Perpindahan Tempat Manusia-manusia Modern

Amanda Manggiasih Paramita Chalid
Riset Indie
Published in
2 min readJul 1, 2021

Mobilitas di negara berkembang, termasuk Indonesia, biasanya menjadi perihal yang kompleks karena informalnya kelembagaan. Sementara, mobilitas adalah hal esensial yang merupakan kebutuhan primer manusia modern. Tidak andalnya angkutan umum menyebabkan kebebasan mobilitas hanya bisa dicapai dengan kepemilikan kendaraan pribadi. Sayangnya, jika pola pikir ini terus diyakini dan diadaptasi masyarakat kebanyakan, tidak akan pernah ada jalan yang cukup lebar yang sanggup mewadahi kita melakukan mobilisasi.

Banyak penelitian menunjukkan, bahwa kebijakan mobilitas yang baik akan lebih berdampak daripada mendorong kesadaran mobilitas di tingkat individu. Penduduk Singapura, misalnya, mereka bukan SJW yang mengutamakan naik MRT setiap harinya tanpa alasan logis, tapi sistem angkutan umum yang tersedia bagi mereka memang memadai dan andal bagi masyarakatnya.

Pertanyaannya, sejauh apa sebuah negara bisa menciptakan kebijakan yang berpihak pada masyarakat dengan efektif dan efisien?

Di sisi lain, perubahan cukup mendesak untuk terjadi, demi kemaslahatan masyarakat yang manfaatnya harusnya besar bagi masyarakat itu sendiri, bukan untuk kemaslahatan investor. Hipotesanya, jika sejumlah inisiatif tumbuh dari bawah dan dilakukan secara konsisten, akan melahirkan dorongan kuat untuk melahirkan kebijakan. Karena bagi sebagian negara, perubahan sistemik sayangnya bisa terjadi hanya jika kolaborasi lintas disiplin dan lintas institusi terjadi dan dilakukan terus menerus.

Untuk mendorong partisipasi aktif individu maupun komunal di ranah mobilisasi dan transportasi, Riset Indie bersama Jaramba membuka serial diskusi dua minggu sekali yang dilakukan secara daring, seputar topik Reimagine Future Mobility. Membayangkan masa depan, bagi kita saat ini, seperti kanvas yang dipaksa ulang untuk bersih, di satu sisi tampak mengancam, namun di sisi lain seperti kesempatan bagi perubahan yang sistemik. Dengan syarat, lagi-lagi, bisa terjadi jika, dan hanya jika, dilakukan bersamaan dan konsisten baik top down dan bottom up. Karena kami percaya, ide-ide yang pernah terlempar di masa lalu sudah cukup usang dan tidak lagi relevan jika masih dibawa-bawa hingga saat ini. Kami berharap, diskusi-diskusi ini nantinya akan menumbuhkan benih-benih inisiatif untuk perubahan baik di masa mendatang.

(co-write with Anugrah Nurrewa from Jaramba)

--

--