Berpikir Positif dengan Teori Jeruk Nipis

Alviena
Qasir
Published in
3 min readJul 5, 2022

Pernahkah kamu merasa terbebani oleh pikiranmu? Kalau jawabannya ‘ya’, artikel ini untuk kamu.

Overthinking adalah pikiran negatif yang mengganggu. Ketika kita terlalu memperhatikan pikiran seperti itu, menganalisis maknanya secara berlebihan, dan berusaha terlalu keras untuk mengendalikannya, kita bisa tergelincir ke dalam bentuk pikiran yang tidak sehat, seperti kekhawatiran, merenung, obsesi, dan sejenisnya. Kemudian ketika kita menganalisis pikiran negatif dan mengganggu secara berlebihan, kita bisa berakhir dengan kecemasan, depresi , frustrasi, dan rasa bersalah. namun hanya sedikit orang yang menyadari efek negatifnya terhadap kesehatan emosional, kebahagiaan , dan kesejahteraan kita.

Mari sedikit kita bermain imajinasi dengan Teori Jeruk Nipis. Bayangkan ada sebuah jeruk nipis berwarna hijau ke kuning-kuningan. Lalu, jeruk itu kamu potong jadi dua. Kemudian pegang salah satunya dan peraslah.. sampai air tetesannya mengucur. Apa yang kamu rasakan? Asam bukan? Setiap tetesannya membuat kamu menelan ludah. Kalua imajinasi kamu kuat sekarang kamu pasti sedang menelan air liur, karena saking asamnya betul? Padahal jeruk nipisnya tidak ada. Tapi rasa asamnya terasa hingga kamu harus menelan ludah. Jika kamu merasakan kejadian serupa itulah yang disebut TEORI JERUK NIPIS.

Pada dasarnya tubuh manusia dirancang untuk merespon apa yang dibayangkan, apa yang kamu pikirkan itulah yang menjadi kenyataan. Sehingga jika kita sedang menghadapi masalah lalu kita berpikir yang aneh-aneh atau overthinking maka yang terjadi biasanya tubuh akan drop. Kemungkinan jatuh sakit bahkan depresi.

Pikiran melahirkan mindset

Menurut Dr. Ibrahim Elfiky dalam bukunya yang berjudul Terapi Berfikir Positif bab Pikiran Melahirkan Mindset, mindset itu sendiri memiliki arti menggambarkan pengalaman yang dapat menimbulkan efek tertentu. Seperti halnya, “Kalau minum segelas susu hangat, aku merasa mulas.” Banyak orang yang tidak tahu bahwa dengan menggunakan kalimat di atas mereka telah membentuk mindset atau pola pikir yang negatif. Setelah membentuk mindset, tanpa sadar hal tersebut sudah tersimpan di alam sadar bawah kita sehingga dapat menimbulkan perasaan dan persepsi negatif.

Seperti contoh lainnya, seseorang yang menaiki kendaraan roda empat. Di dalam pikirannya “Ia akan mabuk”. Persepsi yang di bentuk adalah mabuk, mabuk, dan mabuk. Maka yang akan terjadi sesuai dengan apa yang dia bayangkan. Usahakan untuk selalu berpikiran positif. Kalau selalu berpikiran negatif, ngga akan ada yang di dapat.

Hal negatif yang sudah mendarah daging akan terus menguat dalam diri kita. Padahal, banyak yang di rugikan apabila kita selalu berpikiran negatif. Dengan demikian, usahakan untuk selalu memikirkan yang baik karena semua yang kita pikirkan akan kembali lagi ke kita dan semua kekhawatiran yang kita pikirkan itu belum tentu terjadi. Kita sebenarnya sedang “meneteskan jeruk nipis” di kehidupan kita. Semakin banyak tetesannya, semakin berat masalahnya. Kuncinya ada dalam pikiran. Jika air liur saja bisa dipancing hanya dengan memikirkan sebuah jeruk. Maka, sebetulnya masalahpun bisa diatasi dengan permainan pikiran.

Jadi, berhati-hatilah dalam pikiranmu. Berbaik sangkalah. maka, kehidupan akan membaik. Menerima, berfikir dan berbuat baik terhadap orang lain menjadikan kita awet muda. Walaupun usia hanya angka, jiwa tetap semangat muda.

Sumber: Buku Terapi Berpikir Positif Dr. Ibrahim Elfiky, Ceramah ustadz Zaidul Akbar.

--

--