Haruki Murakami : Tsukuru Tazaki tanpa warna dan tahun ziarahnya (Review)

Ryoka
Ryoka Site
Published in
5 min readDec 30, 2021
Haruki murakami “Tsukuru Tazaki tanpa warna dan tahun ziarahnya”

Tulisan dipenghujung akhir tahun ini, saya mau mengulas sedikit buku novel yang sudah saya selesaikan bacanya kemarin yaitu karya milik Haruki Murakami yang berjudul “Tsukuru Tazaki tanpa warna dan tahun ziarahnya”. Buku yang saya abaca tersebut sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia.

Sebenarnya sudah mengenal Haruki Murakami sudah lama, tapi baru baca karangan bukunya di tahun ini. Menyesal? Tidak juga. Justru dengan menyelesaikan satu buku, saya sendiri malah tertarik membaca karangan dari Murakami yang lainnya. Tentunya saya menginginkan yang sudah diterjemahkan ya. Kalo full inggris mungkin bisa lama untuk memahami-nya.

Tsukuru Tazaki tanpa warna dan tahun ziarahnya merupakan novel dengan cerita yang pelik namun selalu penasaran dengan karakter tokoh yang diceritakannya. Diawali dengan Tsukuru yang merasa hidupnya sudah hancur karena dikeluarkan dari klub pertemanan yang sudah terjalin erat semenjak sma. Hal itu menjadi pukulan telak bagi Tsukuru untuk menatap kehidupannya kedepan. Dia selalu merasa lemah dan depresi memikirkan itu semua.

Saat sma Tsukuru tergabung dalam ikatan pertemanan yang terdiri dari 5 orang yaitu Tsukuru, Ao, Aka, Kuro dan Shiro. Bagi Tsukuru pertemanan erat mereka sangatlah berharga. Ia selalu menganggap dirinya lah yang beruntung bisa mendapatkan teman seperti mereka yang punya warnanya masing-masing sementara Tsukuru seperti tidak memilki warna dan tidak menonjol dalam klub pertemanan itu. Meskipun begitu teman-temannya tidak mempermasalahkan itu. Kelima orang itu tergabung dalam klub sukarela yang mengajarkan anak-anak untuk belajar dan bermain music sehabis sekolah.

Namun, semuanya berubah ketika lulus sma. Tsukuru memutuskan untuk meninggalkan Nagoya dan memilih Tokyo untuk dijadikan tempatnya untuk kuliah di universitas Teknik karena dia tertarik dengan stasiun kereta api. Sedangkan keempat lainnya memilih bertahan dan kuliah di Nagoya. Meskipun begitu, masing-masing anggota klub sukarela itu masih aktif meskipun kehilangan Tsukuru yang pindah ke Tokyo.

Beberapa waktu kemudian, Tsukuru mendapat pekerjaan di sebuah stasiun. Ketertarikannya pada stasiun kereta membuahkan hasil dimana dia ikut merancang dan membangun sebuah stasiun. Namun, ketika Kembali ke Nagoya dirinya merasa mulai dijauhi teman-temannya. Dia mencoba mendatangi maupun menelpon rumah temannya namun jawabannya cukup membuatnya frustasi. Dia dikeluarkan dari klub sukarela dan ini membuatnya bertanya-tanya, ada apa gerangan?

Tsukuru memutuskan Kembali ke Tokyo dan memutuskan untuk tidak Kembali lagi ke Nagoya dalam waktu yang lama. Dia sakit hati dikeluarkan dari klub pertemanan yang sudah ia jaga selama ini tanpa sebab tanpa alasan. Di sebuah kafe, ia bertemu Sara, teman wanita dekat-nya Tsukuru yang agak lebih tua dibandingkan dengannya. Bisa dibilang kekasih namun saya sendiri belum yakin dengan itu. Bersama Sara, Tsukuru curhat tentang masalah itu. Sara pun cukup prihatin dengan apa yang dialami Tsukuru.

Tsukuru memutuskan untuk tidak memikirkan klub pertemanannya di Nagoya. Ia mulai Kembali menjalani kehidupannya dan menutup rapat hubungan dengan teman-teman semasa sma-nya. Ia Kembali mengatur pola makannya, sebelumnya ia kurus karena mungkin banyak pikiran. Tiap pagi mulai berenang di kolam renang kampus.

Tubuh Tsukuru mulai kebentuk dan berubah dari sebelumnya. Di kampus ia bertemu Haida saat berenang. Haida lebih muda dari Tsukuru. Dia adalah mahasiswa jurusan fisika di universitas yang sama dengan Tsukuru.

Seiring berjalannya waktu, Haida mulai menjadi teman dekat Tsukuru. Hampir tiap minggu, Haida mampir ke apartemennya dan memainkan piringan hitam lagu-lagu klasik hingga akhirnya memutuskan bermalam disitu. Mereka berdua saling bertukar pikiran hingga larut malam dan paginya berenang di tempat yang sama.

Pertemanan dengan Haida membuat Tsukuru tertarik apalagi dengan pemikiran Haida itu sendiri. Namun, hubungan pertemanan itu juga mulai surut. Haida mulai jarang ditemuinya di kolam renang sampai akhirnya ia menemukan informasi bahwa Haida Kembali ke kampung halamannya untuk sebuah urusan. Tsukuru pun berusaha berpikir tenang mungkin saja ada keperluan keluarga.

Satu dua minggu berlalu, Tsukuru masih belum mengetahui kabar kembalinya Haida. Dia pun kembali lagi berpikir positif dan mulai menjalani kehidupan seperti biasa. Ia bertemu dengan Sara lagi di sebuah kafe. Sara masih tertarik membahas klub pertemanannya Tsukuru dan mengapa ada keputusan seperti yang diceritakannya beberapa waktu lalu.

isi bukunya

Ditengah padatnya pekerjaan Sara, ia pun mulai meminta Tsukuru untuk memberikan nama-nama temannya di Nagoya untuk diselidikinya. Baginya, jika urusan tersebut tak diselesaikan maka akan menjadi ganjalan di hati selamanya. Awalnya ragu, akhirnya Tsukuru mengirim email ke Sara tentang data-data temannya di Nagoya.

Tsukuru mengagumi Sara sejak lama, dia juga sudah mulai berhubungan. Hingga akhirnya Sara menyodorkan map berisi informasi teman-teman Tsukuru di Nagoya. Tsukuru tercengang dengan informasi yang dipaparkan Sara namun dia mulai memberanikan diri mengurus masalah ini dan ia ingin tahu jawaban yang sebenarnya, mengapa ia dikeluarkan di klub pertemanan itu.

Dari data Sara, bisa disimpulkan: Ao bekerja di bidang penjualn mobil lexus, Aka mendirikan perusahaan untuk melatih karyawan perusahaan, Kuro pindah ke Finlandia dan hanya Shiro yang datanya tidak ditemukan. Kata Sara sepertinya Shiro sudah meninggal.

Tsukuru menyempatkan diri Kembali ke Nagoya menemui teman-temannya. Ia bertemu Ao dan Aka. Dari keduanya ia terguncang kalau ia dikeluarkan karena dituduh telah memperkosa Shiro saat berkunjung ke Tokyo. Mereka berdua juga sebenarnya tidak percaya dengan apa yang dikatakan Shiro. Kuro pindah ke Finlandia ikut suaminya. Shiro terbunuh di apartemennya di Hamamatsu.Tsukuru mulai menjelaskan kepada Ao dan Aka bahwa itu semua salah. Ia juga mempertanyakan kenapa saat pemakaman Shiro, ia tidak diberi kabar. Ao dan Aka hanya menyarankan untuk menemui Kuro yang kini tinggal di Finlandia yang mungkin tahu dengan apa yang terjadi selama ini.

Tsukuru Kembali ke Tokyo dan mulai mengajukan cuti agar bisa pergi ke Finlandia menemui Kuro. Sara membantu Tsukuru dan mengurus perjalanannya ke Finlandia. Bagi Tsukuru, ini adalah negara pertama yang ia kunjungi.

Di Finlandia, dengan bantuan teman Sara yakni Olga. Tsukuru akhirnya bisa menemui Kuro yang kini ingin dipanggil dengan panggilan Eri saja. Eri juga terkejut dengan kehadiran Tsukuru di vila musim panas keluarganya. Ia masih tak percaya apa itu Tsukuru atau bukan, sudah hamper 16 tahun tidak bertemu sosok temannya itu.

Tsukuru beruntung Kuro (Eri) mendapat keluarga yang baik di Finlandia yang kini sudah dikarunia dua orang anak perempuan. Tsukuru pun disuguhi kopi, Eri mulai menceritakan apa yang terjadi selama ini. Ia sebenarnya juga kurang yakin dengan perkataan Shiro bahwa Tsukuru telah memperkosanya. Eri menganggap Shiro seperti mentalnya terganggu. Shiro adalah perempuan pemalu dan suka musik. Lanjut, ia juga sudah menganggap Shiro keluarganya sendiri bahkan ia selalu hadir dan merawat Shiro ketika mengalami masalah mental yang serius. Tetap saja hal itu membuat Eri semakin tidak kuat, ia mempertanyakan keputusan Shiro yang pindah sendiri ke Hamamatsu hingga akhirnya terbunuh di apartemennya. Eri menyesali perbuatannya mengapa ia meninggalkan Shiro.

Tsukuru berhasil mendapatkan jawaban yang sebenarnya mengapa ia dikeluarkan di klub pertemanan yang telah erat semasa sma itu. Baginya, kini ia sudah lega dengan pemecahan masalah yang telah selesai dan mengganggu ini. Ia pun Kembali ke Jepang dan ingin menemui Sara. Entah mengapa ia mendapatkan wejangan yang serius dari Eri untuk mendapatkan hati Sara.

Ini ceritanya cukup bagus, namun masih bikin mangkel “Bagaimana kelanjutan hubungan Tsukuru dengan Sara?”. Pada bab akhir sebenarnya saya menginginkan jawaban itu, tapi yasudahlah..menggantung dan menimbulkan tanya…apa Tsukuru berhasil menikahi Sara dkk Sangat menyebalkan..sama dengan beberapa film anime yang saya tonton dengan ending yang menggantung seperti itu..

Saya sudah puas membaca novel ini, pembangunan karakter dalam cerita serta penyelesainnya. Namun, di beberapa bab saya sedikit mangkel juga dengan basa-basi yang sedikit panjang dan itu kadang saya skip atau baca intinya saja… (8/10)

--

--