Apa Yang Terjadi Ketika Tidak Membuka Instagram

— Selama sebulan lebih, penulis melakukan challenge terhadap dirinya sendiri.

Mohammad Salman Subki
Rehat Sejenak
4 min readDec 30, 2019

--

Oke.

Pertama, gua ngelakuin hal ini murni bukan buat konten. Ini beneran pengen jadi semacam ‘penelitian’ gua dan apa dampak yang gua rasakan. Bukan juga pengen off dari Instagram karena fucked up sama keglamoran dunia media sosial. Cuma pengen berbagi pengalaman kok, hehehe.

Kedua, gua nggak sepenuhnya off dari Instagram. Kadang gua ngebuka cepet (2–5 menit, lalu tutup lagi). Ditambah gua juga nggak uninstall. Gua masih merasa Instagram sangat bermanfaat, terutama info-info seperti berita politik, ekonomi atau mantengin hobi seperti NBA, makanan, bola, dan yang lain. Gua juga masih story beberapa kali buat bantu temen dan ada sedikit konten hehehe.

Yang ingin gua tekankan di sini adalah: Gua nggak buka story orang sama sekali. Seriusan!

Pada awalnya, hal ini sangat sulit dilakukan. Mengingat anak muda mana yang sekarang nggak main instagram? Yang nggak update tiap harinya? Iya, gua sendiri naif kok bahwa memang sangat mengasyikkan update lalu dilihat orang banyak. Belum lagi kalo post terus like nya banyak, comment nya banyak, dipuji orang. Wajar sih, kan itu kegunaan media sosial?! Hahahaha. (btw ini kalo gua ya, nggak tau kalo kalian)

Latar belakang gua nggak main Instagram adalah : bosan. Isinya cuma gitu-gitu aja. Di Explore semua video yang keluar sama, udah pernah liat. Liat story orang cuma di swipe-swipe. Bingung mau liat apalagi di Instagram, mending Youtube kemana-mana.

Akhirnya gua memberanikan diri untuk off dari Instagram. Pertama gua beneran off dan nggak buka Instagram sama sekali, liat post orang juga nggak. Selama kurang lebih 2 mingguan, semua berjalan lancar. Namun diri ini tak tahan (hahaha dasar), tapi selanjutnya gua nggak buka story orang. Sejujurnya gua kepo dan pengen tahu apa yang orang lakukan melalui story nya, tapi diri ini bisa menahan godaan itu dan mengambil beberapa manfaat antara lain:

  1. Nggak mudah iri sama orang lain (dan nggak gosip).
  2. Nggak membandingkan diri sama orang lain.
  3. Lebih produktif ; Nonton film, baca buku, bantu orang tua.
  4. Bisa memikirkan hal yang lebih penting.
  5. Nggak menghabiskan kuota tentunya, hahaha.

Mungkin dari kalian ada yang menilai ini lebay, tapi kalian jangan cuma mikir dari perspektif kalian sendiri. Ada loh orang yang bisa kesel/iri sama temen sendiri gara-gara story nya. Misalkan ada yang jalan ke suatu tempat, bucinan sama pacarnya, memperlihatkan prestasi diri. Memang (mungkin) yang update story gak niat pamer, tapi di dunia media sosial ini semua orang bisa menilai berdasarkan dirinya sendiri. Ada yang nganggep A, ada yang nganggep B, pokoknya orang aneh-aneh deh mikirnya sekarang. Gua mengakui memang suka iri sama temen-temen yang rajin update terutama di story-nya.

Beberapa waktu lalu gua sempet baca artikel di Medium karya Parker Nash.

Di poin ke 12, dia menjelaskan:

“In a world of Facebook and Instagram it’s almost impossible not to compare yourself to others, but remember, what’s being posted is only what they want you to see. If you find yourself frequently envious of what others have, reframe your mind.”

Pun di artikel berikut dari Majalah TIME.

Di paragraf pembukanya saja, mereka menyatakan :

“Instagram is the worst social media network for mental health and wellbeing, according to a recent survey of almost 1,500 teens and young adults. While the photo-based platform got points for self-expression and self-identity, it was also associated with high levels of anxiety, depression, bullying and FOMO, or the “fear of missing out.” “

Kedua kutipan artikel diatas mempunyai poin penting, gunakanlah Instagram sebijak mungkin. Jangan sampai media sosial tersebut mempengaruhi kesehatan mental kalian, dan membuat emosi kalian tidak terkendali. Tidak lucu kan kalo kehidupan kalian di dunia nyata berantakan gara-gara hal sepele di Instagram.

Artikel ini sama sekali tidak menyudutkan Instagram, karena penulis merasa masih banyak sekali manfaatnya. Penulis tidak membuat gerakan untuk stop main Instagram, karena itu hak setiap orang. Setiap orang punya cara bahagianya masing-masing, dengan update Instagram bisa dijadikan salah satu sarana bersyukur kepada Tuhan YME. Pun saat ini penulis tidak merasa lebih baik dari orang lain (karena sudah jarang main Instagram), masih banyak ilmu yang harus saya pelajari. Disini hanya murni berbagi cerita, opini, dan pengalaman.

Dan untuk menjawab judul dari artikel ini adalah : Tidak terjadi apa-apa!

Hidup gua masih sehat wal afiat kok, masih bisa haha-hihi lewat Twitter dan Youtube. Paling yaaa gak tau aja kabar terbaru teman liburan kemana hahaha. Its oke kok setiap orang punya kehidupannya masing-masing, gak harus tau semuanya kan. Pesanku kepada kalian adalah : Gunakan Instagram (atau semua hal) dengan bijak ya!

--

--