MANAGING COMMUNITY CONFLICT : THIRD-PARTY ROLE

Hanif Wedyadiputra
SADEVA SATYAGRAHA
Published in
3 min readAug 29, 2015

Mengelola suatu konflik merupakan peran yang tepat bagi orang yang bergelut di bidang pengembangan komunitas. Karena konflik itu sendiri tidak mungkin dihindari, coping terhadapnya secara kreatif adalah hal yang penting. Conflict intervenor (orang yang melakukan intervensi terhadap konflik dalam komunitas) harus memiliki tujuan untuk membuat anggota yang lemah atau tidak memiliki kekuatan untuk mampu menentukan sendiri pilihan hidupnya ataupun tujuan komunitasnya.

Conflict intervenor akan lebih efektif jika ia berperan sebagai pihak ketiga. Sebagai pihak ketiga, ia berperan sebagai mediator diskusi rasional, bertanya secara terbuka, bertanya tanpa menilai/menghakimi yang mana semuanya mebutuhkan kemampuan untuk menghadapi perasaan dan isu konflik yang terjadi. Mediator pun memfasilitasi pihak lawan mengenai alternatif, penyesuaian, serta isu. Mediator bersikap terbuka dan berkomunikasi secara 2 arah dengan pihak yang difasilitasinya.

Pihak ketiga dapat mengelola konflik dengan beberapa cara seperti coercion, contingent reward, dan indirect persuasion. Jika menggunakan coercion, pihak ketiga harus memiliki cukup kekuatan untuk menggerakkkan komunitas agar proses penyesuaian selaras sesuai dengan apa yang ia rencanakan. Misalnya: ‘‘Jika Anda tidak bisa menyepakati nya menjadi satu hal, saya tidak mau menerima request apapun dari Anda’’. Cara contingent reward dilakukan dengan memberikan hadiah dan atau penghargaan bagi orang-orang yang mau berpartisipasi dalam mengelola konflik. Misalnya : “Saya akan mengundang Pak Gubernur kemari jika anda dapat ...”. Pihak ketiga yang menggunakan cara ini biasanya sering menemukan kesulitan dalam mengelola konflik.

Cara ketiga adalah indirective persuasion. Dengan cara ini kita tidak memaksakan ataupun mensugestikan cara penyesuaian yang dilakukan oleh anggota, melainkan saling mengakomodasi pandangan kedua belah pihak dan membuat kesepakatan akan solusi yang diajukan. Terdapat 6 tahap/strategi dalam melakukan pendekatan ini (Robinson, 1978). Berikut merupakan tahapannya:

1. Menginisiasi dialog secara objektif.
a) Memberitahukan proses diskuksi kepada seluruh anggota.
b) Membuat peraturan dasar yang disepakati oleh semua orang.
c) Channel communication (menggunakan feedback).

2. Melibatkan semua anggota.
a) Bertanya dan stimulasi.
b) Mendengarkan secara aktif.
c) Terima perasaan apa adanya, tidak menghakimi/menilai.
d) Gali penyebab dari suatu perasaan atau pemikiran.

3. Mengasimilasi perasaan dan informasi (merekam perasaan dan informasi agar semua orang dapat mengetahuinya).
a) Rekam, strukturkan, dan organisasikan perasaan, fakta, kesepakatan, dan ketidaksepakatan.
b) Kembangkan alternatif solusi yang bisa mendatangkan benefit.

4. Dorong untuk diadakannya suatu perjanjian/kesepakatan (agreement).
a) Partisipan memiliki hak untuk setuju dan tidak setuju.
b) Gugah untuk menunjukkan pikiran dan perasaan yang sesungguhnya.

5. Negosiasi perbedaan.
a) Temukan sudut pandang keduabelah pihak mengenai suatu isu dan penyebab.
b) Rekam, strukrisasi, dan organisasi ketidaksepakaan.
c) Prioritas isu. Bahas mulai dari yang paling tidak penting permasalahannya.
d) Cari penyesuaian dan solusi dari masing-masing individu secara bersama-sama.
e) Buat peraturan dasar bagi pihak ketiga (hindari memberi solusi secara langsung, gunakan feedback yang tepat).

6. Mengukuhkan perjanjian/kesepakatan.
a) Review kompromi yang telah diutarakan.
b) Siapkan contract summary.
c) Cek keakuratan persepsi.
d) Konfirmasi area kesepakatan/ ketidak sepakatan.

Sebagai pihak ketiga, kita harus memahami filosofi dari konflik dahulu, sehingga dapat membantu pihak komunitas untuk dapat mengembangkan berbagai penyesuaian dan solusi. Dengan ini seorang Indirect persuader harus memahami konflik baik secara teoritis maupun praktis, memahami proses dalam kelompok, dan adanya pengalaman bekerja dalam kelompok.

Muhamad Hanif Wedyadiputra // 15414085

Referensi :

Robinson, J.W., Jr. (1978). A Conflict Management Training Program : A
Leader’s Guide for Extension Professionals.

http://www.community.vitechcorp.com

--

--