Cucumber vs Robot Framework: Begini Perbandingannya

Firda Maryana
Qasir
Published in
4 min readJul 14, 2022

Testing merupakan proses yang dibuat sedemikian rupa untuk mengindentifikasi ketidaksesuaian hasil dari sebuah sistem informasi dengan hasil yang diharapkan. Proses testing ini tentunya sangat berkaitan dengan istilah tester, dimana tester adalah orang yang melakukan testing. Dalam lingkup yang lebih luas lagi, istilah tester juga berkaitan dengan Software Quality Assurance (SQA) yang merupakan sebuah proses untuk memastikan atau meyakinkan bahwa semua aktivitas dalam pembangunan atau pengembangan perangkat lunak berjalan sesuai dengan standard-nya masing-masing.

Terdapat berbagai macam bentuk testing yang dilakukan oleh seorang Quality Assurance (QA) dalam menjamin kualitas suatu produk sebelum produk tersebut di release. Seorang QA yang baik tentunya harus detail dalam pembuatan test case ( uji kasus), hal ini tentunya akan membuat proses pengetesan akan memakan waktu lebih lama dikarenakan banyaknya test case yang diujikan serta adanya pengulangan proses dalam pengetesan. Saat ini, seorang QA tidak hanya bisa melakukan testing secara manual, namun juga bisa melakukan testing secata otomatis (automation testing) untuk mempermudah dan mengefisiensi pekerjaannya. Cucumber dan Robot framework merupakan salah satu testing tools yang bisa digunakan QA dalam membuat automation testing.

Apa Itu Cucumber & Robot Framework

Cucumber adalah sebuah tools yang mendukung BDD (Behaviour Driven Development) sedangkan Robot Framework merupakan python-based keyword driven test automation framework yang mana bersifat open source, dirilis di bawah Apache license 2.0. Pada artikel ini akan dibahas lebih lanjut mengenai apa saja kelebihan, kekurangan, dan perbandingan singkat di antara Cucumber dan Robot Framework.

Plus Minus Cucumber dan Robot Framework

Cucumber memiliki kelebihan dalam hal penggunaan BDD (Behaviour Driven Development), karena penggunaannya yang sederhana dan user friendly. Jika kita perhatikan gambar di bawah ini, scenario test terdiri dari kalimat dengan bahasa Inggris yang sederhana sehingga lebih mudah dimengerti. Hal Ini juga akan mempermudah kita ketika harus sharing scenario test dengan teman 1 tim ataupun lead karena bahasanya mudah dipahami dan dipelajari. Selain user friendly, kita juga dapat membuat custom keyword yang bisa digunakan pada multiple test cases. Penggunaan custom keyword ini ini tidak terbatas pada direktori atau file, tapi secara keseluruhan project. Kita juga dapat menyimpan dan mengelola variabel pada folder/file tertentu. Penggunaan cucumber bersama dengan sintaks Gherkin pada pengujian UI (User Interface) tentunya akan membuat pengetestan (automation testing) menjadi lebih mudah dan juga mudah untuk di mantain dikemudian hari ketika ada perubahan. Sedangkan kekurangannya yaitu tidak bisa digunakan untuk testing API.

Robot Framework adalah salah satu testing framework yang paling populer. Robot memiliki struktur yang lebih kompleks dibandingkan dengan cucumber. Robot memungkinkan kita untuk build algorithm di dalamnya, melakukan API testing dan robot juga memiliki log file tersendiri dari pengujian test case dimana cara membaca lognya cukup singkat dan sangat mudah dimengerti. Sedangkan kekurangan dari robot framework yaitu karena struktur penulisan scriptnya agak kompleks maka harus terbiasa terlebih dahulu untuk menggunakannya.

Dari segi penamaannya, file test pada robot selalu diakhiri dengan “.robot” di akhir nama filenya. Jika kita perhatikan, file pada robot dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama yaitu Settings. Settings memungkinkan kita untuk menyimpan variables, libraries, resource seperti bentuk logic pada bahasa pemrograman biasanya. Selanjutnya yaitu Test Cases bagian dimana test case dituliskan secara runtut. Terakhir yaitu “Keyword”. Bagian ini adalah tempat kita dapat menulis custom functions untuk melakukan beberapa pekerjaan. Selain itu, kita juga dapat menulis API services and domains untuk mengontrol pengujian API.

Membandingkan Cucumber dan Robot Framework

Berikut ini merupakan perbandingan singkat antara cucumber dan robot framework, untuk cucumber diantaranya yaitu menggunakan bahas Ruby, digunakan untuk functional testing, simple, mudah dimantain tapi tidak bisa untuk testing API. Sedangkan robot framework itu menggunakan bahasa python, digunakan sebagai tools BDD, bisa digunakan untuk API testing, punya logs yang mudah ditrace juga ketika dibaca namun struktur filenya lebih kompleks.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulannya yaitu lebih ke preferensi masing-masing orang. Kalau menurut pendapat saya cucumber cocok dijadikan pilihan yang baik ketika akan melakukan UI Testing karena cara penggunannya cukup mudah dipahami dan simple namun ketika ingin melkukan testing yang lebih kompleks bahkan sampai testing API gunakanlah robot framework karena akan lebih mendukung. Saran yang dapat diberikan yaitu keduanya sudah cukup baik karena sama sama dapat digunakan untuk automation testing, mungkin cucumber di kemudian hari juga bisa support sampai ke API testing.

--

--