Alasan Mengapa Buku Self-Improvement Lebih Menarik untuk Dibaca

Riris Rismawati
2 min readJun 16, 2020

--

Ini kisah pribadiku bersama buku self-improvement.

Why I love self-improvement books?

Semua berawal ketika SMP, dimana temanku membawa buku self-help, aku kurang ingat judulnya, tapi ketika aku membaca sampai habis aku ingin sekali memiliki buku itu. Namun, pada saat itu aku tidak memiliki cukup uang untuk membeli ke toko buku, dan pada akhirnya buku tersebut aku pinjam untuk di photocopy beberapa halaman saja yang bagiku menarik untuk kubaca berulang kali.

Ketertarikanku kepada buku sebenarnya sudah jauh dipupuk sejak kecil, aku sangat ingat ketika Bapak mengajakku membeli buku di emperan jalan pinggir sungai, aku lupa nama tempatnya. Saat itu aku membeli buku komik Detective Conan, Patlabor dan beberapa majalah GIRLS kesukaanku pada jamannya, hehe.

Tahun 2011, tahun yang berat bagiku pada saat itu. Pernah merasakan putus cinta yang teramat menyakitkan membuat aku ingin bangkit. Pikirku, untuk apa aku hanya menangisi seorang pria yang hanya membuatku sakit? Dari situlah aku mencari cara bagaimana agar tidak terpuruk seperti itu, masa mudaku masih panjang, pikirku.

Lalu aku menonton acara Mario Teguh Golden Ways pada jamannya, hahaha memalukan memang. Dan motivasi-motivasi yang diberikan tersebut berhasil tertanam padaku, sehingga aku berhasil move on total, hehehe. Saat itulah awal mula aku merasa senang bisa meng-improve diri ini sedikit demi sedikit dan melihat perubahan yang terjadi pada diri.

Beberapa tahun berjalan, kecintaanku terhadap buku perlahan menghilang, wajar saja aku saat itu belum memiliki cukup uang untuk membeli buku. Perpustakaan jarang ada karena sepi peminat. Namun, setelah aku memiliki pekerjaan yang cukup baik, akhirnya aku bisa membeli buku self-improvement di toko buku terdekat dan meresapi setiap kata demi kata yang tertulis. Aku masih ingat, buku self-improvement pertamaku judulnya Mim si Ratu Hape. Judulnya unik memang, tapi isinya tak pernah kusangka akan semenarik dan sebagus itu untukku.

Setelah membaca satu buku, lalu aku lanjut beli buku-buku lainnya. Seiring dengan berjalannya hari, diri ini dirasa makin tenang dan lebih stabil. Sehingga, kesukaanku terhadap buku self-improvement semakin menjadi, karena aku sadar, banyak hal yang aku ingin improve, dan aku pikir sebagai seorang manusia, kita harus terus mau belajar dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Sampai saat ini, hampir dari 80% buku-ku hari ini merupakan buku self-improvement.

Kadang terbersit pertanyaan dalam diri:

Diantara banyak buku self improvement yang udah dibaca, myself udah improve belum sih?

Memang belum sepenuhnya.

Namun, kuakui, buku sedikit banyak merubahku. Apalagi setelah aku membaca beberapa buku seperti Atomic Habit, Muslim Produktif, Filosofi Teras, sudut pandang dan cara berpikirku sedikit demi sedikit berubah, aku bisa merasakan bahwa aku tumbuh sebagai pribadi yang lebih positif. Aku bisa mengontrol diriku atas hal-hal apa yang dirasa akan lebih berefek negatif.

Itu kisahku.

Lalu, apa genre buku favoritmu?

--

--