5 Tips untuk Logistik Saat Merebaknya Covid

FRANSISKA NATA
Ritase
Published in
5 min readAug 20, 2021

Article in English version can be accessed here.

Kasus COVID-19 kembali melonjak di Indonesia. Pandemi ini mengguncang operasional rantai pasokan secara signifikan dan sangat berpengaruh pada perekonomian secara umum. Hal ini ditandai dengan masalah jangka panjang ditambah dengan tingginya resiko ketidakpastian. Terbukti dengan banyaknya pemutusan hubungan kerja, bangkrutnya para pengusaha, hingga perubahan gaya hidup masyarakat yang berujung pada turunnya tingkat permintaan barang dan jasa.

Sebuah riset berjudul “Predicting the impacts of epidemic outbreaks on global supply chains: a simulation-based analysis on the coronavirus outbreak (COVID-19/SARS-CoV-2)” yang dilakukan oleh Ivanoc pada tahun 2020 membuktikan bahwa kendala dalam rantai pasokan terjadi bersamaan dengan penyebaran epidemi di antara populasi, dan kendala yang terjadi berkaitan dengan jumlah pasokan, permintaan, dan logistik (Ivanov, 2020). Di Indonesia operasional rantai pasokan jelas terganggu jika terjadi kebijakan karantina wilayah, belum lagi perubahan gaya hidup masyarakat membuat kuantitas permintaan turun, atau bahkan naik dengan waktu yang tidak dapat diprediksikan.

Untuk menghindari dampak buruk akibat pandemi COVID-19, perusahaan perlu melakukan strategi agar rantai pasokan tidak terhenti. Apalagi bagi perusahaan yang mengontrol kebutuhan vital masyarakat, seperti produk FMCG. Menurut penelitian yang dilakukan Cappelli dan Cini pada tahun 2020, perusahaan FMCG (fast-moving consumer goods) terbukti paling tidak terpengaruh oleh kebijakan pemerintah atas upaya pembatasan penyebaran COVID-19.

Lalu, apa saja tips yang bisa dilakukan agar operasional rantai pasokan tidak terhenti sehingga terhindar dari masalah-masalah yang timbul akibat lonjakan kasus pandemi ini? Berikut 5 tipsnya di bawah ini:

1.Vaksin dan perketat protokol kesehatan
Prosedur perusahaan dalam mempertahankan bisnis tetap difokuskan pada keselamatan staf dan klien terlebih dahulu. Staf dan klien diwajibkan melakukan vaksin dan menjalankan protokol kesehatan agar tidak terpapar virus COVID-19.

Staf dan admin yang bisa melakukan pekerjaan dari rumah, sangat disarankan untuk tetap berada di rumah. Sesekali dipersilakan datang ke kantor jika ada keperluan seperti mengambil dokumen dan memastikan pekerjaan lapangan tetap berjalan lancar. Sedangkan untuk pekerjaan yang tidak bisa dilakukan di rumah seperti driver dan admin gudang, mereka tetap berada di lapangan dengan memperketat protokol kesehatan: menjaga jarak, memakai masker, menghindari kerumunan, dan rajin mencuci tangan, menerapkan pola hidup sehat dengan makanan sehat dan rajin olahraga.

2.Membuat rencana pengiriman berdasarkan skala prioritas

Turunnya permintaan akibat pandemi ini berpotensi menimbulkan stok pasokan berlebihan di awal. Penelitian yang dilakukan Govindan, et al pada tahun 2020 menyatakan bahwa salah satu risiko paling menonjol yang dihadapi rantai pasok di masa pandemi COVID-19 di berbagai daerah adalah mengambil keputusan yang ideal dalam menentukan jumlah permintaan jasa dan barang. Dalam hal ini, data berperan penting dalam membuat rencana pengiriman. Sebagai contoh, jika sebelumnya pengiriman normal dapat menjadi persediaan selama 7 hari kerja, setelah pandemi berubah menjadi 14 hari kerja. Data yang faktual tersebut yang akan digunakan sebagai dasar pembuatan rencana pengiriman sehingga rantai pasokan dapat terus berjalan.

Skala prioritas perlu dibuat berdasarkan daerah mana yang permintaannya tidak bisa ditunda apalagi dan tidak memiliki barang substitusi untuk memenuhi kebutuhan terkait. Komunikasi dengan pemerintah perlu dijalin terkait koordinasi apakah akan diberlakukan lock down dan karantina wilayah. Sebab jika kebijakan tersebut akan terjadi, perlu dipersiapkan juga jumlah pasokan yang memadai sampai jalur transportasi dibuka kembali. Selain itu, jika keadaan suatu saat keadaan mulai normal kembali, perusahaan perlu berjaga-jaga jika ada ledakan permintaan yang sebelumnya tertahan akibat pandemi.

3.Membuat rencana darurat

Sebagai upaya menjaga stabilitas rantai pasokan, perusahaan perlu membuat rencana darurat jika terjadi lonjakan permintaan. Jika permintaan tiba-tiba naik, perusahaan jangan sampai kaget dan baru memenuhi permintaan secara dadakan. Hal ini akan berdampak dengan pengiriman barang terburu-buru yang menyebabkan kemacetan dan tingginya biaya pengiriman.

4. Memindahkan pasokan lebih dekat dengan konsumen

Kampanye di rumah saja tersohor sejak pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia. Keluar rumah memang tidak serta merta membuat seseorang langsung terkena virus, namun resiko tertular menjadi lebih besar. Selain itu kebijakan pemerintah yang terus berubah-ubah membuat resiko pengiriman jarak jauh menjadi lebih besar.

Industri logistik sudah saatnya mempertimbangkan peralihan konsep dari perdagangan jarak jauh menjadi pemindahan pasokan supaya lebih dengan konsumen. Sehingga frekuensi kuantitas pengiriman tidak sebanyak sebelum pandemi ini terjadi.

5. Memanfaatkan teknologi dengan maksimal
Dalam rangka menjaga stabilitas rantai pasokan di masa pandemi, perusahaan perlu melakukan evaluasi apakah sudah memanfaatkan teknologi dengan maksimal. Baik itu software logistik milik perusahaan sendiri (in house) ataupun Software as a Services yang didapatkan dengan cara berlangganan.

Referensi: Baca lebih baik In House vs Saas!

Ditengah tingginya resiko ketidakpastian saat ini perusahaan harus melakukan visibilitas agar lebih cepat membaca situasi dan memprediksi hal-hal yang mungkin terjadi. Pengambilan keputusan dapat segera dilakukan, masalah pun segera teratasi. Visibilitas yang baik dapat diperoleh melalui Platform logistik berbasis Transport Management System (TMS) dan ERP integration. Platform tersebut menyajikan dasbor berisi informasi rantai pasokan dan real time monitoring sehingga membantu perusahaan melakukan control & monitoring secara lebih mudah. Informasi ini merupakan data faktual dan aktual untuk memahami dinamika perkiraan permintaan sebagai dasar perusahaan untuk mengambil keputusan strategis dalam menjalankan bisnisnya secara efisien.

Selain itu, perusahaan juga perlu melakukan evaluasi apakah perusahaan telah memaksimalkan pemanfaatan teknologi dengan menggunakan Internet of Things (IoT), otomatisasi, komputasi awan & pelacakan GPS, dll. Dengan memanfaatkan teknologi tersebut perusahaan dapat: membuat laporan secara lebih cepat dan terstruktur, optimasi pemilihan kendaraan pengiriman, optimasi rute pengiriman, pembuatan dokumen secara online, melacak pengiriman secara real time.

Dengan menggunakan platform logistik pengiriman dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Biaya administrasi dapat ditekan serendah-rendahnya, rantai pasokan dapat di-monitoring secara real time dari hulu ke hilir. Apalagi di masa pandemi seperti saat ini, kontrol dan monitoring rantai pasokan harus diperketat untuk mengatasi dampak buruk COVID 19 terhadap kelangsungan bisnis.

Perusahaan sangat disarankan bermitra dengan perusahaan teknologi penyedia platform logistik berbasis TMS. Apakah perusahaanmu sudah melakukannya? Dapatkan informasi gratis tentang platform logistik untuk mengetahui lebih banyak solusi yang dapat membantu perusahaan Anda mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh dampak COVID-19 di Indonesia!

Jika Anda masih memiliki pertanyaan tentang Ritase, segera kirim pertanyaan ke SaaS@ritase.com

--

--