menjadi simbolisasi penyambutan atas datangnya berkat dan kebahagiaan serta membakar hal-hal buruk dari masa lalu seraya membuangnya ke angkasa dalam bentuk ledakan yang indah.

Dari Tradisi Menjadi Cuan

Dari waktu ke waktu, petasan bukan hanya dicari pada saat perayaan Imlek saja. Di Indonesia, petasan kerap menghiasi malam-malam perayaan dan acara hajatan. Mulai dari malam tahun baru masehi, malam takbiran, hingga acara kawinan dan sunatan.

Tidak mengherankan jika bisnis petasan selalu menjanjikan cuan yang tidak sedikit bagi para pelakunya. Begitu menjanjikannya, sehingga tidak sedikit juga pihak-pihak yang memancing di air keruh dengan memproduksi dan menjual petasan tak berizin, hingga berujung petaka.

Menjual petasan mungkin adalah salah satu cara mendapatkan cuan. Namun di zaman sekarang ini, begitu banyak produk yang bisa dijual dan membawa cuan.

Satu yang terpenting, produk apa pun yang dijual, pastikan produkmu bisa membawa manfaat dan dapat menyelesaikan permasalahan pelangganmu. Agar lebih cuan lagi, jangan pernah melupakan catatan penjualan, karena catatan adalah “cara jitu memanggil cuan” yang sudah dipraktekkan oleh para pedagang dari negeri Cina sejak zaman dahulu kala.

Memanggil Cuan di Era Modern

Di zaman yang semakin modern, mencatat bukan lagi harus dengan kertas dan pena. Sebab bukan hanya rentan rusak dan hilang, metode mencatat cara lama ini begitu memakan waktu dan sangat merepotkan.

Saat ini, teknologi sudah mampu menghasilkan sistem untuk menyederhanakan semua proses pencatatan usaha. Sebuah sistem yang dapat digunakan secara gratis, hanya perlu mendownload dari ponsel Android, daftar, lalu bisa langsung dipergunakan.

Sistem yang dapat menyimpan semua data produk, dapat berfungsi sebagai mesin kasir dan cetak struk, dapat menyimpan data penjualan, dapat menerima pembayaran cashless, dapat menyimpan data pelanggan, serta memiliki banyak fitur tambahan yang mendukung proses operasional dagang dengan mudah dan hemat waktu.

Sistem ini bernama Qasir. Bukan mantra, bukan jimat, namun sebuah aplikasi. Aplikasi ini lahir dari tangan-tangan kreatif anak bangsa yang memiliki kepedulian yang tinggi pada UMKM.

Jika petasan adalah alat pengusir roh jahat, sebut saja Qasir sebagai alat pemanggil cuan dari era modern.

Download gratis di link ini, dan rasakan cuannya sejak hari pertama penggunaan.

--

--