Merenungkan Nasib, J. E. Tatengkeng

Arif Abdurahman
sajakpagi
Published in
1 min readAug 8, 2018

Mengapa melati tak riang kembang,
Sedang pagi disepuh embun?
Mengapa gelatik melayang bimbang,
Sedang padi kumpul bertimbun?

Mengapa cemara nan kian tunduk,
Sedang syamsu asyik melambai?

Mengapa anak bermurung duduk,
Adakah cita yang tak tercapai?

Ah, Ibu,

Apa melati ‘kan riang kembang,
Kalau kuntum rindu penanam?

Apa hati ‘kan riang senang,
Teringat untung di masa benam?

Tapi ibu

Anakda tidak mendendam angan,
Tidak piara sakit di hati.
Selama kuat kaki dan tangan,
Kuabdi Ibu!… Kusedia hati.

--

--