Izzy Stradlin, Rocker yang Dilupakan Waktu

Bagian Kedua : 177 Degrees, membiasakan diri berada di semak-semak

Sambodo Sondang
ROCK dut
5 min readJan 24, 2016

--

Solo karir, berbekal status ‘mantan personel’ Guns N Roses, album Izzy Stradlin and The JuJu Hounds lumayan meledak.

Akan tetapi tidak lama setelahnya band proyek solo-nya tersebut bubar.

Konsisten membuat album setelah bubarnya JuJu Hounds bukanlah berarti ia tetap berada di jalur populer seleb rock.

Cover lagu Memphis milik Chuck Berry (salah seorang founding father musik rock) adalah salah satu track andalannya di album ini. Meng-cover Memphis adalah sebuah kode bagi para fans-nya bahwa album 117 Degress mengusung roots of rock.

Ain’t a Bitch, Memphis, 117 Degress, Freight Train, dan Old Hat memiliki petikan gitar berdistorsi crunch, ala-country rock. Grunt, Surf Roach, Methanol dan Paradise malah nge-punk, aneh memang, namun bila kita melihat lagu-lagu Guns N Roses, memang ada personel lain yang sangat menyukai aliran ini, yakni Duff Mc Kagaan, sang bassist. Kolaborasi bersama sang bassist selama beberapa tahun mungkin menumbuhkan kecintaannya pada musik punk, atau memang ia sudah menyukainya jauh sebelum menjadi personel Guns N Roses. Tiga lagu lainnya, Here before You, Good Enough atau Gotta Say lebih mudah didengarkan. Mix antara pop, blues dan country, sehingga ke-tiganya bolehlah kita sebut easy listening. Dan satu lagu yang sangat unik adalah Up Jump The Devil yang terdengar rockabily, nge-Elvis.

Bagi saya, 117 Degress adalah album Izzy yang unik, idealis, dan nge-rock secara umum. Hampir mirip dengan album JuJu Hounds yang berlirik skeptis dan remeh temeh. Akan tetapi 117 Degrees punya banyak ‘rasa’ atau aliran, dan kesan yang terbangun dari album ini adalah proyek hepi-hepi.

Lagu Gotta Say di album ini patut digaris bawahi dalam pencapaiaanya sebagai lagu rock yang (ingin) sedikit terdengar skeptis-filosofis:

Sebagai seorang mantan rocker-seleb, Izzy memiliki kesan traumatik apabila mengingat-ingat kembali rutinitas menghisap cocaine atau menjadi headline televisi saat masih berstatus personel Guns N Roses. Tertuang dalam Old Hat.

Tentu saja Elvis bukanlah ‘sesuatu’ yang sedang ia sampaikan dalam bait selanjutnya. Begitu pula benda-benda aneh seperti machine gun atau bazooka, namun paranoia of getting older.

Kemudian lagu berjudul 117 Degress tentu saja, asik secara musikal, juga indah secara lirik. Bila anda cukup mengenal Izzy anda akan punya pikiran seperti saya, bahwa Izzy punya sikap khusus ketika sedang berurusan dengan lirik lagu rock, buatlah sesimpel mungkin, dan jangan menggurui.

Anda tidak akan menemukan wawancara, konferensi pers, atau konser Izzy yang bertemakan album ini di Youtube, atau situs sejenisnya, sebab Izzy memang ‘kabur’ setelah album ini dirilis. Ia tidak membuat konferensi pers,wawancara, juga konser, tour, dan semacamnya.

Pada waktu-waktu tersebut, yang diketahui pers hanya sebatas kepulangannya ke kampung halaman, Lafayette, Indiana. Lagi pula nama Guns N Roses akan selalu melekat pada semua (mantan) personelnya, kemana pun mereka melangkah orang akan selalu menambahkan Guns N Roses di bagian belakang nama mereka. Trivia album ini hanya akan menjadi underrated story bila kita dibandingkan dengan pemberitaan bubarnya Guns N Roses atau meledaknya musik Grunge — Nirvana.

Akan berbeda bila berita tentang Izzy adalah pemberitaan seputar kembalinya ia ke Guns N Roses, seperti yang santer diberitakan di awal tahun baru 2016 kemarin. Axl, Slash, dan Duff dipastikan bakal bersama dalam sebuah festival musik april mendatang, dan kemungkinan ikut sertanya Izzy dalam konser reuni tersebut, menjadi topik utama di beberapa media sosial maupun media berita online.

117 Degress, 117 derajat (mungkin celcius, atau fahrenheit, saya tidak begitu paham mana satuan yang ia gunakan) mengawali non-blockbuster Izzy Stradlin solo Collection, yang hampir setiap dua tahun sekali dirilis (di Itunes). Mirip semangat indie band, rekam sendiri-dengarkan sendiri (dan suruh teman anda mendengarkan), 117 Degrees hadir mengisi hari-hari sepi para pendengar musik rock gaya lama (baca rock n roll) yang kehabisan stok lagu lawas, serta telinganya mulai akrab dengan lagu-lagu rock alternatif — menjelang milenium baru.

Ps: lirik-lirik disadur dari www.snakepit.org sebuah website kecil nan sepi, yang dibuat oleh beberapa fans GNR. Sebagai lumbung informasi seputar idola mereka.

--

--