On-Boarding

Ahmad Firdaus
Reinventing Myself
Published in
3 min readNov 1, 2017

Tiga minggu yang lalu saya dapat tugas unik, kembali mengawal on-boarding process beberapa team member baru yang masih fresh-graduate. Nggak terasa, sudah 10 tahun sejak terakhir kali saya membantu proses on-boarding😮 …eitttt…. awas, yang mau bilang saya tua nanti dilaporkan pakai UU ITE dan KUHP pasal perbuatan tidak menyenangkan!!! 😂 Kegiatan ini luar biasa penting, karena pengalaman pertama membentuk paradigma kerja seseorang. Menariknya, kita tidak bisa mengajarkan terlalu banyak hal pada anak baru. Memberi terlalu banyak materi ibarat menuang seember air ke dalam gelas. Meleber lah yaaa 😊

Karena kebagian tugas menjadi soft-skill coach, maka saya fokuskan mereka pada 2 hal saja. Pertama, memahami kompetensi dan menentukan sendiri arah pengembangan diri. Kedua, membiasakan culture kerja yang benar.

Sebagian besar orang tidak paham tentang kompetensi mereka sendiri, sehingga sulit mengukur progress pengembangannya. Umpama kita sedang dalam perjalanan dari Jakarta ke Bandung, lalu seseorang menanyakan kapan sampai tujuan. Tentu sulit untuk menjawabnya kalau kita tidak tahu sekarang ada di mana. In short, saya menyampaikan sebagai programmer di perusahaan IT Service, mereka harus memiliki 6 soft-competencies, yaitu Achievement Orientation, Information Seeking, Teamwork, Analytical Thinking, Conceptual Thinking, dan Customer Service Orientation.

Saya minta setiap orang melakukan self-assesment, lalu memilih sendiri kompetensi apa saja yang akan dikembangkan dalam 6 bulan mendatang. Mereka bebas memilih, tapi harus berkomitmen dengan pilihannya. Tidak ada batas atau target yang ditetapkan oleh organisasi, tetapi setiap orang perlu tahu bahwa karirnya ditentukan oleh seberapa cepat ia mengembangkan diri. Kebetulan tadi pagi ketemu om Veldy, Bos HR satu ini langsung memberi support penuh. On-boarding team bisa dapat jatah konsultasi rutin dengan Mbak Nunu, expert psikolog kita 🎊🎉.

Terkait culture, ada 4 kebiasaan yang saya minta team melakukannya secara konsisten.

  1. Have a Clear Goal. Setiap orang harus paham semua aspek, utamanya tujuan suatu penugasan. Paham sepaham-pahamnya paham 🎯. Dari mulai latar belakang, tujuan, durasi, sumber daya, indikator keberhasilan, support, dll. Kalau belum paham, klarifikasi terus sampai paham.
  2. Propose Method. Di setiap penugasan, tujuan akan jelas, tapi tidak disertai cara mencapainya. Mereka sendiri yang harus mengajukan cara mencapai tujuan. Setiap orang harus mampu mengembangkan alternatif, memberikan rekomendasi, meminta masukan untuk menyempurnakannya, serta meyakinkan orang lain akan rekomendasi tersebut.
  3. Communicate Expectation. Diawal dan selama penugasan, mereka harus menyampaikan hasil apa yang orang lain (stakeholder) bisa harapkan dari mereka dan support apa yang mereka harapkan dari orang lain. Lingkungan di sini sangat supportif, tetapi teman tidak mungkin memberi support kalau bahkan tidak tahu bahwa masalah itu ada.
  4. Proactive. Merespon masalah dengan tanggung jawab. Kalau ketemu kesulitan terus diusahakan, kalau ragu diperdalam, kalau bingung ditanyakan, kalau stuck ya minta bantuan 🏳🏳🏳️️️ 😬
  5. Menyusul…. nanti kalau mereka sudah masuk real job, akan disusulkan beberapa kebiasaan terkait bekerja dalam team.

Kelihatannya simple, tapi ternyata banyak orang tidak mampu melakukannya. Ingin idenya didengar tapi takut gagal, ingin diberi kebebasan tapi tidak disiplin, ingin didengar tapi tidak mau mendengar, ingin diberi kepercayaan tapi kalau gagal menyalahkan orang lain.

Well, faktanya saya perlu kalibrasi lagi menghadapi anak baru. Kebiasaan menghadapi konsultan senior, bawaannya jadi nggak sabaran 😅 Ternyata kita sama-sama belajar, mereka belajar “cara belajar”, saya belajar sabar 😄

--

--