Ulasan ‘Blackpink: Light Up the Sky’: Dokumenter pencitraan yang kurang mengeksplorasi kisah Blackpink.

Nonton Filem Subtitle Indonesia
Review Film Terbaik
5 min readOct 16, 2020

Girl group K-pop yang diidolakan menjadi pusat perhatian dalam film dokumenter menawan yang menekankan individualitas masing-masing anggotanya.

Grup Blackpink dengan, dari kiri, Lisa, Jisoo, Rosé dan Jennie dalam “Blackpink: Light Up the Sky.”Kredit…luhurianstreamdotxyz

Empat superstar muda bersinar terang dalam “Blackpink: Light Up the Sky,” sebuah pengantar singkat namun menawan untuk girl grup K-pop yang diidolakan. Film dokumenter ini ( di Netflix ) tiba kurang dari dua minggu setelah perilisan album debut Blackpink, dan sementara penghormatannya kepada para artis mengarah ke sisi sinis dari industri mereka, itu bukanlah sebuah profil yang menyelidik daripada sebuah backstage pass untuk para penggemar band. (alias Blinks) lama dan baru.

Sutradara, Caroline Suh, menggabungkan rekaman grup saat bepergian yang naturalistik dengan wawancara terpisah dengan anggotanya: Jisoo, Jennie, Lisa, dan Rosé. Mereka adalah ansambel internasional — Jisoo dan Jennie lahir dan besar di Korea Selatan, Lisa berkewarganegaraan Thailand, dan Rosé berasal dari Selandia Baru — dan saat Suh menelusuri setiap kehidupan muda mereka, dia memungkinkan kepribadian dan gaya tunggal mereka menjadi fokus.

Penekanan pada individualitas ini sangat berharga ketika dibandingkan dengan bisnis musik yang terkenal kejam karena memangkas artisnya menjadi komoditas yang mengkilap. Suh membuka film dokumenter pada tahun 2016, pada hari YG Entertainment, monolit musik Korea Selatan, debut Blackpink pada konferensi pers. Wartawan mengetik dengan marah saat mereka melihat gadis-gadis gugup yang telah berjuang untuk saat ini sejak YG merekrut mereka ke konservatori pop live-in yang intensif bertahun-tahun sebelumnya.

Di samping klip resital mereka, para gadis menyinggung kerasnya pelatihan mereka: berjam-jam, kritik keras, suasana kompetitif. Jennie menyesali meninggalkan rumah begitu muda; Rosé secara diplomatis mengatakan bahwa era tersebut “bukanlah getaran yang sangat membahagiakan”. Di momen-momen terbaiknya, film dokumenter ini menarik garis dari kehidupan menantang yang dipimpin Blackpink sebagai trainee hingga tekanan dan kesepian yang sekarang mereka hadapi sebagai selebriti global, dipaksa untuk bersahabat dengan penata rias atau instruktur pribadi Pilates.

Sayang sekali saat-saat rumit ini hanya sedikit, dan “Blackpink: Light Up the Sky” menolak untuk menggali lebih dalam cara-cara insinyur YG dan mengkomersialkan bakat di usia yang begitu muda. Inilah ekonomi di mana perusahaan menghasilkan jutaan dengan mempekerjakan anak-anak hingga ke tulang. Membaca sekilas topik adalah kesempatan yang terlewatkan, tetapi bintang film yang menawan adalah anugrah penyelamatannya.

Blackpink: Nyalakan Langit
Tidak diperingkat. Dalam bahasa Korea dan Inggris, dengan teks film. Durasi waktu: 1 jam 19 menit. Tonton di Netflix .

Blackpink: Ulasan Nyalakan Langit

Dokumenter pencitraan yang kurang mengeksplorasi kisah Blackpink.

Eksekusi Plot Kurang Rapi dan Minim Narasumber Pendukung
Adegan pertama dibuka dengan kesunyian di ruang press pada tahun 2016, ketika Blackpink debut. Satu persatu member dari girlband besutan YG Entertainment tersebut memasuki panggung dan memperkenalkan diri secara formal kepada pers yang tetap membisu. Adegan pembuka tersebut memberikan awal yang menjanjikan dari film dokumenter ini. Dengan ekspektasi kita akan melihat perjalanan Blackpink, dari girlband debut di ruangan press yang senyap, menuju panggung mancanegara yang meriah dan menggelegar.

Film dokumenter sekalipun harus memiliki plot yang rapi, tak sekedar menyatukan banyak footage dan materi menjadi satu. Harus ada penentuan babak yang tepat, dengan materi pembahasan yang jelas dan fokus. Awalnya kita bisa melihat, babak awal sebagai pengenalan singkat tentang Blackpink. Dengan segala ketenaran, antusiasme, dan penampilan panggung yang menggelegar. Namun, penyampaian materi dan kisah yang ingin disajikan tidak diatur dengan kronologi yang nyaman untuk disimak. Topik yang kita kira sudah selesai dibahas, nantinya akan diungkit lagi.

Ada babak dimana kita akan melihat wawancara “eksklusif” setiap member Blackpink dengan set studio yang sudah bagus. Sayangnya, kita tidak akan benar-benar mendengarkan materi wawancara eksklusif yang mendalam dari setiap member. Ada juga sesi dimana semua member Blackpink menonton video lama mereka di sebuah set home theater yang tampak serasi dengan sesi wawancara. Kemudian pada bagian akhir, kita akan melihat footage konser Blackpink di berbagai negara dengan editing yang mulus dan memiliki nilai estetika.

Film ini juga banyak mengandalkan pengumpulan materi dari footage K-Pop secara general, footage kegiatan Blackpink, dan dokumentasi masa kecil setiap member Blackpink. Beberapa footage diselipkan dengan cara yang kurang artistik dan terlalu kasar. Memberikan visual yang tidak mendukung estetika film dokumenter ini secara keseluruhan.

Light Up the Sky juga kurang narasumber pendukung yang berpengaruh. Hanya Teddy Park yang merupakan narasumber paling informatif, karena Ia bersinggungan langsung dengan proses produksi musik dari Blackpink. Namun, narasumber pendukung lainnya terasa kurang memberikan pesan atau informasi yang esensial, dengan screentime yang minim. Faktanya, film dokumenter ini sangat kurang narasumber dari figur penting lainnya yang lebih berpengaruh untuk keempat bintang yang seharusnya dibahas secara mendalam.

Dengan editing yang kurang rapi, materi yang kurang mendalam, dan terlalu banyak mengandalkan footage yang sudah ada, membuat tim produksi film ini tidak mengeluarkan usaha terbesarnya selama proses produksi. Durasi yang pendek juga membuat kita mendapatkan informasi yang kurang dari Blackpink.

Cukup Emosional dan Memperlihatkan Sisi Manusiawi dari Blackpink
Ada beberapa footage menunjukan emosi haru dari setiap member yang akan membuat kita cukup tersentuh. Kita juga akan dikejutkan dengan ekspektasi masa depan dari masing-masing member yang masih tabu dibicarakan oleh seorang idol K-pop. Namun, film ini didominasi dengan momen-momen bahagia dari Blackpink. Perjalanan karir seorang idol K-pop tidak ada yang mudah, apalagi untuk group-group besar, dan Blackpink merupakan salah satu yang terbesar.

Light Up the Sky melewatkan kesempatan untuk mengungkapkan masa-masa sulit yang pasti dialami setiap member. Kita semua tahu K-pop memiliki sisi gelap, dan Blackpink merupakan salah satu yang kerap dihakimi oleh netizen. Belum lagi karir musik mereka tampak prematur bagi banyak pihak; fakta bahwa mereka sudah debut sejak 2016 namun baru merilis satu album.

Segmentasi Dokumenter yang Perlu Dipertanyakan
Film dokumenter harusnya mampu memberikan informasi maksimal akan sebuah isu atau biografi sosok tertentu. Dalam kasus ini adalah bagaimana Light Up the Sky mampu memberikan informasi dan biografi maksimal dari Blackpink, girlband K-pop papan atas. Namun, film ini didominasi dengan materi bahagia dan kesuksesan Blackpink saja. Tidak terlalu banyak mengungkap masa-masa sulit dari karir Blackpink.

Padahal kita tahu girlband ini sempat berada di masa-masa yang cukup sulit. Padahal mengungkapkan titik terendah dalam karir mereka tak akan menimbulkan citra yang buruk, namun menunjukan perjalanan mereka yang juga berbatu dan sama sulitnya dengan orang lain. Justru dengan hanya memperlihatkan prestasi dan kesuksesan membuat film ini seperti usaha pencitraan Blackpink semata untuk penonton secara umum.

Blackpink: Light Up the Sky masih kurang informatif dan mencuri perhatian bagi penonton secara umum. Sepertinya film ini memiliki segmentasi umum, dengan tujuan mengundang penggemar baru bagi Blackpink. Namun, jika film ini memiliki segmentasi khusus BLINK, film ini juga tidak terlalu banyak memberikan informasi baru.

BLINK pasti sudah tahu Jennie sebetulnya sosok yang pemalu lepas dari persona panggungnya yang powerful, bahwa Lisa lihai menari, Rosé memiliki sense of music yang tinggi, dan Jisoo punya bakat berakting (fakta ini bahkan tidak disebutkan sekalipun dalam film dokumenter ini). Bahkan reality show Blackpink lebih informatif dan intim dari film dokumenter ini. Light Up The Sky kurang mengeksplorasi potensi sesungguhnya dari Blackpink untuk penonton secara umum dan kurang mendalam untuk penggemar Blackpink sendiri.

--

--