Teruntuk Angkatan 2

Pendek Renjana 2. Sebuah surat untuk kelas BISINDO Level 1 Angkatan 2

BP Noeringtyas
RenjanaHub Words
4 min readApr 17, 2023

--

Beberapa bunga (sedap malam, krisan, dan solidago) dalam satu rangkaian di dalam gelas plastik bekas minuman berjenama Ban Ban yang diletakkan di atas meja dengan alas kotak-kotak berwarna serta dilatarbelakangi oleh daun jendela yang setengah terbuka
Beberapa tangkai bunga yang diberikan kepada angkatan 2. Dokumen pribadi penulis

Dear Angkatan 2 yang terbanggakan,

Terima kasih sudah menyelesaikan ujian kelulusan hari ini. Meski hasilnya akan diumumkan kemudian, ada beberapa hal berikut yang perlu dilabelisasi dengan kata syukur:

  1. Kalian sehat hingga hari ini. Begitu banyak orang yang sakit di luar sana sehingga kesehatan adalah perayaan pertama yang perlu dilakukan.
  2. Kalian berani hingga hari ini. Ada energi kosmos yang dari manusia purba, kita, manusia, coba untuk mengungkapnya. Suatu hal yang membuat kita berpindah-pindah untuk mencari penghidupan yang lebih layak yang kemudian mendorong kita untuk menetap di suatu tempat yang lama untuk memilih hidup dengan yang ada. Peradaban kita menyebut energi itu sebagai keberanian. Sejauh kita masih memilikinya, maka masih ada hal yang perlu diperjuangkan. Diantara ratusan atau ribuan atau satuan yang lebih besar di atasnya, nyatanya, kalian masih berani datang ke tempat ini. Sehingga ini adalah perayaan kedua yang perlu direnungkan.
  3. Kalian layak akan hari ini. Ada seorang terkenal yang lahir di Aljazair pada 1913 menyatakan bahwa hidup sesungguhnya adalah melakukan apapun untuk mencegahmu dari mengakhiri hidup. Bukti kalau kalian masih di kelas ini dan melakukan ujian dengan begitu gugupnya, dengan begitu bingungnya, takut akan kesalahan, bertanya pada yang kalian anggap mudah mengingat, mengulang-ngulanginya, dan serentetan peristiwa lainnya yang terjadi sebelum dan setelahnya, yang saya semuanya saksikan, tidak mungkin terbantahkan. Dan menjadi perayaan ketiga yang perlu dikenali.

Lebih dari tiga perayaan di atas, kalian diberikan keleluasaan akan waktu untuk menentukan perayaan-perayaan lainnya. Coba selalu ingat ini: “Tak ada hal yang terlalu kecil untuk bisa dirayakan dan tak ada hal yang kurang besar untuk dapat disebut sebagai pencapaian”. Ujian hari ini adalah contohnya. Oleh karena itu, saya mewakili Renjana ingin berterima kasih melalui ikatan bunga ini.

Tidak semua diantara kita di ruangan ini pernah menerima bunga. Baik itu di waktu-waktu penting, maupun di waktu-waktu lainnya. Apapun kalian, dimana pun dimensi waktu yang kalian pernah ingat, jika berkenan, tolong, sesakkan memori pemberian bunga ini disana. Jika tidak muat, mohon dimuatkan. Karena memori kalian yang lain mungkin sudah penuh dengan hal signifikan lainnya, tugas kantor, jam wajib telepon orang tua, menghadapi klien misalnya, atau masih kosong untuk sesuatu yang lebih spektakuler ketimbang ini di masa depan. Tapi tolong, coba dulu.

Ada beberapa macam bunga yang dicoba dirangkai sekenanya. Pemilihannya pun terserah yang beli, warnanya tergantung selera yang beli, dan tentu juga tergantung kondisi harga yang mampu terbeli. Lebih dari itu, bunga ini dirangkai untuk memberikan kesempatan bagi pepohonan dan semak yang dengan ikhlas berbunga untuk kita manusia. Atau untuk maksud lainnya(?). Tapi, pandangan antroposentris akan bunga tidak akan pernah keluar dari roman dan gelagat alasannya: Sebagai tanda kepada sesuatu yang istimewa. Kalian. Hari-hari kalian. Pencapaian-pencapaian kalian.

Terakhir. Kami di Renjana selalu mencoba untuk mendayagunakan pikiran kami yang dangkal, waktu kami yang sempit, dan energi kami yang super terbatas untuk melakukan yang paling baik. Tentang menghubungkan kalian dengan orang Tuli. Mungkin Pak Wawan dkk bukan orang Tuli pertama yang kalian pernah jumpai dalam lintasan hidup ini. Dan mungkin juga bukan orang yang paling istimewa. Dan mungkin juga bukan orang yang banyak waktu kalian bicarakan dalam kesempatan minggu ini. Tapi, mungkin bagi Pak Wawan dkk, kalian adalah orang pertama, yang secara sadar maupun tidak sadar, serta merta, mau berkenalan dengan apa yang selama puluhan tahun ini Pak Wawan dkk coba interaksikan. Atau malah sebaliknya ya(?). Ah, itu ternyata mungkin hanya alasan yang kami buat-buat saja.

Tidak ada hal yang paling membahagiakan bagi kami selain isi WA seperti ini: “Aku barusan ketemu Tuli di Alfamart” atau postingan IG sepert ini: “Hadir CFD di stand TIBA. Yuk belajar BISINDO” yang datang kepada kami atau kepada yang lain tanpa melalui kami. Sama saat waktu-waktu yang paling membahagiakan bagi kalian ketika mencapai apa yang kalian selama ini utarakan terang-terangan kepada yang terkasih atau apa yang kalian selama ini coba sembunyikan di buku catatan kalian atau dimanapun yang penting tidak ada yang tahu. Atau apps di HP(?)

Dengan demikian, waktu kami disini semakin cepat dan semakin singkat karena makin banyak yang terlibat.

Saya memohon maaf atas kebobrokan diksi dan gramatikal bahasa yang mungkin nirfungsi dan malah menjadikan makna bunga ini terpeyorasi. Dan jangan lupa apa kata Aan Mansyur dalam “Aku hendak pindah rumah” bahwa,

“Kalimat yang senang berdandan tidak pernah cantik, bukan?”.

Mungkin beberapa kalimat disini adalah kalimat yang dengan tebalnya memakai dandan tersebut. Tapi, mungkin juga bukan. Hubungan manusia lebih sering berbumbu ketimbang hambarnya, jadi mungkinkah kalimat-kalimat disini sengaja diletakkan tanpa bumbu dan tanpa dandan, lalu kita menyukainya(?) Nyatanya iklan Sasa dan Ajinomoto masih banyak meyakinkan para pemasak untuk memakainya. Belum lagi Wardah, Maybeline, dan rentetan klinik kecantikan lainnya. Lalu apa yang sebenarnya kita sukai? Ahh itu terserah teman-teman.

Selamat atas keikutsertaan dalam ujian kelulusan hari ini.

Selamat berjumpa dalam satu hingga dua minggu ke depan untuk ekskursi.

Semoga perayaan lainnya selalu hadir tiap saat dalam kondisi paling baik.

Amin.

--

--

BP Noeringtyas
RenjanaHub Words

Seizing subtle things thru writings while dancing w/@renjanainclusive (follow us on IG!) / SBM ITB MBA / UNAIR BSc in Islamic Econ