HOW TO BE ASSERTIVE IN ANY SITUATION-SUE HADFIELD & GILL HASON

Deni Ramdani
REVIEW BUKU
Published in
5 min readAug 22, 2020

Pada beberapa hari yang lalu aku menuntaskan sebuah buku berjudul “How to be Assertive In Any Situation” (Cara Bersikap Tegas Dalam Segala Situasi). Buku setebal 300-an halaman ini ditulis oleh Sue Hadfield dan Gill Hason. Buku ini cukup menarik. Penulisnya membagi sikap menjadi empat sikap, yaitu sikap tegas, sikap agresif, sikap pasif, dan sikap pasif-agresif. Keempat sikap tersebut sangat sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari atau bahkan pernah kita lakukan.

Cover Buku Cara Bersikap Tegas Dalam Segala Situasi

Bersikap tegas bukanlah satu-satunya cara untuk melangkah maju dalam setiap situasi. Namun dengan memahaminya kita akan memiliki kesadaran kapan harus bersikap tegas, dan tidak. Asalkan kita tahu konsekuensi yang akan diterima dan dapat mempertanggung jawabkannya.

Bersikap tegas bukanlah berteriak, mengancam, atau selalu bertindak sekehendak hati. Karena hal seperti itu merupakan sikap agresif. Bukan juga berdiam diri dan menuruti kemauan orang lain (sikap pasif) atau memanfaatkan orang lain dan menghindari tanggung jawab untuk mewujudkan keinginan (sikap pasif-agresif). Sikap tegas berarti jujur dan mengekspresikan hal yang diinginkan dan tidak diinginkan serta terbuka terhadap opini orang lain. Walaupun opini orang lain tersebut tidak selalu sama dengan opini pribadi.

Kurang lebih jika dibedakan keempat sikap tadi seperti ini.

  1. Tegas : percaya diri dan berbicara secara lugas saat berkomunikasi dengan orang lain.
  2. Agresif : sombong, memaksakan diri, dan tidak mau mendengarkan pendapat orang lain.
  3. Pasif : menunda kebutuhan dan keinginan Anda demi kebutuhan dan keinginan orang lain.
  4. Pasif-agresif : komunikasi dan perilaku tidak langsung untuk memanfaatkan orang lain.

(Cara Bersikap Tegas dalam Segala Situasi, hlm. 8)

Pernahkah gak sih merasa kesulitan untuk memberi dan menerima kritik, mengatakan “Tidak”, dan memberikan pujian ?

Hal tersebut tidak terlepas dari seberapa tegasnya kita. Memang mungkin kita tidak sepenuhnya bisa bersikap tegas di segala bidang. Bisa saja kamu bersikap tegas terhadap keluarga, namun belum bisa bersikap tegas terhadap teman atau sahabat. Itu hal yang wajar. Mengubah diri tidak dapat dilakukan semalaman, namun kita dapat mengubah kebiasaan tersebut dengan latihan.

Kenapa sih kita sulit bersikap tegas ?

Ada beberapa alasan yang membuat kita sulit untuk bersikap tegas, yaitu berawal dari rasa kekhawatiran terhadap respon orang lain.

“Kita tidak dapat mengendalikan respon orang lain terhadap kita. Namun kita dapat mengendalikan diri kita.”

Lalu, bagaimana memulai untuk bersikap tegas ?

Kita dapat memulainya dengan menciptakan rasa nyaman terhadap diri sendiri. Atasi perasaanmu, terimalah perasaan itu, dan akui kelemahanmu. Dengan begitu kita dapat mengenali hak-hak pribadi, memperjelas nilai, dan harapan.

“Pegang teguhlah hak pribadi ! Katakan hal yang diinginkan dan tidak diinginkan tetapi berikan juga hak-hak itu kepada orang lain.”

“Perbedaan mendasar antara bersikap tegas dan bersikap agresif adalah dampak kata-kata dan perilaku kita terhadap hak-hak dan kesejahteraan orang lain.”

Sharon Anthony Bowers.

Katakan Apa yang Kamu Inginkan dan Tidak Inginkan !

  1. Kenali perasaan dan katakan dengan “Aku merasa…” bukan “Anda membuat saya…”
  2. Katakan dengan jelas, nyatakan hak-hak dan batasan
  3. Lawanlah desakan, gerutu, dan perdebatan
  4. Tanggung jawablah atas tindakan yang dilakukan
  5. Jangan merasa bersalah, Anda berhak mengatakannya
  6. Nyatakan penolakan dengan “Tidak, (sebuah alasan bukan segudang dalih)”

Menanggapi Harapan dan Tuntutan Orang Lain

“Jangan pedulikan kritik. Jika itu tidak benar, abaikan ; jika itu tidak adi, jangan terusik ; jika itu bodoh ; tersenyumlah ; jika itu benar, itu bukanlah kritik, maka belajarlah dari hal tersebut.”

Mark Twain

Kebanyakan orang tidak dapat menerima kritik, mungkin termasuk kita. Penyebabnya adalah kita tidak terbiasa memberikan kritik. Kita ragu, takut, dan segan ketika kita memberikan kritik kepada orang lain. Respon yang diberikan orang lain tidak baik kepada kita. Oleh sebab itu, di buku ini dibahas mengenai tips dalam memberikan kritik.

Sebelum memberikan kritik, ada hal-hal yang harus kita lakukan, yaitu :

  1. Ingatlah bahwa memberikan kritik tidak menambah kebencian
  2. Luruskan niat, yaitu ingin mengubah perilaku seseorang menjadi lebih baik.
  3. Lihat waktu dan tempat. Tentu sangat tidak disarankan mengritik orang di saat waktu sibuk dan di depan khalayak ramai.
  4. Jangan biarkan harapan menumpuk. Hilangkan pikiran “tanpa dikritik pun, orang itu dapat berubah”.

Setelah itu,

  1. Selain hal yang negatif, kemukakan juga hal positif. Anda dapat gunakan teknik PNP (positif-negatif-positif) namun jangan terlalu sering digunakan. “Saya sangat menghargai kesediaan Anda untuk bekerja lembur, tetapi…”
  2. Kritiklah perilaku bukan orangnya. Daripada berkata, “Anda tidak dapat diandalkan,” cobalah berkata,”Anda sudah terlambat dua kali dalam minggu ini.”
  3. Ungkapkan perasaanmu tentang perilaku mereka. Daripada berkata, “Tampaknya, Anda tidak peduli pada perasaan orang lain,” katakan, “Saya jengkel ketika Anda berkata demikian kepada saya di depan banyak orang.”
  4. Diam dan dengarkan. Berikan mereka waktu untuk menanggapi, dan memvalidasinya. “Apakah pemahaman saya sudah benar ? Tadi, Anda berkata…”
  5. Minta perubahan spesifik. Daripada berkata, “Kamu tidak pernah membantu pekerjaan rumah tangga,” katakan secara spesifik: “Belum sekalipun kamu memasak minggu ini. Kapan kamu akan mulai memasak ?”
  6. Singgunglah konsekuensinya. Untuk respon positif Anda dapat menggunakan kalimat, “Aku jengkel sekali karena kamu datang terlambat.” Sedangkan kalimat positif,”Jika kamu memasak, kamu dapat memilih menu kesukaanmu.”
  7. “Saya senang karena kita telah memecahkan masalah ini.”

Lalu, bagaimana caranya untuk menanggapi kritik ?

Jika kritik itu benar, maka

  1. Terima dengan mantap dan percaya diri. Contohnya, “Ya, benar memang saya sering terlambat akhir-akhir ini.” Mengakui kesalahan bukan berarti kamu merendahkan dirimu.
  2. Putuskan apa yang akan kamu lakukan setelah mendengar hal itu (perbaiki diri). Contoh, “Saya sedang berusaha untuk memperbaiki ketepatan waktu saya.” Berikan hal yang realistis. Jangan mengada-ada.
  3. Jika kamu bingung untuk melakukan apa. Mintalah saran. Contoh, “Itu benar dapatkah Anda mengusulkan cara supaya saya dapat memperbaikinya ?”
  4. Berterima kasih, “Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membahasnya dengan saya.”
  5. Pembelaan singkat. Berikan alasan kenapa Anda bersikap seperti itu. “Terkadang, saya merasa tidak diberi waktu yang cukup untuk membuat laporan.”

Jika kritik itu salah

  1. Tolak dengan tegas dan percaya diri. Contoh, “Tidak, itu tidak benar.”
  2. Tanggapi dengan kalimat “Saya…” bukan “Anda…” Contoh, “Saya kira telah terjadi kesalahpahaman.” lebih baik daripada “Anda pasti salah paham.”
  3. Mintalah pengulangan jikan kamu merasa terintimidasi. Pengulangan ini dapat membuat si pengkritik mengungkapkan kritiknya lebih lembut dan lebih tenang. “Dapatkah Anda mengulangi penjelasan Anda, saya tidak paham ?”
  4. Jujur jika sebagian ada yang benar. Contohnya, “Saya kira hal itu tidak sepenuhnya benar.”
  5. Jaga suara. Jangan NGEGAS.

“Kritik adalah sesuatu yang mudah kita hindari dengan tidak mengatakan apapun, tidak melakukan apapun, dan tidak menjadi apapun.”

Aristoteles.

Selain dibahas mengenai tips memberikan dan menerima kritik, pada buku ini dibahas juga cara tegas untuk mengatakan “Tidak”, memberi, dan menerima pujian. Untuk lebih jelasnya silahkan baca bukunya.

Pada bab-bab akhir buku ini diberikan pula studi kasus, cerita, dan permasalahannya serta solusi untuk menanggapinya dengan tegas.

Review ini ditulis berdasarkan pemahaman saya setelah membaca buku “Cara Bersikap Tegas dalam Segala Situasi”. Jika terdapat kekeliruan dan perbedaan pendapat silahkan dikritik dan komentari.

--

--