Bagaimana Big Data Mengubah Industri Makanan

Iqra Rabika
Qraved
Published in
4 min readAug 23, 2019
food industry

Siapa yang tidak suka makan? Pada dasarnya semua orang butuh makan untuk dapat bertahan hidup. Tapi, bedanya di zaman serba digital ini, semua orang mulai senang membagikan ‘jajanan’ apa yang sedang mereka coba melalui berbagai macam platform, salah satunya yang paling digemari adalah media sosial. Tren penggunaan media sosial untuk mengunggah aneka makanan menarik dan unik ini menjadikan industri makanan berkembang lebih cepat jika dibandingkan dengan sebelumnya. Perkembangan inilah yang menjadikan industri makanan menjadi salah satu yang paling besar dan industri paling penting di dunia. Pasalnya, industri ini mencakup banyak hal mulai dari produsen dan perusahaan jasa pengiriman hingga pedagang grosir dan restoran.

Oleh karenanya, bisa dikatakan industri makanan akan mendapatkan lebih banyak keuntungan dengan memanfaatkan layanan big data sama seperti perusahaan keuangan dan departemen marketing untuk dapat lebih memahami konsumen. Selain itu juga pemanfaatan big data dapat meningkatkan efisiensi serta membantu dalam membuat resep atau inovasi baru untuk dicoba. Berikut dibawah ini tiga contoh yang bisa dijadikan referensi bagaimana big data mengubah industri makanan.

Resep dan Daging

Bisa dikatakan, daging bisa selalu menjadi bahan yang serbaguna. Bahan makanan yang satu ini cocok untuk makanan apapun dan masih enak untuk disantap jika dihidangkan tanpa tambahan bahan makanan yang lainnya. Daging juga bisa ditambahkan pada menu makanan apa saja, seperti sup dan salad hingga sandwich dan burger. Namun, kegemaran pada semua yang berbahan daging telah membuat bahan yang satu ini bahkan ada di koktail, dessert, dan bahkan salah satu yang paling tidak biasa adalah penggunaan daging untuk baju.

Sebuah proyek penggalian data yang dilakukan oleh Wired.com dan FoodNetwork.com menganalisis obsesi ini untuk melihat apakah daging atau bacon memang merupakan bahan ajaib yang bisa membuat hidangan apapun menjadi lebih enak. Proyek ini menyaring sebanyak 906.539 peringkat dan hasilnya sandwich dengan daging berada di urutan teratas yang dipilih oleh banyak orang. Namun, hidangan dessert dengan tambahan bacon atau daging rupanya tidak terlalu menjadi favorit.

Menurut Lada Adamic, seorang ilmuwan komputer di Universitas Michigan mengkonfirmasi hasil dari proyek yang dilakukan oleh Wired.com dan FoodNetwork.com. Selain itu, Lada juga memberikan beberapa catatan tambahan mengenai bahan makanan lainnya yang cenderung disukai oleh konsumen, seperti keju krim, topping kocok, stroberi dan alpukat.

Resep Kreatif yang Diolah dari Data

Potensi yang dimiliki oleh big data dan pengaruhnya pada industri makanan di masa depan pun telah disadari oleh para peneliti IBM dimana mereka telah mulai terjun ke dalam analitik industri makanan dengan menciptakan program komputer yang mampu menghasilkan resep asli. Artinya, resep ini belum pernah dibuat oleh orang lain sebelumnya. Program ini bekerja dalam 5 langkah demi memastikan resep yang dihasilkan kreatif, tidak biasa dan menjamin rasa yang masih sesuai dengan selera santap mayoritas konsumen.

Langkah pertama dari program bentukan peneliti IBM ini akan meminta kamu untuk mengatur beberapa parameter untuk jenis resep yang ingin dibuat dengan memilih salah satu bahan, asal daerah masakan dan jenis hidangannya. Selanjutnya pada tahap kedua , komputer akan bekerja melalui kumpulan data raksasa yang mencakup segala hal mulai dari hubungan antara bahan makanan dalam resep makanan tertentu dan molekul serta senyawa kimia yang terkandung dalam setiap bahan yang ada, hingga preferensi rasa manusia.

Pada langkah ketiga, berdasarkan dari parameter serta analisis yang dilakukan oleh program dalam ‘melihat’ hubungan antara bahan makanan dengan kandungan yang terdapat didalamnya, komputer akan mulai menghasilkan ide-ide baru berdasarkan referensi resep tradisional dan parameter yang telah ditetapkan sebelumnya pada langkah awal. Pada langkah keempat pada program, komputer akan memilih ide-ide terbaik berdasarkan dari kualitas dan seberapa besar tingkat inovasi yang dihasilkan dari resep tersebut.

Pada langkah akhir, resep akan dibuat dan disajikan sebagai daftar menu yang harus dicoba oleh tim di dapur. Teknologi ini bisa sangat berpengaruh dan mengubah cara produsen makanan dan bahkan koki top sekalipun dalam menghasilkan ide-ide baru untuk resep mereka, dan tentunya merupakan kabar baik bagi konsumen yang mudah bosan dengan mengkonsumsi makanan yang sama berulang-ulang. Program komputer pengolah data ini akan sangat membantu para pelaku bisnis di industri makanan untuk terus menciptakan inovasi dan bersaing dalam memberikan hidangan yang unik dan cocok dengan lidah konsumen.

Meningkatkan Efisiensi

Potensi besar big data dalam membantu pelaku bisnis di industri makanan juga mulai dilirik oleh jaringan restoran individual yang mulai mengeksplorasi bagaimana data besar dapat membantu mereka meningkatkan bisnis. Salah satu contoh jaringan restoran yang akrab dengan kita seperti McDonalds, telah secara aktif beralih ke analisis tren untuk bisa lebih memahami apa yang terjadi di restoran, dan menemukan cara terbaik untuk meningkatkan penjualan restoran secara keseluruhan.

Contohnya, jaringan makan cepat saji memanfaatkan pendekatan analitik data untuk mengoptimalkan pengalaman drive-thru berdasarkan tiga faktor yang dapat mempengaruhinya, yaitu desain, informasi yang disediakan pada menu dan jenis pelanggan yang datang. Dengan mempelajari tren yang tengah diminati oleh masyarakat, pelaku bisnis industri makanan dapat mengantisipasi adanya lonjakan permintaan di masa depan dan bahkan mengikuti tren tersebut untuk meningkatkan ketertarikan konsumen dan penjualan.

Berkat data besar yang ada di cloud, teknologi data besar dapat lebih mudah diakses terlepas dari keahlian atau anggaran yang dimiliki. Salah satu cara yang paling mudah untuk melihat tren adalah dengan memanfaatkan media sosial. Namun, jika kamu membutuhkan data yang lebih akurat, ada baiknya untuk melakukan penelitian terlebih dahulu agar hasil yang didapat bisa lebih mendalam.

Ingin mengetahui lebih banyak mengenai Big Data dalam industri makanan? Daftarkan diri kamu untuk mengikuti IdeaFest FoodX yang akan diadakan di Jakarta Convention Center pada 3 Oktober 2019 mendatang. Klik tautan berikut untuk membeli tiketnya, atau kamu bisa menghubungi +62 812 8553 7172 atau email ke ticketing@ideafest.id untuk informasi lebih lanjut.

--

--