Komunikasi Efektif untuk Diskusi Efektif

Shafiera Syumais Aziz
SADEVA SATYAGRAHA
Published in
4 min readJul 14, 2015

“Focus your attention on the quality of your words, and not the quantity, because few sensible talks attracts millions of listeners more than a thousand gibberish.” — Michael Bassey Johnson

Manusia, pada hakikatnya, dari mulai ia dilahirkan sampai ia beranjak dewasa dan kemudian lansia, menjalani tahap pembelajaran tanpa henti. Memang tidak semua pembelajaran bersifat aktif, namun sadarkah manusia, bahwa setiap harinya mereka menemukan pelajaran yang bisa mereka ambil di hidup mereka?

Pembelajaran aktif sendiri seringkali menerapkan metode yang beragam. Ceramah, tanya-jawab, demonstrasi, dan diskusi menjadi beberapa contoh metode yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran tersebut. Tiap metode memiliki keunggulan dan kegunaan yang berbeda, tergantung tujuan manusia yang menerapkannya. Contohnya saja, ceramah dipakai untuk proses pembelajaran yang audiensinya banyak agar materi bisa tersampaikan secara merata, sedangkan demonstrasi dilakukan dalam situasi dimana penerima materi ditunjukan suatu alat peraga supaya informasi yang mereka terima lebih konkrit atau lebih mudah dimengerti.

Metode yang akan dibahas pada tulisan ini adalah metode diskusi. Metode diskusi menjadi penting karena seseorang tidak hanya belajar suatu subjek dari sudut pandang dirinya saja, tetapi juga dari sudut pandang orang lain. Hal ini akan mengajarkan tidak hanya tentang pokok permasalahan yang dilontarkan dalam lingkar diskusi, tapi juga tentang etika berbicara dengan orang lain dan menerima sudut pandang orang lain.

Diskusi

Metode diskusi adalah kegiatan yang bersifat kelompok dan bertujuan untuk menemukan kesimpulan dari permasalahan yang dibahas di dalamnya. Diskusi selalu diarahkan kepada pemecahan masalah yang menimbulkan berbagai macam pendapat dan akhirnya diambil suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh anggota dalam kelompoknya (Abu Ahmadi, 1986: 114). Metode diskusi dimaksudkan untuk merangsang pemikiran serta berbagai jenis pandangan (Muhaimin, dkk, 1996: 83).

Diskusi membuat suasana pembelajaran akan berkembang, karena konsentrasi peserta diskusi terfokus pada masalah yang sudah didiskusikan. Selain itu, diskusi juga bisa mengajarkan partisipannya untuk bersikap toleran, kritis dan sistematis; dapat mengingat dengan mudah kesimpulan dari masalah yang didiskusikan karena partisipan mengikuti alur berpikir diskusi dari awal; dan memberikan pengalaman kepada partisipan tentang etika bermusyawarah.

Sampai di sini, memang diskusi diketahui merupakan cara yang baik dalam pembelajaran. Namun, setiap hal pasti memiliki sisi negatifnya. Selain dampak positif yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu dampak negatif dari sebuah diskusi adalah dominasi peserta yang memiliki keberanian tinggi, sehingga mengurangi peluang peserta lain untuk berpartisipasi. Lalu, tidak jarang juga didapati adanya penyimpangan pembahasan permasalahan dalam forum diskusi. Tidak hanya itu, diskusi biasanya memakan lebih banyak waktu dibandingkan dengan metode ceramah

Seperti yang telah disebutkan, diskusi merupakan sebuah kegiatan kelompok. Hal ini menjadikan komunikasi interpersonal suatu hal yang patut diperhatikan. Komunikasi yang baik menjadi kunci efektif atau tidaknya sebuah diskusi.

Komunikasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yg dimaksud dapat dipahami. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang harus menggunakan terutama tiga indra yang dimilikinya. Indra-indra tersebut adalah penglihatan, kinestetik, dan auditori. Bukan hanya harus memiliki kemampuan berbicara dengan baik, tapi, dalam komunikasi, manusia juga harus bisa mendengar dan menyimak sama baiknya.

Diskusi yang Efektif

Kunci keefektifan sebuah diskusi ada pada pemimpin diskusi, atau biasa disebut sebagai moderator. Menjadi komunikator yang baik merupakan hal yang harus dimiliki seorang moderator. Segala informasi dan pendapat yang dilemparkan ke dalam forum diskusi harus bisa ia simpan dengan baik, sehingga pada akhir diskusi hal tersebut dapat direview kembali untuk diambil sebuah kesimpulan. Sealin itu, seorang moderator harus bisa menentukan arah dan alur diskusi yang dipimpinnya.

Alur diskusi merupakan tahapan demi tahapan peristiwa atau kegiatan yang dilakukan di dalam forum diskusi. Diskusi biasa diawali dengan pembukaan yang dilanjutkan dengan perkenalan pemimpin diskusi, kemudian penarikan fokus peserta forum terhadap pemimpin diskusi, lalu pembahasan inti diskusi, dan penutupan forum diskusi. Pembahasan inti diskusi itu sendiri terbagi menjadi empat, yaitu pengenalan pokok permasalahan diskusi, pengkajian akan masalah yang telah dilontarkan, tanya-jawab antar peserta diskusi, dan review materi diskusi. Diskusi ditutup dengan kesimpulan dari hasil kaji yang telah dilakukan peserta forum dalam pembahasan inti diskusi.

Berbeda dengan alur, arah diskusi adalah arah pembahasan materi yang didiskusikan. Contoh sebuah diskusi yang sedang membahas tentang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia. Arah diskusi dapat berjalan dengan membahas PLTN di negara yang telah mengimplementasikannya terlebih dahulu, lalu kemudian membahas pro dan kontra yang terjadi di Indonesia, dan apakah Indonesia sudah siap memakai teknologi PLTN.

Setelah mengetahui alur dan arah diskusi, dapat dilihat bahwa dua hal tersebut harus dijaga dengan baik oleh pemimpin diskusi agar forum diskusi tetap kondusif dan tidak keluar dari pokok permasalahan yang sedang dibahas.

Namun, selain berpedoman kepada pemimpin diskusi, tetap harus diingat bahwa yang menyalurkan informasi demi informasi dalam forum tetaplah peserta forum. Sehingga, peserta forum diskusi juga harus menjaga dirinya untuk tetap menjadi komunikator yang baik.

Diskusi yang efektif berhubungan erat dengan komunikasi yang efektif. Beberapa hal yang harus dilakukan agar hal tersebut tetap bertahan adalah dengan memastikan hal yang disampaikan jelas dan spesifik, serta mendengar secara aktif, menerima tanggapan atau feedback dari orang lain secara terbuka, jujur, serta bertanya untuk mengklarifikasi apakah informasi yang diproses pendengar benar atau tidak. Dengan melakukan komunikasi efektif, komunikator dapat menjaga ketersampaian informasi, sehingga tercipta situasi yang kondusif dan tidak menyimpang dari alur atau arah diskusi yang telah ditentukan oleh pemimpin diskusi.

Sumber:
Anas, Muhammad. 2014. Mengenal Metodologi Pembelajaran. Pasuruan: CV. Pustaka Hulwa
Denny, Richard. 2015. Jurus Maut Komunikasi. Yogyakarta: Bright Publisher
http://kbbi.web.id/komunikasi diakses pada 14 Juli 2015 pukul 20.26

Shafiera Syumais Aziz — 19914132
14 Juli 2015

--

--