Photo: Getty Images

Perkuat Komunikasi Asynchronous dengan Menggunakan Emoji

Anita Romauli
Qasir
Published in
6 min readJun 24, 2022

--

Pandemi Covid-19 yang dirasakan seluruh dunia di 2 tahun terakhir ini menyebabkan lumpuhnya berbagai aktivitas, salah satunya dalam sistem kerja di sebuah perusahaan. Mungkin kamu juga sering mendengarnya dimana sistem kerja yang dulunya WFO (work from office) kini beberapa perusahaan menerapkan sistem WFH (work from home). Hal ini sejalan dengan anjuran pemerintah untuk mengurangi mobilitas dan interaksi secara langsung untuk pencegahan penularan Covid.

Pertemuan di lingkungan kerja yang semulanya bertatap muka langsung, berjabat tangan, bekerja bersama di satu tempat beralih dengan sistem virtual online dengan memanfaatkan teknologi dan tools sebagai media komunikasi untuk membantu proses pekerjaan berjalan aman dan nyaman. Salah satunya kantorku ​​ Qasir.id sebuah perusahaan teknologi penyedia jasa dan sistem Saas (software as a service) di bidang pencatatan dan pelaporan usaha, yang ikut menerapkan sistem WFH.

Sebelumnya aku sudah bahas sedikit di artikel pertama (Link :Customer Success), bahwa Qasir sudah menerapkan sistem kerja jarak jauh 100% dan bisa bekerja dari mana saja. Untuk itu, saat ini penting bagi kami untuk membuat komunikasi diantara tim lebih baik dengan Asynchronous (proses komunikasi menggunakan media seperti Whatsapp, Email, Twist dengan memberikan info atau dokumen secara tertulis yang mudah dipahami oleh tim dan orang lain).

Komunikasi asynchronous ini sudah memberikan dampak lebih baik dimana semua orang dapat bertukar informasi dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam pekerjaan. Namun ada hal yang belum diketahui banyak orang adalah ketika tidak bisa mengekspresikan emosi/perasaan dan gerak tubuh secara langsung dan sulit menilai emosi seseorang hanya dari kata-kata.

Di artikel HBR penulis Tomoko Yokoi dan Jennifer Jordan (Using Emojis) pernah membahas “Sangat sulit mengetahui emosi karyawan jika bekerja jarak jauh, untuk itu solusinya dengan menggunakan emoji dengan cara menyenangkan dan mudah untuk terhubung dengan semua tim”.

Apa itu emoji?

(Wikipedia) Emoji adalah suatu pesan elektronik berbentuk gambar, yang mewakili berbagai hal, bisa ekspresi wajah, hewan, makanan, buah-buahan, dan sebagainya. Emoji istilah bahasa Jepang untuk karakter gambar atau emoticon yang digunakan dalam pesan elektronik Jepang dan halaman Web. Beberapa emoji sangat spesifik dengan kultur Jepang, seperti pengusaha sedang membungkuk (meminta maaf), wajah yang menggunakan masker, hingga sekelompok Emoji yang menggambarkan makanan-makanan populer Jepang seperti ramen, sushi,dan kari Jepang.

Pada tahun 1997 Nicolas Loufrani menyadari perkembangan dalam penggunaan emoticon dalam teknologi seluler dan ia mulai bereksperimen dengan wajah smiley. Tujuannya menciptakan ikon warna warni agar lebih interaktif, ungkapan suasana hati dan sebagai bentuk (objek).

Emoji hadir untuk memperkuat dan mengefektifkan alat komunikasi yang ada saat ini di era digital. Emoji dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam berkomunikasi dan menunjukkan ekspresi yang tidak bisa ditunjukkan secara langsung.

Saat kata-kata tak dapat menggambarkan apa yang ingin kita sampaikan, emoji dapat menjadi jawaban dalam mengatasi hal tersebut dan bisa menjadi pembeda dari perasaan dan buah pikiran orang lain.

Apa manfaat penggunaan emoji?

Bahasa terangkai dari kata-kata dan menghasilkan sebuah makna. Bahasa membuat kita dapat mengungkapkan apapun lewat kata-kata mulai dari sakit, bahagia, bangga, semangat, sakit. Dalam komunikasi asynchronous untuk lebih mempermudah makna dari bahasa yang kita sampaikan, bisa dikombinasikan dengan penggunaan emoji karena dapat memperkuat sebuah pesan yang disampaikan dengan ungkapan ekspresi. Berikut manfaat penggunaan emoji

1. Sebagai bentuk ekspresi wajah

Pada awal pengembangan emoji yang pertama kali adalah wajah smiley (wajah tersenyum). Ada sebuah penelitian mengatakan apabila seseorang melihat emoji ‘senyum’, maka hal itu akan merangsang ke sistem otak. Dalam otak seseorang yang melihat emoji itu akan mengidentifikasi seperti halnya sedang melihat orang tersenyum dan penerimapun akan ikut terseyum.

2. Mencairkan komunikasi

Media komunikasi saat ini seperti Whatsapp dan Twist yang digunakan tim Qasir yang dilengkapi emoji kekinian dan sudah banyak bentuknya. Dan tanpa kita sadari emoji tersebut sudah menjadi perantara komunikasi yang aktif dua arah. Tidak ada lagi jarak antara atasan dan rekan setimnya. Misalkan ketika rekan kerja dikejar deadline dan sedang berusaha menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, atasan bisa memberikan emoji tanda semangat tanpa mengeluarkan kata-kata yang harus dirangkai dahulu.

3. Memperhalus kritikan dan membuat suasana lebih terbuka

Hasil studi penelitian menemukan, ketika atasan mengkritik kerja bawahannya dengan menggunakan emoji, bawahan cenderung menerima kritik tersebut dengan lebih baik dan akan berusaha mengubah diri. Hal ini dikarenakan emoji bisa mencairkan suasana yang tadinya dipenuhi ketegangan menjadi lebih tenang.

Kemudian pemberi emoji juga akan mengalami efek yang positif dan menjadi lawan bicara yang terbuka dan menyenangkan.

4. Menggunakan emoji untuk terhubung dengan rekan kerja

Dalam artikel yang ditulis oleh Tomoko Yokoi dan Jennifer Jordan mengatakan kepemimpinan yang efektif di era digital, menunjukkan meningkatnya penggunaan emoji di tempat kerja virtual sebagai alternatif isyarat fisik. Hal itu membantu memperjelas makna di balik komunikasi digital, serta jenis dan kekuatan emosi yang diungkapkan.

Cara Menggunakan Emoji

Berikut empat cara menggunakan emoji dapat membantu terhubung dengan rekan kerja dan meningkatkan kepemimpinan dalam lingkungan bekerja jarak jauh

1. Dapatkan masukan yang lebih dalam tentang bagaimana perasaan tim Anda

Cara ini akan membantu pemimpin mendapat masukan yang lebih dalam tentang perasaan rekan tim. Pemilihan emoji memberi anggota tim momen untuk refleksi diri, yang ternyata berdampak positif pada kinerja. Dan mereka yang memiliki kesadaran diri lebih tinggi menjadi lebih bijaksana dalam mengekspresikan emosi mereka, yang menghasilkan akurasi pemilihan emoji yang lebih baik untuk mewakili suasana hati mereka.

2. Bangun empati kognitif Anda sendiri

Mengetahui emosi dari rekan akan membangun rasa empati kita untuk memahami dan memotivasi sehingga tahu bagaimana untuk mengalami pekerjaan mereka. Mulai menggunakan emoji sebagai bagian dari check-in mingguannya. Berikan pertanyaan atau semangat saat briefing kepada rekan tim dan bisa tambahkan emoji tertentu. Dan dari respon rekan tim, kita bisa tahu perasaan mereka dengan informasi yang kita sampaikan.

Photo: Grup chat Whatsapp tim Qasir

3. Model emosi yang sesuai

Menentukan model emoji yang sesuai untuk mendukung makna pesan. Emosi itu menular, dan penelitian menunjukkan bahwa mereka mungkin lebih kuat di ruang digital. Mengelola keadaan emosi dan suasana hati rekan tim adalah elemen penting dari kepemimpinan, dan emoji dapat membantu para pemimpin mengekspresikan dan memberi teladan isyarat emosional yang sesuai untuk situasi tertentu.

Menggunakan emoji yang mewakili emosi positif di tempat kerja, seperti kebahagiaan, kebanggaan, antusiasme, dan optimisme, adalah langkah pertama bagi para pemimpin yang ingin menjadi panutan isyarat digital secara efektif.

Photo: Chat Twist tim Qasir (penggunaan emoji yang menular sesama rekan tim)

4. Perkuat budaya perusahaan Anda

Luangkan waktu untuk mengukur budaya emosional organisasi/ perusahaan. Emoji dapat mencerminkan dan meningkatkan pernyataan misi, nilai-nilai, dan perilaku sehari-hari. Kemudian pikirkan tentang gerakan digital, seperti emoji, yang dapat membantu memperkuat budaya perusahaan. Mari mulai dengan ikut serta , lebih terbuka, dan berikan empati terhadap rekan tim.

Kesimpulannya

Yuk mulai tingkatkan komunikasi asynchronous dengan dukungan emoji untuk pesan yang memiliki makna tertentu saat bekerja dari jarak jauh. Bantu rekan tim mu untuk mengetahui kondisi mu dan tentunya kamu bisa memberikan empati serta turut berbagi emosi dan perasaan.

Referensi

--

--