Dari Kedokteran Hewan Ke Employer Branding — Ini Hal Penting yang Aku Pelajari

Jessica Pratiwi
Qasir
Published in
6 min readFeb 10, 2022

--

A vet but also a social media specialist

Hai! Aku Icha, seorang mahasiswa profesi kedokteran hewan (koas) di salah satu universitas negeri di Indonesia. Aku tertarik dengan bidang yang berbeda dengan jurusanku. Bidang ini sangat berbeda dengan apa yang dipelajari sekarang.

Sejak dulu aku selalu punya harapan agar aku bisa menjadi pribadi yang berguna bagi banyak orang. Tahun 2021, semesta merestui niatku ini. Aku akhirnya diterima di Qasir sebagai Employer Branding Intern. Tempatku bekerja ini adalah sebuah tech startup yang mempunyai visi untuk memajukan UMKM di seluruh Indonesia. Sungguh mulia, kan?

Baru saja empat minggu bergabung sebagai PanduJuang (sebutan bagi karyawan di Qasir), aku telah belajar lebih banyak softskill daripada yang dapat aku dapatkan selama di bangku kuliah. Semua berkat bimbingan dan kesabaran yang luar biasa dari kakak-kakak People Team. Dari sekian banyak pelajaran yang aku dapatkan, berikut adalah 7 pelajaran terbaik yang aku dapatkan selama magang.

1. Teliti

Berkuliah di kedokteran hewan, berkutat dengan penulisan resep dan diagnosa selama 4 tahun membuatku percaya diri dalam hal ketelitian. Tapi ternyata aku salah.

Di awal-awal minggu pertama aku magang, konten yang aku buat masih harus direvisi karena kesalahan-kesalahan minor seperti desain yang tidak rapi, ornamen-ornamen yang offside dari kanvas dan sebagainya.

Untuk menghindari kesalahan yang sama, aku menerapkan aturan “cek 3 kali” yaitu selalu mengecek konten minimal 3 kali sebelum dikumpulkan untuk review . Memang aturan ini terlihat sepele, tetapi meluangkan waktu untuk meninjau desain sebelum review akan sangat menyelamatkanmu dari perasaan malu ataupun sakit kepala saat revisi di akhir nanti.

Aku ketika disuruh revisi (lagi)

2. Menentukan prioritas pekerjaan

Magang di Tech Startup dituntut untuk bekerja secara cepat karena lingkungannya yang dinamis. Selain itu, dalam dunia per-konten-an, suatu tren viral hanya bagai janji mantan. Yang awalnya terlihat nyata namun pada akhirnya belum tentu ada pembuktian(#eaaa). Jadi selain harus agile dalam mengejar yang lagi trending, kita perlu juga flexible dan cepat move on.

Beruntung, di Qasir aku dibekali dengan target yang jelas seperti berapa banyak konten yang harus aku produksi dalam seminggu dan dalam bentuk apa saja. Target ini membuatku bisa mempersiapkan ide konten yang terlintas untuk kemudian dikombinasikan dengan tren yang sedang naik.

Sayangnya, melakukan hal ini sembari menyelesaikan koas ternyata tidak semudah yang kupikirkan. Fokusku sering terpecah dengan tugas koas yang tiba-tiba menyapa. Akibatnya, di dua minggu pertama aku sering merasa overwhelmed dan ingin menyerah.

Berbekal manajemen waktu saja ternyata TIDAK cukup. Kita juga perlu menentukan prioritas pekerjaan. Ini yang kak Adisty ajarkan kepadaku. Ia mengajarkan ku untuk menggunakan Eisenhower Matrix. Cara ini menurutku sangat efektif untuk menentukan prioritas sehingga tidak merasakan burnout di akhir hari.

Photo by Brett Jordan from Pexels

3. Mencatat dan belajar dengan giat

When you stop learning you start dying — Albert Einstein

Seriusan deh, perkataan Albert Einstein berlaku banget bagiku selama magang di Qasir. Dan ini bukan hanya sekedar metafora, kamu beneran bisa mati kalau gak belajar selama bekerja di Qasir. Ada banyak hal baru yang harus dipelajari beserta berbagai tantangan yang harus dieksekusi.

Kalau diibaratkan ilmu itu air, setiap hari bekerja di Qasir rasanya seperti minum air sekolam. Banyaknya pengetahuan dan kebijaksanaan yang keluar dari mbak Nanien (Head of People) yang menjadi mentorku cukup untuk membuat siapa pun tenggelam dalam kepusingan.

Sangat melegakan bagiku, mbak Nanien sangat terstruktur dalam penjelasan serta sabar mengajari. Agar informasi dan ilmu yang telah diberikannya tidak sia-sia, aku merangkum semuanya dalam catatan yang aku buat di Notion. Aku juga melakukan riset atas insight yang telah diberikan.

Sebuah potret catatanku di Notion

4. Berani mengambil keputusan

Salah satu prinsip yang penting selama aku magang adalah aku harus berani mengambil keputusan sebab di Qasir tipe kepemimpinan yang diterapkan adalah meritocracy leadershipdi mana kami dituntut untuk berani mengambil keputusan (yang logis tentunya) walau tanpa arahan dari atasan. Tidak apa-apa membuat kesalahan karena justru itu yang akan dijadikan pelajaran untuk masa depan.

Aku sudah tahu tentang penerapan meritocracy leadership ini sejak hari pertama tapi… menerapkan ini ternyata butuh perjuangan. Di awal magang aku masih sering menanyakan pertanyaan seperti.

“Apakah ide konten ini baik?”

“Kapan sebaiknya aku memposting ini?”

“Apakah caption yang kutulis sudah sesuai dengan prosedur perusahaan?”

Tahukah kamu apa jawaban dari kakak-kakak People Team atas pertanyaan ini? Semuanya kompak menjawab — Kalau menurut kamu apa yang terbaik? Coba berikan pendapatmu.

Oke. Ini. Mencengangkan.

Maksudku, aku hanyalah anak kemarin sore yang baru saja bergabung dan sedang proses adaptasi untuk beralih karir. Bagaimana mungkin aku bisa mengambil keputusan penting dalam suatu perusahaan? Bagaimana jadinya kalau aku membuat kesalahan?

Tetapi akhirnya aku mengerti bahwa justru dengan cara ini aku dapat mengembangkan kemampuan critical thinking lebih baik daripada sekedar diskusi di bangku kuliah. Karena masalah di dunia kerja nyata, aku jadi benar-benar concern dengan keputusan yang aku buat, dan tentu saja selalu menyertakan analisis atau alasan dibalik keputusan itu.

Kalaupun keputusan yang kuambil ternyata tidak berhasil, selalu ada ruang di Qasir untuk melakukan evaluasi dan perbaikan.

5. Terlibat dengan perusahaan

Kedengarannya simpel, bukan? Tetapi ketika kamu harus juggling antara tugas dan mencoba berorientasi pada perusahaan baru, mudah untuk melupakan hal-hal kecil seperti bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar.

Pada hari pertama aku magang, aku didorong untuk ikut serta melakukan ‘Sapa Pagi PanduJuang’. Ini adalah kegiatan harian yang dilakukan People Team untuk memonitor keadaan karyawan dan membantu bila ada kendala.

Mengingat aku ini orangnya introvert dan tidak mudah bersosialisasi dengan orang, awalnya aku enggan melakukan ini. Tapi ternyata kegiatan ini benar-benar bermanfaat. Aku dapat membuat percakapan yang menarik bersama PanduJuang lain yang tidak hanya formalitas namun menjadi membahas topik yang berarti dan akhirnya aku mendapatkan banyak inspirasi baru untuk menunjang pembuatan konten.

Walau berstatus sebagai anak magang, aku juga sering diikutsertakan dalam berbagai kegiatan Qasir lainnya seperti QumpulPanduJuang, Quis, atau bahkan Lunch-C. Kegiatan-kegiatan ini sukses membuatku cepat berbaur dengan perusahaan dan merasa salah satu bagian dari Qasir.

6. Tidak malu bertanya

Salah satu hal hebat saat magang di Qasir adalah aku didorong untuk lebih mengenal dengan anggota tim lain sekaligus mencari insight baru dan juga tidak malu meminta bantuan jika membutuhkan.

Bukankah ini akan menganggu jadwal PanduJuang lain? Oh tentu tidak, dengan asynchronous communication, hal ini sangat mungkin dilakukan. Cara komunikasi yang efektif ini jugalah yang merupakan rahasia remote-working di Qasir bisa berjalan dengan baik.

7. Have fun

Di Qasir, kami banyak mengadakan berbagai kegiatan seru untuk merayakan kerja keras kami. Kami memiliki platform Twist dengan berbagai thread yang didedikasikan untuk saling menyemangati dalam upaya profesional dan pribadi kami. Tidak hanya itu, kami juga melakukan kegiatan yang membangun tim, kami melakukan games dan tertawa bersama, dan menikmati liburan bersama.

Orang tentu ingin bekerja di sekitar orang yang bahagia dengan pekerjaannya. Siapa bilang kamu tidak bisa bersenang-senang selama bekerja? Itu semua tergantung bagaimana kamu memandang pekerjaanmu apakah sebagai beban atau tidak.

Kalau pekerjaanmu terasa membosankan, kamu bisa membuatnya lebih seru dengan menambahkan permainan atau tantangan bagi dirimu sendiri(Psst.. follow kami jika kamu ingin lebih tahu tentang hal ini).

Menurutku, kerja di Qasir itu seru banget! Apresiasi penuh untuk kakak-kakak People Team atas kesabaran, bimbingan, dan pengetahuan mereka yang luar biasa selama masa magangku di Qasir. Aku tidak pernah membayangkan bisa belajar begitu banyak dalam waktu sesingkat ini — dan bahkan bersenang-senang sambil melakukannya.

Tertarik ingin jadi PanduJuang juga? Pilih peranmu disini!

--

--

Jessica Pratiwi
Qasir
Writer for

I’m extremely good at one thing. And that’s learning new things. But it didn’t stop there, I use it to improve myself and inspire people through writings