Apa Yang Baiknya Dilakukan di 2019

Berg
Rolling Glory Blog
Published in
3 min readFeb 4, 2019

Satu bulan telah berlalu di 2019. Sebagai seorang developer, apa saja yang baiknya kita lakukan?

Memperbaharui Sistem

Seiring dengan berjalannya waktu, sistem akan terus perlu diperbaharui. Kalau kita menggunakan pustaka open source, pembaharuan akan perlu lebih cepat. Memang kalau kita melihat kalender skedul proyek open source, kita akan merasa kewalahan. Maka, baiknya kita meluangkan waktu dua atau tiga minggu dalam setahun. Awal tahun adalah hal yang tepat untuk itu. Aku sendiri tidak banyak menggunakan proyek open source, berikut yang sering aku gunakan.

Node.js

Node.js release schedule.

Kalau kalian masih menggunakan v6, ada baiknya mulai memindahkan kode ke v10. Kalau kalian sudah menggunakan v8, bagus! Kalian masih punya waktu hingga akhir 2019.

Aku menyarankan mulai memperbaharui kode Node.js pada Q3 (Juli hingga September) tahun ini. Yaitu Juli hingga September. Karena v12 rilis pada kurun waktu itu. Memperbaharui kode ke v12 akan membuat kodemu bertahan lebih lama.

PHP

PHP release schedule.

Siapa yang masih menggunakan PHP 5.6 di tahun 2019? Saking banyaknya pengguna, PHP 7.0 diakhiri lebih cepat daripada PHP 5.6. Kalau tidak ada masalah pustaka, ada baiknya proyek baru dimulai dengan PHP 7.3. Beberapa contoh masalah pustaka adalah Phalcon. Phalcon hanya mengklaim support hingga PHP 7.2. Tetapi kalau kalian masih ragu, lebih baik pembaharuan ke PHP 7.2 saja.

Python

Kurang dari 1 tahun lagi hingga hari akhirnya Python 2 (pep-0373). Waktu yang lama untuk seorang manusia, tetapi waktu yang sebentar untuk sebuah proyek. Meskipun kebanyakan proyek open source sudah menggunakan Python 3, masih ada saja referensi pada Python 2. Pustaka yang mengubah kode secara otomatis memang terlihat menggiurkan, tetapi inspeksi manual tidak bisa ditinggalkan begitu saja.

Ubuntu

Ubuntu release schedule.

Sama halnya dengan PHP 5.6, Ubuntu 12.04 diberikan umur lebih panjang daripada Ubuntu 14.04. Karena Ubuntu LTS hanya rilis 2 tahun sekali, dan supportnya hingga 5 tahun, kita tidak perlu terlalu khawatir kalau masih menggunakan Ubuntu 16.04. Meski tetap saja sistem yang baru akan lebih bagus.

Sebelum ada yang mengirim surel berisi kebengahan atas dimasukkannya Ubuntu dalam post ini, padahal bukan proyek open source. Ya, aku mengerti, tetapi Ubuntu adalah distro Linux yang paling umum. Besar kemungkinan distro ini digunakan baik untuk production, ataupun untuk local development. Kalau kalian menggunakan Archlinux atau Gentoo, maka bagian ini mungkin tidak terlalu berguna kalian. Tetapi esensinya adalah, bahwa sistem operasi tidak bisa dipisahkan dari kehidupan pemrograman sehari-hari.

Berhenti Mengikuti Tren

Bukan berarti tren adalah hal buruk. Tetapi mengikuti tanpa mengerti adalah hal buruk. Beda halnya jika mengikuti dengan niat untuk belajar. Hanya karena semua orang membuat hal dengan “machine learning”, bukan berarti kita harus membuat produk dengan embel-embel tersebut. Mungkin tren tidak terlalu berpengaruh pada pemrogram di Indonesia. Tetapi hal ini tetaplah penting. Pelajarilah hal yang membuatmu tertarik.

Beberapa tren yang sudah lalu dan terbukti tidak lebih baik adalah: MongoDB, Web Components, dan Flow.

Mulai Gunakan Linter

Menulis kode adalah hal yang susah. Tetapi membaca kode adalah hal yang lebih susah. Karena itu, menulis kode yang mudah dimengerti orang lain adalah hal yang sangat berguna. Ada baiknya menggunakan sistem yang disepakati bersama. Konvensi adalah satu hal, perbaikan otomatis adalah hal yang lain. Maka dari itu, mempelajari alat-alat analisa kode statis (phew) adalah hal yang bagus untuk mulai dilakukan tahun ini. Beberapa alat tersebut yang aku gunakan adalah:

Apapun yang kamu lakukan di tahun 2019 ini, itu adalah pilihanmu. Tetaplah belajar, dan tetaplah membuat.

--

--