Optimalisasi Pendidikan Menengah melalui Adaptasi Media Pembelajaran

Faizal Chan.
Risetnya Mfc
Published in
6 min readJan 14, 2018

Mfc, Bandung - Memasuki era digital, teknologi berkembang dengan sangat pesat. Kemudahan dalam bekerja dan berkomunikasi dapat dirasakan dengan hadirnya teknologi internet. Teknologi ini telah mengubah gaya hidup masyarakat, dan menjadikan internet sebagai salah satu sarana utama dalam berkomunikasi, mencari informasi, sebagai media hiburan, dan berbagai hal lainnya. Tidak seperti zaman dahulu, kini siapa saja dapat mengakses internet di mana saja, khususnya melalui perangkat mobile di mana penggunaannya menjadi lebih praktis, jika dibandingkan dengan menggunakan komputer desktop yang tidak dapat bebas dibawa ke mana saja. Melihat potensi dari penggunaannya, apakah tidak perlu dilakukan optimalisasi terhadap hal ini?

Di Indonesia, saat ini internet sudah dapat diakses dengan mudah. Menurut senior forecasting analyst eMarketer, Monica Peart, pertumbuhan jumlah pengguna internet yang signifikan seperti di Indonesia dipengaruhi oleh perangkat dan koneksi mobile broadbandyang semakin murah dan banyak tersedia di pasaran. Ia mengatakan, “Mobile phone dan koneksi mobile broadband yang murah telah meningkatkan akses dan penggunaan internet di negara-negara di mana fixed internet tidak terjangkau bagi konsumen, entah karena kurangnya infrastruktur atau biaya yang tidak terjangkau”. Sekali lagi kita bertanya, apakah tidak perlu dilakukan optimalisasi terhadap hal ini?

Pada tahun 2014, pengguna internet di Indonesia mencapai 43.613.549 orang. Pada 2015 lalu, jumlah tersebut mengalami kenaikan menjadi 50.004.175, dan akhirnya mencapai angka 53.236.719 pengguna pada tahun 2016. Terlihat jelas bahwa setiap tahunnya terjadi peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia. Hal ini menandakan bahwa tingkat kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap internet akan semakin meningkat seiring dengan berjalannya waktu, didukung dengan perangkat serta koneksi mobile broadband yang semakin terjangkau. Gaya hidup dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat Indonesia semakin lama akan semakin mengalami penyesuaian dengan hadirnya internet, yang pada akhirnya menjadikan internet sebagai salah satu dari kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.

Berbicara mengenai kebutuhan pokok, selain sandang, pangan, dan papan, juga tidak terlepas dari yang namanya pendidikan, yakni suatu proses pengubahan sikap pada seseorang maupun kelompok melalui pengajaran dan pelatihan, yang menjadi hak dan kewajiban dari seluruh warga negara Indonesia. Hal ini juga telah dijabarkan di dalam UUD 1945 bab XIII pasal 31, yakni :

  1. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan
  2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya
  3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang
  4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional
  5. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia

Meskipun demikian, telah muncul beberapa permasalahan yang mendasar dari sistem pendidikan di Indonesia. Terhitung tahun 2000 lalu, kurikulum sudah berubah sebanyak empat kali, yakni kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi), kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), kurikulum 2013, serta kurikulum 2015 yang masih digunakan hingga saat ini. Dari beberapa tahun terakhir, telah terjadi pergantian kurikulum dalam waktu yang relatif singkat, yakni pada tahun 2013 dan 2015. Perubahan ini membutuhkan waktu penyesuaian agar implementasinya dapat menyeluruh ke setiap penjuru Indonesia.

Kedua, saat ini telah mulai diterapkan sistem ujian baru yang disebut UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer), yakni sistem pelaksanaan ujian nasional dengan menggunakan komputer sebagai media ujiannya. Penyelenggaraan UNBK ini masih dilakukan secara semi-online, di mana soal dikirim dari central server melalui internet ke local serverdari setiap sekolah, kemudian ujian dilakukan di komputer yang terhubung ke local server sekolah dengan menggunakan intranet(hanya terhubung dengan jaringan sekolah tanpa terhubung ke internet), kemudian hasil ujian tersebut dikirimkan kembali ke central server secara online.

Metode ujian tersebut dinilai efisien karena tidak menggunakan media kertas sebagai lembar jawaban, serta mempercepat proses penilaian dan perekapan data nilai siswa. Namun, hal ini masih belum terlaksana secara efektif dikarenakan masih belum meratanya teknologi yang digunakan untuk seluruh sekolah di Indonesia. Hal ini terlihat bahwa sudah sebanyak 1.298 sekolah SMA/MA dan 2.100 sekolah jenjang SMK yang menggunakan sistem UNBK tersebut. Sedangkan, tercatat ada 9671 SMA/MA dan 9811 SMK. Hanya sebesar 17,44% sekolah yang telah menerapkan sistem ini, menandakan sistem tersebut masih terkendala dengan beberapa hal, seperti salah satunya adalah masalah infrastruktur.

Ketiga, pastinya tidak sedikit siswa pendidikan menengah yang ingin melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Siswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi khususnya strata 1, akan sering melakukan penelitian sebagai bagian dari kegiatan akademisnya. Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian, tidak jarang mahasiswa tersebut membutuhkan data yang bersifat aktual, dan menjadikan internet sebagai referensi dalam mencari berbagai informasi yang dibutuhkan. Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, penetrasi pengguna internet dengan status mahasiswa di Indonesia mencapai angka 89,7%, sedangkan pelajar sekolah hanya mencapai angka 69,8%. Terjadi perbedaan jumlah yang besar antara penetrasi pengguna internet pada kalangan mahasiswa, jika dibandingkan dengan penetrasi internet terhadap pengguna yang masih berstatus pelajar. Terkait hal ini, butuh adanya adaptasi dari seorang siswa yang ingin melanjutkan studinya ke perguruan tinggi, terhadap penggunaan internet yang dapat menunjang kegiatan penelitian yang akan dilakukannya kelak. Untuk hal itu, siswa akan membutuhkan sarana yang memadai.

Permasalahan-permasalahan terkait pendidikan yang tengah terjadi saat ini di Indonesia, banyak berkaitan dengan perkembangan internet. Implementasi teknologi ini jika dilakukan ke seluruh penjuru negeri secara optimal, akan semakin mempermudah berbagai pekerjaan, salah satunya adalah penyelenggaraan pendidikan. Berbicara mengenai beberapa permasalahan yang telah dijabarkan di atas, mulai dari perubahan kurikulum pendidikan dan pemerataan sosialisasi terhadap seluruh tenaga pengajar di nusantara dapat dilakukan melalui media internet. Dengan demikian, semua sekolah di seluruh wilayah Indonesia dapat menerapkan sistem kurikulum baru secara langsung, serentak, dan merata.

Untuk permasalahan infrastruktur dalam meneruskan akses internet ke seluruh bagian Indonesia, dapat kita lihat kembali ke UUD 1945 pasal 31 ayat (4) mengenai anggaran pendidikan Indonesia. Penyediaan akses internet dapat dilandasi oleh kebutuhan dalam proses belajar-mengajar, selaras dengan perkembangan zaman saat ini. Pendanaan tersebut juga berlaku untuk permasalahan kedua, yakni pemerataan sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan UNBK. Dengan tersedianya sarana yang memadai di seluruh sekolah di Indonesia, tentu akan tercapai nilai efektif dan efisien, karena pada sistem tersebut sudah tidak menggunakan kertas sebagai lembar jawaban sehingga lebih ramah lingkungan, dan juga proses pendataan terpusat secara digital, yang mempermudah proses perekapan, penilaian, dan pemantauan pendidikan dari seluruh Indonesia secara aktual dan faktual.

Dengan tersedianya perangkat penunjang yang memadai di seluruh Indonesia, tentunya akan membuat siswa lebih cepat beradaptasi dengan teknologi internet. Tidak hanya siswa, tenaga pengajar juga dapat menjadi lebih kompeten dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan studi kasus nyata yang dapat diimplementasikan secara langsung, berdasarkan informasi yang didapat melalui internet. Dengan demikian, guru juga dapat membimbing siswa untuk menggunakan internet secara bijak, yang dapat berguna sebagai bekal ketika mereka melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, khususnya dalam kegiatan riset yang telah dijelaskan sebelumnya.

Dengan demikian, optimalisasi pendidikan yang terjadi saat ini dapat dilakukan melalui adaptasi media pembelajaran dengan mengikuti perkembangan zaman, yakni melalui media internet. Harapannya, dengan adanya pemerataan akses internet dapat menyatukan seluruh bagian Indonesia sebagai negara kepulauan, membuat pemuda Indonesia lebih unggul melalui pengembangan dunia pendidikan Indonesia, yang merupakan akar dari semua bidang keilmuan yang ada.

Sumber :

  • Faizal, M., et al. (2016). Penggunaan Website Portal Berita sebagai Media Penyampaian Informasi Universitas Telkom. Laporan Pra-Tugas Akhir. Bandung: Universitas Telkom.
  • Galitz, W.O. (2007). The Essential Guide to User Interface Design : An Introduction to GUI Design Principles and Techniques. Indianapolis: Wiley Publishing.
  • Harcup, T. (2005). Journalism, Principles and Practice. New Delhi: Vistaar Publications.
  • Garrett, J.J. (2011). The Elements of User Experience : User-Centered Design for the Web and Beyond, Berkeley: New Riders.
  • Nasrullah, R. (2015). Media Sosial, Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
  • Suyanto, A.H. (2009). Step by Step Web Design Theory and Practices, Yogyakarta: Penerbit Andi.
  • Zaenuddin H.M. (2011), The Journalist, Bacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor, & Para Mahasiswa Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

--

--

Faizal Chan.
Risetnya Mfc

Actually a UX researcher, but often work as UX engineer. Jack of all trades, Master of Management.