Tips Memilih Supplier yang Baik untuk Bisnis Dropshipping Kamu

Elang Alfarez
Ribrick Tech
Published in
5 min readApr 5, 2022

Sekarang ini memang lagi tren banget nih menjadi dropshipper alias distributor barang maupun jasa di kanal internet maupun platform ecommerce raksasa seperti Tokopedia dan Shopee. Tentu saja kamu pasti mengetahui bahwa dalam lini produksi barang dan juga jasa biasanya terdapat banyak garis distribusi dan ada banyak peran. Pada dasarnya ketiga pilar tersebut adalah ada yang menjadi produsen, ada yang menjadi distributor, dan ada yang menjadi konsumen. Pada tulisan kali ini min Ribrick akan berbagi sedikit tips tentang bagaimana caranya berbisnis dropshipping yang baik dan bisa berkembang. Sebelum itu yuk kenali istilah dropship lebih lanjut.

(Pavel Danilyuk/Pexels)

Dropship itu artinya “distributor”, nah kalau dropshiper itu orang yang menjalankanya alias kalau dalam bahasa bisnis itu bisa disebut sebagai agen pemasaran tunggal maupun perseroan dan tak terikat langsung dengan produsen kecuali terdapat perjanjian kerja. Model bisnis seperti ini banyak diminati, karena hampir tidak menguras begitu banyak modal, hanya terima omset dan beres, jadi biar lini produksi yang jalankan adalah supplier atau penyuplai, kita sebagai dropshipper hanya tinggal menjual barang produsen tersebut.

Biasanya dalam model bisnis seperti ini ada dua skenario, yang pertama adalah kamu sebagai dropshipper atau agen pemasaran tak terikat kontrak karyawan dengan supplier membayar langsung di muka atas barang-barang yang ditawarkan. Atau skenario yang kedua adalah kamu sebagai dropshipper memilih untuk membayar barang produsen di akhir setelah terjual dan mendapatkan omset, balik lagi tergantung pada supplier-nya.

Namun pada dasarnya proses menjalankan bisnisnya adalah sama, yaitu kamu hanya akan memesan barang ke penyuplai apabila ada pesanan dari konsumen. Jadi kalau nggak ada pesanan, ya nggak bakalan pesan kecuali kamu mau stok banyak dan siap menanggung kerugian apabila barang tersebut tidak kunjung terjual sesuai dengan harapan atau target kamu, karena biasanya barang tidak akan dapat kembalikan kepada supplier jika sudah dipesan oleh kamu kecuali produk tersebut defunct atau rusak dari pabrikan produksinya. Keuntungannya adalah kamu tidak perlu repot-repot menyewa lahan produksi, merekrut banyak karyawan, dan melakukan pekerjaan merepotkan lainnya karena kamu mempunyai supplier. Kerugiannya adalah ketika si supplier sulit dihubungi atau tutup atau lagi tidak dapat menjual barangnya ke kamu karena ada dropshipper lainnya yang mencaplok supplier kamu.

Itulah enaknya mode bisnis dropshipping yang memang lagi viral banget di abad ke-21 ini, bahkan banyak orang bisa menjadi kaya raya hanya dengan menjalankan bisnis dropshipping dari tangan produsen ke konsumen. Selain itu juga yang lebih enak lagi adalah biasanya penyuplai sudah memaketkan barangnya jadi kamu tidak perlu repot-repot keluar biaya operasional untuk memaketkan barang.

Permasalahan yang timbul adalah saat kamu akan memilih supplier atau penyuplai barang untuk bisnis kamu. Kamu harus benar-benar selektif, terutama tentunya kamu kan ingin mendapatkan untung ya dari hasil berjualan kembali (reseller), kamu harus cari supplier yang memang murah dan sesuai dengan kebutuhan bisnis kamu.

Mengutip pengalaman dari banyaknya teman-teman yang bergerak di bidang UMKM dan rata-rata dari mereka adalah menjual langsung barang dari pabrik tekstil, pabrik plastik, perorangan yang menjual olahan ternak, dan semua sektor lainnya. Berikut ini dia ulasannya. Kebanyakan tantangan dari para pelaku kegiatan usaha dropshipping adalah mengidentifikasi penyuplai atau supplier yang tepat. Bahkan ada orang yang sampai terkena tipu karena barang tidak kunjung sampai ke tangan konsumen padahal kamu sudah memesan barangnya ke penyuplai tersebut. Belum lagi permasalahan yang mengatakan bahwa ada barang-barang yang jelek dan tidak layak pakai atau tidak layak dijual, kalau kamu jual ke konsumen pasti bakalan ada banyak drama-nya. Bisa-bisa yang ada setiap hari adalah kamu kena marah konsumen terus karena barang tidak layak jual.

Sebagai reseller atau distributor ataupun dropshipper, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah melakukan riset dan mengambil data penyuplai sebanyak mungkin, kalau bisa yang terdekat agar kamu bisa pantau langsung produksinya. Kalau basisnya kamu hanya mengenal lewat online biasanya sulit bahkan besar risikonya untuk terkena tipu kecuali ada perjanjian kontrak bertanda-tangan dan terdapat objek pajak atau meterainya dalam perjanjian tersebut, ujung-ujungnya juga kalau buat perjanjian harus ketemu langsung.

Tapi, buat pebisnis dropshipping pemula biasanya sangat sulit berhubungan langsung dengan pabrik produksi, lagi-lagi proses birokrasi yang rumit, kalau mau jadi distributor resmi harus merogoh kocek yang cukup banyak karena biasanya supplier hanya akan menerima perjanjian kerja sama ketika kamu sebagai buyer dan juga reseller membeli dalam jumlah banyak (grosir) sehingga harga menjadi terlampau murah. Jangan lupa juga untuk selalu pastikan bahwa supplier tersebut menyediakan pembayaran di muka atau bayar ketika barang sudah sampai di tangan konsumen, itu penting karena budget kamu juga terbatas apalagi kalau kamu berjualan juga di platform ecommerce Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Blibli, JD.ID, dsb.

Nah, sekarang min Ribrick akan membagikan tips dalam mencari supplier handal dan terbaik, intinya biar bisnis reseller kamu benar-benar sustainable dan dapat berkembang besar.

Tips Memilih Penyuplai Barang untuk Dropship

1. Perhatikan latar belakang dan legalitas penyuplai

Sebelum menetapkan pilihan kepada penyuplai, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah melihat latar belakang penyuplai. Lihatlah data diri penyuplai (jika perorangan), ataupun data diri perusahaan (jika berbentuk perusahaan atau perseroan). Periksalah semua kelengkapan legalitasnya baik nama, alamat, kontak yang dapat dihubungi, dan kelengkapan lainnya. Jika sudah kamu periksa, kita lanjutkan ke tahap berikutnya. Periksa juga dengan komunitas atau melalui Google bagaimana perusahaan tersebut beroperasi dan apakah pernah terjerat kasus, ini penting banget untuk manajemen risiko.

2. Periksa kelengkapan data penyuplai

Setelah memeriksa latar belakangnya, kamu harus memeriksa kelengkapan data yang dimiliki penyuplai. Loh mas, kan itu data pribadi penyuplai, bagaimana jika dia nggak mau ngasih tau?

Caranya gampang, dekatilah penyuplai tersebut, sering seringlah berkomunikasi. Penyuplai yang baik akan selalu menampilkan data perusahaanya di depan umum untuk meyakinkan bahwa mereka memang transparan dalam menjalankan bisnisnya. Selain itu kamu juga harus memeriksa bagaimana cara penyuplai mengirimkan paket ke konsumen. Lihatlah dengan agen apa dia mengirimkan paketnya.

3. Periksa alamat penyuplai

Biasanya penyuplai yang baik akan selalu memberikan alamat pribadi mereka ataupun alamat perusahaan dengan jelas dan baik. Kamu bisa datangi langsung kapan saja dan mengecek kondisi fisik dari alamat penyuplai, apakah benar barang diproduksi langsung dari mereka. Atau terdapat teknik masking tertentu yang memungkinkan mereka outsourcing juga k e pabrikan produksi lainnya. Who knows?

4. Jangan mudah tergiur dengan harga sangat murah

Sulit sekali mencari orang-orang yang dapat dipercaya dan dapat diminta pertanggungjawabannya. Apalagi min Ribrick melihat sudah beberapa kali pelaku kegiatan UMKM yang rata-ratanya adalah emak-emak (the power of emak-emak UMKM) terkena tipu dengan supplier sehingga penyuplai mengambil uang yang walaupun jumlahnya tak banyak tetapi sangat-sangat disayangkan sekali karena niat mereka adalah berusaha atau berbisnis. Biasanya ini karena seringkali orang-orang sangat tergiur dengan harga yang sangat murah, ingat memaksimalkan margin itu penting, tetapi perhatikan juga kalau barang tersebut murah itu biasanya ada rekondisi kualitas ataupun unsur penipuan itu pasti ada. Lebih jeli lagi, daripada kena tipu atau bersaing ke “low funnel rat race” lebih baik cari supplier yang berkualitas juga dan tetap bandingkan harga dari tiap-tiap supplier.

5. Harus punya cadangan supplier

Jangan sampai kamu tidak memiliki rencana bisnis dropshipping dan malah nyaman dengan penyuplai yang sekarang. Kalau nanti penyuplai tersebut ada keadaan memaksa (overmacht) dan mereka tidak dapat lagi menjual barangnya ke kamu sementara kamu lagi kebanjiran orderan pasti bakal kalang kabut deh. Kembali lagi, harus cari cadangan penyuplai yang datanya lengkap, alamat jelas, barang produksi jelas, kualitas bagus, dan harga kompetitif. Mindset dan mental ini harus tetap ditanamkan tidak hanya dalam bisnis dropshipping tetapi garis bidang bisnis lainnya, kamu sebagai pebisnis wajib punya rencana cadangan atau backup plan agar tidak repot dan kepusingan nantinya.

--

--

Elang Alfarez
Ribrick Tech

Marketing Lead at Ribrick Tech. Love the magical view of the starry night, and a keen astronomy observer.