Pesan untuk Diriku yang Lebih Muda

Putri Anggia
Qasir
Published in
5 min readJul 29, 2022

Pernah berkhayal kamu bisa menjelajah waktu dan menemui dirimu di masa lalu? Seandainya itu terjadi, apa yang ingin kamu katakan padanya?

Sejak makin banyak film yang menceritakan tentang kehidupan multisemesta, perjalanan lintas waktu, black hole, ganrgantua, dan semacamnya — akutu jadi sering berkhayal, kalau itu beneran bisa dilakukan, aku ingin ngapain, ya?

Gimana kalau nemuin diri sendiri di masa lalu?

Well, aku sih belum tua-tua banget (ya, kan?), tapi kalau bener-bener bisa menjelajah waktu ke 15 tahun lalu dan bertemu aku yang berumur 23, ini yang akan aku katakan padanya.

1. Enjoy life

Hai, Aku Muda, ternyata naik mesin waktu itu pusing, lho. Tahu gitu aku minum anti mabok dulu tadi. Tapi…kelihatannya kamu juga lagi pusing, ya? Lagi mikirin apa, sih?

Aku kasih tahu, ya. Enjoy life! Hidup ini singkat.

Tapi kalau kamu pikir, enjoy life itu artinya cuma bersantai, atau ke mal tiap hari, atau seneng-seneng terus, boros pakai uang untuk beli semua yang kamu mau, banyakin makan enak, dan nurutin semua yang diminta hawa nafsu, kamu salah.

Enjoy life yang aku maksud apalah, di fase mana pun kamu berada, nikmati masa itu. Buat memori-memori indah. Karena tidak ada satu fase pun yang abadi. Kita nggak selamanya muda, nggak selamanya bokek, nggak selamanya langsing (huft!), nggak selamanya menjomblo, dan nggak selamanya bersama orang tua.

Jangan sampai semua fase ini lewat begitu aja tanpa kamu bisa menikmatinya, apalagi kalau yang teringat hanya pahitnya aja. Akui deh, setiap fase — seberat apa pun itu — pasti ada manis-manisnya. Kalau kamu cuma fokus sama pahitnya, rugi banget.

2. Explore the world

Nggak, nggak, aku nggak minta kamu untuk kelilingi planet bumi ini. Dunia yang aku maksud bukan cuma tentang jarak dan tempat aja, melainkan juga berbagai kesempatan dan peluang yang ditawarkan di dalamnya.

Cobain banyak hal. Jangan batasi dirimu. Jangan buru-buru bilang NGGAK BISA, NGGAK MAU, NGGAK DOYAN, NGGAK BERANI. Kamu berhak mencicipi banyak pengalaman, karena pengalamanlah yang akan memperkaya (jiwa) kamu. Temui banyak orang, dengarkan kisah mereka, ambil pelajarannya, terapkan dalam hidupmu. Jika berhasil, sebarkan ilmunya, jika belum berhasil, berusaha lagi. Jangan kapok.

3. Kenali dirimu

Melihat ke luar itu penting, tapi melihat ke dalam juga jangan sampai dilupakan. Karena, kalau bukan kamu yang paling mengenal dirimu, lantas siapa, coba?

Kenalan sama diri itu mencakup segala aspek, mulai dari apa kelebihan dan kekuatanmu, apa pula kekurangan dan kelemahanmu, apa saja yang bisa men-trigger kamu, apa yang membuat kamu sedih, tertawa, marah, hingga apa yang menjadi daya tarik dirimu, dan apa toxic traits dalam diri kamu.

Jika kamu sudah mengenal dirimu, kamu akan lebih mantap melihat ke luar. Kamu akan bisa memperbaiki diri, kamu juga nggak akan ragu-ragu menjalani pilihan, membuat keputusan, hingga menghadapi berbagai permasalahan.

Ingat ini: Diri kita itu seperti bawang. Untuk sampai ke intinya, kulit luarnya harus dikupas dulu satu per satu. Kadang, dalam proses mengupas diri itu kita sampai nangis. Ya, namanya juga ngupas bawang.

4. Jangan buru-buru

Jangan buru-buru menyimpulkan sesuatu, jangan buru-buru menebak ending dari suatu keadaan, jangan buru-buru menilai (judge) orang, jangan buru-buru ingin mendapat hasil, jangan buru-buru saat sholat dan berdoa, jangan buru-buru apa-apa pengen cepet beres, jangan buru-buru kalau makan, dan jangan buru-buru jatuh cinta (iya, ini penting loh!).

Pelan-pelan aja. Ngejar apa sih? Nikmati prosesnya.

Kalau belum saatnya tapi kamu buru-buruin, emangnya bakalan bagus hasilnya? Nih ya, aku bisikin, kalau kamu belum siap, nggak apa-apa kok. Nggak usah takut ketinggalan momentum. Tuhan nggak sepelit itu. Kesempatan bakalan ada lagi. Yang penting, persiapkan diri kamu untuk menyambut momentum (kesempatan) selanjutnya. Jangan lalai, terus lakukan yang terbaik.

5. Jangan khawatir tentang uang

Aku Muda, tahu nggak? Ternyata, uang itu senang sama orang yang nggak hitung-hitungan. Semakin kuatir kamu sama uang, semakin males uang deketin kamu.

Makanya, biasa aja nyikapin uang. Uang nggak perlu dikejar-kejar banget, juga nggak perlu takut habis. Jangan boros, tapi jangan juga kelewat hemat. Beli yang perlu dibeli, bayar yang perlu dibayar. Nggak perlu beli yang nggak perlu, apa lagi cuma buat muasin nafsu. Mending kasih untuk yang bener-bener perlu. Kebaikannya akan berbalik ke dirimu, dalam bermacam bentuk.

Selain itu, uang nggak ada hubungannya dengan kerja keras (oops, sorry). Uang juga bukan timbal balik atas usaha kamu. Kerja keras itu one thing, ini adalah bentuk ikhtiar, amal saleh kita, wujud ketaatanmu sama Tuhan karena memilih menjemput rejeki dengan cara halal. Sedangkan uang, it is another thing…itu sepenuhnya hak Tuhan.

Itu kenapa kalau kerja, kerjalah yang total, yang rajin, yang jujur. Niatkan untuk Tuhan (ibadah), bukan untuk uang. Karena kalau Tuhan udah sayang, kita akan diberi yang lebih dari uang. Yaitu KECUKUPAN.

Satu lagi, teruslah bersyukur karena syukur menarik nikmat yang lebih besar. (QS. Ibrahim ayat 7)

6. Siap dengan risiko

Bukan seberapa baik kamu membuat keputusan, tapi seberapa siap kamu dengan risikonya.

Hidup ini penuh dengan persimpangan. Setiap persimpangan mengantarkan kita ke takdir yang berbeda-beda. Aku tahu kamu sering takut dalam membuat pilihan. Takut nyesel. Wajar, karena kita nggak bisa melihat masa depan. Ilmu kita juga terbatas.

Tapi ada yang bisa melihat masa depan. Siapa hayo? Iya, dialah Tuhan. Allah SWT.

Makanya jangan lupa, HARUS BANGET minta petunjuk-Nya setiap kali mau memilih/ambil keputusan. Kalau udah begitu, kamu akan lebih siap menghadapi risiko atas keputusan tadi — apa pun itu. Yakinlah, Tuhan pasti mendampingi kita saat harus menjalani risiko itu.

7. Ada Dia, Dia ada

Ini harusnya ada di poin satu. Tapi karena ini — justru — yang paling penting dibanding yang lain, aku putuskan untuk taroh di akhir. Biar kamu nggak lupa.

Sebelumnya, aku mau kasih kabar buruk. Ternyata, hidup ini kadang berat dan melelahkan untuk dijalani. Ada saatnya kita merasa mentok dan nggak tahu harus berbuat apa. Tapi kabar baiknya, kita nggak pernah sendiri. Kita bahkan nggak disuruh menyelesaikan masalah kita sendiri.

Ada DIA, DIA ada. Allah SWT selalu ada membersamai kita.

Dia yang senantiasa memaafkan kita walau kita bikin salah terus, Dia yang selalu menghibur saat kita sedih, Dia mencukupi dan memelihara diri kita, Dia yang paling sayang sama kita melebihi sayangnya kita ke diri kita sendiri.

Jadi…udah ya, nggak usah sok kuat mau nyelesain masalah sendiri. Selesai enggak, tambah ruwet iya. Serahkan aja semuanya pada-Nya, lalu ikuti petunjuk-petunjuk-Nya. Kalau bingung, baca manual book yang udah Dia sediain (Al-Quran). Niscaya, kamu akan keluar dari masalahmu sebagai pemenang, sebagai orang yang lulus.

Segini dulu aja pesanku untukmu, Diriku yang Lebih Muda. Portal mesin waktunya udah mau menutup, nih. Terima kasih sudah berusaha sejauh ini.

--

--