Cara Pandang Qasir terhadap Kegagalan

Jessica Pratiwi
Qasir
Published in
3 min readJun 7, 2022

Kegagalan.

Bagi banyak orang hal ini merupakan hal yang dihindari. Namun bagi PanduJuang, kegagalan merupakan pengalaman berharga yang patut dikenang.

Mengapa? Karena di Qasir, PanduJuang memiliki DNA yang salah satunya adalah — Execute Fast, Iterate Faster. Ungkapan ini bermakna tidak masalah untuk gagal, asalkan kita bisa bangkit dan belajar lebih cepat lagi.

Qasir percaya, lebih baik kita cepat-cepat gagal karena kita berani mencoba daripada kita tidak mencoba sama sekali. Karena saat kita gagal, kita akhirnya belajar hal baru dan kita akan memperbaiki kesalahan kita kedepannya.

“Di dunia startup, kegagalan hampir identik dengan pengalaman belajar”

Lantas kegagalan seperti apa yang dapat membuat kita belajar? Apakah gagal terus-menerus juga termasuk pembelajaran? Pada dasarnya kegagalan sendiri dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

  1. Productive Failure: Kesalahan ini merupakan kesalahan yang mengajarkan kita untuk mengembangkan skill maupun diri kita sendiri.
  2. Unnecessary Failure: Kesalahan ini adalah kesalahan yang harusnya dapat dihindari dengan perencanaan yang lebih baik.

Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kegagalan yang memajukan kita adalah kegagalan yang produktif. Trus, gimana sih caranya supaya kita menghindari kesalahan yang ‘tidak produktif’? Berikut 3 hal yang dapat kita terapkan.

1. Mengakui Kegagalan

Banyak dari kita yang sejak dari kecil diajarkan untuk mengasosiasikan kegagalan dengan hal yang memalukan. Mungkin inilah sebabnya mengapa begitu sedikit pemimpin organisasi yang mendorong, mendiskusikan, dan menghargai kegagalan produktif.

Asumsi yang salah ini biasanya karena kita sering merasa bahwa kegagalan disebabkan oleh diri kita yang kurang kompeten. Padahal kegagalan seringkali disebabkan bukan karena kesalahan kita semata, terkadang dibutuhkan solusi dan inovasi baru yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Dengan cara ini, alih-alih kita menghabiskan waktu untuk menyalahkan diri sendiri, kita bisa lebih produktif dengan memikirkan inovasi apa yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut

2. Gagal dalam Skala Kecil

“That which does not kill me makes me stronger.” — Friedrich Nietzsche

Tahukah kamu? Orang-orang paling sukses di dunia sangat menyadari arti penting dari ‘kegagalan kecil’.

Ada seorang komedian terkenal dunia bernama Chris Rock, ia dikenal dengan sengaja menceritakan jokes baru di cafe-cafe kecil. Mengapa? Dengan cara ini ia bisa mengukur seberapa besar keberhasilan jokes baru yang Ia buat

Konsep gagal kecil tidak kalah lazim di kalangan wirausahawan.

Pendiri terkenal seperti Jeff Bezos dari Amazon, Reid Hoffman dari LinkedIn dan Ariana Huffington dari The Huffington Post semuanya gagal saat bereksperimen dengan inovasi yang mereka buat.

Di Qasir, kami secara teratur melakukan review yang mendorong PanduJuang untuk mengambil risiko yang memungkinkan mereka ‘gagal kecil’. Dengan kegagalan-kegagalan kecil yang masih dapat di-handle dalam tim, harapannya kegagalan besar akan lebih dapat diminimalisir.

3. Menyikapi Kegagalan dengan Tenang

Dalam pekerjaan tentu kita punya target sendiri dalam menentukan keberhasilan. Namun pada akhirnya bila kita melihat kehidupan ini sebagai game dan menyikapinya dengan tenang dan santai, kegagalan akan terasa lebih mudah dan bermanfaat.

Kita bisa selalu mengingat bahwa tantangan, tikungan, dan belokan yang tak terduga hanyalah bagian dari permainan. Sederhananya, saat kita menghadapi tantangan, kita ditantang untuk meningkatkan skill agar bisa naik level, persis seperti dalam video game.

“Memandang hidup sebagai sebuah permainan bukan tentang memandang rendah kehidupan. Ini tentang membingkai ulang kehidupan — dan kegagalan — dengan cara yang membuatnya menyenangkan.”

— Charles Chu, Founder of the Polymath Project

Memandang setiap tantangan adalah sebuah hal yang menyenangkan juga bisa menjadi afirmasi bagi diri kita, yang akhirnya membuat kita tidak tertekan dan malah senang mengerjakan hal yang menantang tersebut.

Salah satu PanduJuang yang menerapkan ini adalah kak Mega Putri Saraswati, dari tim people partner Qasir. Kak Mega, selalu menambahkan kata FUN dalam to-do list yang ia buat. Beliau percaya, dengan menambahkan kata menyenangkan pada to-do list, pekerjaan akan terasa lebih menyenangkan.

Nah, itulah 3 hal yang bisa kita terapkan untuk mengubah kegagalan yang kita punya menjadi kegagalan produktif.

Apakah kegagalan kita akan berkurang ? Mungkin tidak. Tapi setidaknya kita jarang benar-benar gagal–dan menurutku itulah yang terpenting.

Apakah kamu siap belajar dari kegagalan? Yuk, bergabung bersama PanduJuang. Klik link ini untuk info lebih lanjut.

--

--

Jessica Pratiwi
Qasir
Writer for

I’m extremely good at one thing. And that’s learning new things. But it didn’t stop there, I use it to improve myself and inspire people through writings